Empat Puluh Delapan

1.6K 96 4
                                    

Mereka sampai di bandara dengan aman merupakan salah satu hal yang setidaknya membuat Nicholas bisa bernapas dengan lega. Mereka hanya perlu menunggu prosedur terbang untuk Rowan dan Bria.

Baru saja, Headquarter Royal Investigation juga memberikan informasi jika Wendy kepala Cyber Crime mereka telah menemukan transaksi mencurigakan di salah satu Online Company. Dan bisa di pastikan jika, perusahaan itu memiliki hubungan dengan sindikat Red Tiger.

Salah satu informan mereka yang saat ini masih dalam penyamaran pun, berhasil menemukan kunci penting yang bisa menghubungkan mereka dengan Hector Donovan Eduardo. Kepala mafia Red Tiger yang tak lain adalah ayah Miguel. Nicholas sudah tak sabar ingin segera hengkang dari negara ini. Tapi anak buahnya belum juga memunculkan batang hidungnya.

"Apakah ada kendala? Kau belum juga memberiku kabar! Bisakah kau bilang jika kita membawa Bria dan Rowan menggunakan Jet Pribadi. Atau aku harus menghubungi Presiden Indonesia agar urusan ini di permudah." Ujar Nicholas ketika menghubungi salah seorang anak buahnya.

"Kami sudah selesai dengan prosedurnya Sir. Kami sedang menuju ke sana menggunakan mobil golf dan akan tiba dalam beberapa menit." Ucap salah satu anak buahnya di sebrang sana.

"Baik Terimakasih. Kita sedang berperang dengan waktu Aditya. Saya harus cepat pergi sebelum Miguel menyadari jika kami sudah pergi."

"Baik Sir."

"Sampaikan pesanku pada Edison Stokes. Pria itu harus mengubungi Rodwick. Aku tidak bisa mempercayai siapapun. Kau hanya perlu katakan padanya. Edison harus menemui Rodwick pesan yang perlu pria itu sampaikan hanya satu kata "Nebraska". Setelah itu sampaikan pada Edison untuk membawa seluruh keluarga dan kekasihnya ke Stockholm. Ada kemungkinan mereka di intai pembunuh bayaran."

"Baik Sir."

"Jangan pernah menghubungi nomor asliku. Kemungkinan nomor itu di sadap sangatlah besar. Kau hanya perlu menghubungiku melalui nomor ini." Ucap Nicholas seraya mengeluarkan secarik kertas berisi informasi dari saku jas yang nanti akan ia berikan kepada Aditya. "Tetap pantau semua pergerakan Miguel di Indonesia. Sampaikan juga pesanku pada Presiden Indonesia, jika aku akan dengan senang hati menjamu beliau ketika berada di New York nanti."

"Baik Sir. Ada lagi Sir?"

"Sudah cukup. Hati-hati dan terimakasih Aditya. Ingat penyamaranmu tidak boleh terbongkar. Pria itu mungkin tidak akan pernah curiga mengingat kau warga asli Indonesia. Tapi tidak ada salahnya untuk hati-hati. Jika ada hal yang sekiranya janggal dan mengancam keselamatanmu. Kembalilah ke markas besar secepatnya. Kami tidak ingin kehilangan salah satu anggota unggulan kami. Mengerti Aditya."

"Mengerti Sir."

"Good. Saya sudah bisa melihat mobil golfmu semakin mendekat." Ucap Nicholas kemudian mematikan panggilan itu.

Saat mobil golf itu telah sampai di dekatnya. Beberapa orang Nicholas ada yang mengurus Bria dan Rowan. Sedangkan ia sendiri masih meiliki kepentingan dengan Aditya.

"Aditya, jika Rodwick menghubungi mu katakan padanya untuk menghubungiku. Kode yang pria itu harus katakan padamu hanya Nebraska. Setelah itu berikan nomor ponsel sekali pakai yang saat ini sedang saya gunakan. Ingat Aditya. Pria itu harus mengatakan Nebraska. Saya tidak ingin oprasi yang sudah kita lakukan beberapa bulan terakhir gagal."

Pria itu mengangguk. "Baik Sir."

"Good! Keep safe Aditya."

"Baik Sir."

Setelahnya Nicholas bergabung bersama Aurora dan yang lain di dalam Privat Jet miliknya. "Sampaikan pada pilot kita pergi sekarang!" Ujarnya pada salah satu awak pesawat yang ia temui begitu memasuki pesawat jet itu.

"Baik Sir."

Sedikit lagi Aurora.
Aku akan memastikan kau akan baik-baik saja.

——————————

"Sir maafkan kami. Kami kehilangan mereka."

Miguel yang kala itu tegah menikmati semangkuk Soto Boyolali di kamar hotelnya mendadak kehilangan selera. Tatapan pria itu membuat kedua anak buahnya ciut.

Miguel sangat marah.

"Kalian tau? Ada salah seorang anggota FBI yang mberiku kenang-kenangan ini." Ucap Miguel seraya menyentuh benda hitam yang ada di atas meja. "Glock 20." Gumamnya. "Kalian tau.. Ahh.. Pria itu sebenarnya tidak memberiku kenang-kenangan. Lebih tepatnya aku mengambil pistol ini setelah aku melubangi kepala pria itu. Haha" tambah pria itu tertawa licik.

"Ampuni kami Sir." Ucap salah satu anak buah yang saat ini berlutut di dekat meja dan kursi yang Miguel duduki. "Kami memiliki anak dan istri."

"Pistol ini memiliki 15 peluru di dalamnya. Kira-kira, berapa peluru yang harus bersarang di dalam tubuh kalian. Kalian membuat nafsu makan siangku hilang. Ganjaran apa yang sangat cocok untuk kalian. Haruskah aku mengkuliti kalian?"

"Saya mohon ampuni kami Sir."

"Bisakah kau diam.!" Tuding Miguel seraya menempelkan pistol itu di jidat salah satu anak buahnya." Suaramu membuatku semakin kesal. Bisakah kau diam!!"

Dua orang yang tengah berlutut itu pun tiba-tiba diam.

"Miguel lepaskan mereka. Kita tidak bisa menambah masalah lagi. Kraka mengatakan jika kita harus kembali secepat mungkin." Ucap Frankie begitu memasuki ruangan itu.

"Mereka sudah merusak makan siangku. Aku kesal sekali."

"Mereka warga lokal Miguel. Jangan membuat masalah!"

"Tapi mereka membuat Auroraku kabur Frankie." Ucap Miguel.

"Kau bisa mengejarnya lagi jika kau mau."

"Tidak!! Tua bangka itu akan sangat menyebalkan jika aku gagal dalam misi ini."

"Tapi tua bangka itu memanggilmu untuk kembali Miguel. Ayahmu menyuruhmu kembali." Ucap Frankie seraya memberikan kode kepada dua orang yang tengah menunggu eksekusi itu pergi secepat mungkin. Sial sampai kapan aku harus berurusan dengan bocah gila ini.

"Kau barusan bilang apa Frankie?" Ucap Miguel yang kemudian menoleh ke tempat di mana Frainkie tengah duduk dengan santai.

"Ayahmu, Hector menyuruhmu kembali. Sudah cukup kita bermain Miguel."

"APA? Tidak. Shit! Aku harus membawa gadis itu dulu."

"Tidak. Kita harus kembali hari ini.! Ramsey menunggu kita. Bereskan barangmu aku akan menunggu di lobby!"

"AGH....SIALAN TUA BANGKA ITU!" Teriak Miguel seraya melempar botol whiskey ke lantai. "Sial. Sial. Sial!"


Halo semuaaaa....
Sesuai janjiku kemarin hari ini aku up chap 48.. yay

Besok aku up lg chapter selanjutnyaa...
Selamat membaca semuanyaaa..
💕💕

Aurora Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang