Empatpuluh Empat

18.4K 1K 42
                                    

Stockholm, Swedia

    At Headquarters The Royal Of Investigation and Security Services.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup memakan waktu. Dari Philadelphia menuju markas besar mereka di Stockholm. Jet pribadi mereka pun sudah mendarat mulus. Dan memasuki Hanggar*. Dimana beberapa pesawat tempur dan kendaraan lain markas mereka berada.

Begitu mereka keluar dari pesawat. Beberapa staf handal yang kebetulan Nicholas, Carley dan Benedict temui di sepanjang koridor pun tak luput dari sapaan mereka.

Tak ingin membuang waktu. Nicholas yang sudah sangat penasaran dengan apa yang sudah hacker mereka temukan tak ingin menunggu lagi.

"Aku akan ke divisi Cyber Crime. Aku sudah tidak bisa menunggu lebih lama.," Ujar Nicholas pergi begitu saja menuju ruangan dimana IT dan Hacker handal kantor itu berada.

"Kau tidak ingin menemui para tetua terlebih dahulu.," Tanya Benedict seraya mengejar laju jalan Nicholas yang setengah berlari.

"Aku rasa memang lebih baik kita ke sana dulu Benedict. Aku akan ikut bersama Nicholas, Ben. Kau bisa sampaikan salam kami pada tetua.," Kata Carley mencoba meminta pengertian dari temannya itu.

Benedict hanya mengangguk singkat. Tanpa basa basi pria itu pergi meninggalkan Carley dan Nicholas.

Saat Nicholas sudah hampir sampai ruangan Hacker mereka berada. Di tengah jalan ia berhenti.

"Apa yang salah Nicholas.?" Tanya Carley begitu melihat temannya berhenti di tengah jalan.

"Bukannya itu Wendy.," Ucap Nicholas menunjuk siluet wanita yang sepertinya tak asing di matanya.

"Wake up dude.! Sejak kapan hacker mengerikan rekrutaanmu itu memiliki rambut hitam. Kau sangat tau kan bagaimana wanita aneh satu itu.,"

"Tentu saja aku tau. Maka dari itu aku hanya ingin memastikan itu memang dia atau bukan.," Ucap Nicholas melanjutkan jalannya menuju Divisi Cyber Crime berada.

Begitu sudah sampai di divisi Cyber Crime. Dan menemukan wanita berambut pink panjang. Yang tengah asik dengan layar komputer besarnya itu. Nicholas dan Carley pun memutuskan masuk.

"Apa yang sudah kau berhasil temukan dari kantor palsu itu Wendy.?"

Tanya Nicholas seraya duduk di meja bundar. Tempat dimana para anggota divisi itu menghabiskan waktu untuk rapat.

"Kalian sudah datang.," Sapa gadis berambut pink itu dari kursi putarnya.

"Apa yang kau temukan Wendy.," Tanya Carley yang masih asik berdiri di dekat pintu dan kaca pembatas ruangan itu.

"Nothing.! Aku tidak menemukan dokumen atau bukti bukti, yang bisa kita gunakan untuk memastikan apakah Regan Adversiting Agency itu benar benar ada Carley.," Jawab Wendy.

"Lalu apa yang kau temukan.? Benedict sendiri mengatakan padaku. Jika kau menemukan bukti kalau identitas Evans itu sebenarnya Miguel.," Tanya Benedict sembari memandangi Wendy yang masih setia duduk di depan layar pintarnya.

Melihat tatapan Nicholas yang begitu menusuk. Wendy pun ahirnya memutuskan berdiri mengitari beberapa layar besarnya. Guna menghampiri kedua pria yang tengah asik duduk di meja bulat ruangannya.

Sambil memberikan beberapa lembar kertas untuk mereka pelajari. Wendy pun berkata.

"Saat aku dan yang lain meretas semua PC yang ada di kantor itu. Kami tidak bisa menemukan apapun. Bukannya aneh kantor sebesar itu tidak memilikki dokumen penting. Even, itu hanya bukti pembayaran atau monthly report pun juga tidak ada.?"

Aurora Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang