Pagi yang tidak begitu cerah dan petir menyambar membangunkan Aurora dari tidurnya. Jam menunjukan pukul 6 pagi. Tuhan terimakasih atas napas hidup ini. Ucap Aurora seraya duduk dan menarik selimutnya hingga menutupi paha. Rutinitas paginya selalu ia awali dengan ucapan syukur. Ia duduk memandangi jendela. Di luar masih gelap rintik hujan juga menyapa paginya. Aurora bangkit dari tempat tidurnya ia mendekati nakas di dekat jendela kamarnya dan meminum mineral watter yang sudah ada di sana setiap paginya.
Dengan gontai ia berjalan menuju walk in closet yang berada di sisi kanan kamarnya. Ia menggati setelan tidurnya dengan baju olah raga yang cukup nyaman. Ia berjalan mengitari kamarnya untuk mengambil ponsel pintarnya yang berada di kasur. Ia berjalan keluar menuju ruang gym mansion rumah itu.
"Pagi Miss." Ujar salah satu pelayan rumah mereka. "Saya sudah menaruh protein shake di ruang gym seperti biasa. Apakah ada hal yang saya harus lakukan untuk anda pagi ini.?" Tambahnya. Aurora tersenyum ramah sepersekian detik. Di mansion itu ia yang selalu pertama bangun setiap paginya. Dan pelayan rumahnya ini yang selalu menyambutnya untuk pertama kali seraya membuatkan satu gelas protein shake kesukaannya. Pelayan rumahnya itu juga menyerahkan satu botol Hildon Mineral Water untuknya. "Your mineral watter Miss." Aurora mengambil botol itu dari nampan tak lupa mengucapkan terimakasih untuk pelayan rumahnya itu. "Terimakasih Anna."
Aurora memandangi botol kaca bening di tangannya itu. Air minum seharga 75 dolar itu sudah berpindah ketangannya. Ia ingat sekali bagaimana perdebatannya dulu dengan mamanya hanya karena sebotol air mineral yang saat ini berada di genggamannya itu. "Ma, kita mengabiskan 75 dolar hanya untuk satu botol air minum berukuran 750 ml. Semua air mineral rasanya sama saja mama. Fiji, Evian masih banyak merk yang lain ma. Bukankah ini membuang-buang uang." Keluh Aurora ketika ia mengetahui harga botol kaca bening yang selalu menghiasi beberapa sudut nakas rumah mereka.
"Beda! Tentu saja berbeda! Air ini berasal dari air hujan yang meresap melalui bukit kapur di pedesaan Hampshire. Bukan tidak mungkin orang-orang di Istana Buckingham memilih ini karena ada khasiatnya. Kamu tidak perlu memprotes mama untuk hal seremeh ini Aurora." Mamanya yang saat itu tengah menikmati Pain aux raisins dan secangkir teh di taman sisi belakang mansion mereka memandangi Aurora dengan tatapan tersinggung.
"Maksudku kita bisa menggunakan uang itu untuk melakukan hal yang lebih bermakna ma. Membantu orang lain mungkin."ujar Aurora.
Mamanya itu hanya diam saja. Tak lama wanita paruh baya cantik itu mengatakan. "Mama sudah melakukan banyak upaya untuk membantu orang lain Aurora. Mama tidak akan mendirikan Amanda Fund hanya untuk main-main. Semua pameran lukisan yang mama lukis di lelang untuk charity. Gala Night yang mama selalu adakan setiap tahun juga untuk kepentingan penggalangan dana untuk adik-adik kamu di Afrika sana. Kamu di sini meributkan sebotol air mineral dan membuat mama terdengar seperti wanita yang pelit. Sekarang mama yang ingin bertanya kepada kamu. Usaha apa yang sudah kamu lakukan untuk saudara kamu di luar sana.?" Aurora diam. Ia tidak akan pernah menang berdebat dengan mamanya.
Arurora melanjutkan perjalanannya menuju gym rumah mereka. Beberapa pelayan yang tengah sibuk membereskan ini dan itu selalu berhenti sejenak hanya untuk sekedar menyapanya. Ia menghabiskan waktu 30 menit setiap paginya di ruangan itu untuk berolah raga. Setelah selesai dari situ bergegas ia melanjutkan mandi paginya. Setelah ia mandi ia hanya melakukan rutinitas singkatnya ia hanya memerlukan sedikit moisturizer di wajahnya dan sedikit lipbalm untuk bibirnya. Ia memakai Balmain off-white monogrammed maxi dres miliknya serta black double-breasted coat miliknya yang juga berasal dari rumah mode yang sama. Di temani eden heel pump dari Ralph & Russo Aurora berjalan menuju meja makan menemui kedua orangtuanya dan kakak laki-lakinya yang tengah menyantap sarapan mereka.
"Guten morgen meine liebe (selamat pagi sayangku)." Sapa Amanda seraya memberi pelukan singkat untuk putrinya. "Selamat pagi mama."
"Coffe?" Tanya Amanda.
"Yes please. Aku sangat gugup pagi ini Ma. Luksemburg Project adalah project yang sangat penting bagi papa dan perusahaan sahabat karibnya. Memikirkannya saja membuatku sangat gugup, aku takut mengacaukannya saat presentasi nanti."
Ayahnya melirik sejenak. "Tidak perlu gugup. Luksemburg Project hanya satu dari sekian project kecil yang papa jalankan bersama dengan Derek. No worries kamu hanya akan bertemu dengan putranya hari ini. Papa yakin kamu sudah pernah bertemu dengannya. Dia teman mu kan Carl."
Carley, kakak Aurora yang saat ini tengah duduk di sebrangnya itu meng-iya kan. "Kau tidak perlu mengenalnya. Kakak hanya berharap hubungan kalian sebatas professional saja. Pria itu, agak sedikit hidung belang." Ujar Carley dengan nada tak perdulinya yang khas. "Noted." Ujar Aurora.
"Sekretaris Kakak sudah mengirimkan minutes of meeting dari rapat sebelumnya pada asistenmu. Hari ini kita hanya membicarakan beberapa usulan-usulan dari BOD (Board of Directors). Papa dan Derek mungkin akan ikut serta tapi pemegang project ini Nicholas. Aku yakin tangan dingin pria itu akan membuat Luksemburg Project menjadi lebih mudah dari yang sudah kita bayangkan. Ekspansi bisnis kita di sector food and beverage akan selesai jauh lebih cepat dari yang kita rencanakan."
"Apakah memang pria itu sangat terkenal. Aku tidak pernah mendengar nama itu dari Laura."
"Tentu saja kau tidak pernah mendengar namanya. Yang kau tau hanya Monkey D. Luffy." Ucap Carley sarkastik.
DI LAIN TEMPAT
Estonia, Northern Europe.
Sudah sewajarnya wanita itu akan merindukan aku bukan?
Pria berperawakan tinggi besar itu memandangi patung burung rajawali di sebrangnya dengan tatapan congkak. Cairan berwarna coklat pekat dan sebongkah batu es mencair tampak menjadi satu kesatuan dalam sebuah gelas kecil bulat. Ia menegak cairan itu perlahan seraya menikmati satu puntung rokok di tangan kanannya. "Ada kabar dari Nebraska bos." Ujar salah seorang pria yang tiba-tiba memasuki ruangannya.
"Ramsey memberi kabar jika kita harus meninggalkan Estonia secepat mungkin karena ada transaksi besar yang menunggu kita di New York. Barang dari Ramsey sudah berhasil melalui perbatasan. Beberapa anak buah juga sudah menunggu."
"Kau sudah tau apa yang harus kau lakukan. Siapkan semua barang yang kita perlukan! Aku mau malam ini seluruh transaksi di kota ini sudah harus selesai! Aku harus menemui boneka porcelain ku yang cantik di New York dan membuat pria tua itu mengakuiku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora Is Mine
Любовные романыAurora Kiera Loredan Wanita berparas cantik, memiliki khidupan sempurna dan juga memiliki segalanya . Harus menghadapi kenyataan pahit. Penghianatan dari calon tunanganya. Yang terpergok berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Ketika hatinya teng...