Empatpuluh

22.9K 1.4K 60
                                    

Aurora tidak tau apa yang menghantamnya pagi ini. Yang jelas susah sekali rasanya bernafas.

Badannya serasa ada yang menindih. Tapi, apa itu Aurora tidak tau.

Kakinya sulit sekali di gerakan.

Ia tidak tau bagaimana ia bisa menyalakan lampu.

"Astaga ada apa sih ini.," Teriak Aurora mencoba menggerakan badanya.

Ingin sekali memanggil Philippa. Tapi, karena kamar tidurnya kedap suara. Ia berteriak sampai pita suaranya putus pun, pasti sahabatnya itu tidak akan mendengar.

"Ini badan siapa sih. Astaga..," Keluh Aurora lagi.

"Tidur saja baby. Aku lelah sekali.," Ucap suara serak yang sangat akrab di telinganya.

"Nicholas.," Bisik Aurora sedikit tidak percaya.

"Ini benar kau.?" Ujar Aurora lagi.

"Don't ask me anythink baby. Aku lelah sekali.,"

"Ini benar kau.," Teriak Aurora

"Agrh. Tak perlu teriak. Oke.! Aku belum tuli.,"

"Keluar dari kamarku Nicholas.," Kata Aurora begitu tau siapa yang ada di kamarnya pagi itu.

"Ada apa denganmu baby.? Apa kau tidak merindukanku.,"

Tanya Nicholas bangun dari tempat tidur.

"Aku tidak tau apa yang saat ini kau dan semua orang rencanakan. Dan sejujurnya aku juga tidak perduli. Tapi Nicholas, aku ini wanita. Bukan rest area yang bisa saja kau singgahi setiap kau mau.,"

"Aku tidak mengerti arah pembicaraanmu Aurora.,"

"Look.! Aku tidak pernah meminta kau melindungiku. Aku tau, mungkin memang aku sedang dalam bahaya. Tapi kau ini wanita dewasa Nicholas. Aku bisa melindungi diriku sendiri. Dan aku sangat tau jika tidur dengan calon pengantin orang lain adalah hal yang sangat salah. Jadi, selagi aku bersikap baik. Maukah kau mencari tempat tidur lain.,"

"Ada apa dengan mu Aurora.?"

"Aku mohon keluar Nicholas. Please. Aku tidak ingin menjadi wanita gampangan yang mau saja tidur dengan calon suami orang.,"

"Aurora. Kita harus bic.,"

"Oke.! Aku yang keluar.,"

Ujar Aurora berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Nicholas.

Ia yakin ia sudah melakukan hal yang baik. Aurora bukan wanita gampangan. Dan melemparkan dirinya untuk Nicholas bukan hal yang tepat.

Ia butuh angin segar. Dan pagi subuh itu Aurora memutuskan untuk jogging sembari menenagkan pikiranya.

Untunglah segala perlengkapanya. Seperti baju, sepatu dan barang yang lain berada di kamar yang terpisah.

"Mau kemana.?" Tanya suara yang sangat akrab di telinganya itu.

"Kak Carley.? Sejak kapan kakak ada di sini.?"

Tanya Aurora begitu menemukan kakaknya dengan muka sembab sedang minum di dapur.

"Entahlah. Mungkin 3 jam yang lalu. Ahh.. aku ke sini bersama Nicholas. Kau sudah menyapanya.,"

"Aku harus berangkat sekarang kak.,"

"Kau mau kemana.," Tanya Carley begitu menyadari Aurora sedang memasangkan tali untuk Bria dan Rowan.

"Jogging. Kak Carley mau ikut.?"

Aurora Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang