Duapuluh Satu

79.3K 2.7K 43
                                    

Bagaimana bisa sekarang ia terdampar di penthouse Aurora. Padahal tadinya ia yang sangat ingin Aurora tidur di penthousenya. Tapi, sepertinya dewi fortuna sedang tidak di pihaknya malam ini. Well , Sebenarnya Nicholas sangat kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa ia harus demam saat bersama Aurora.

Nicholas hanya tidak ingin terlihat lemah di depan gadis itu.

Kalau boleh jujur kepalanya memang terasa seperti ingin pecah.

Tapi mau bagaimana lagi sekarang ia sudah ketahuan kalau saat ini ia sedang sakit. Jadi, yaa sudah mau bagaimana lagi. Melihat Aurora secemas ini membuat sesuatu dalam diri Nicholas lagi lagi menghangat.

Ohh Aurora, anak itu sangat curang bagaimana bisa ia berbuat seperti ini.

Saat marah pun gadis itu terlihat sangat cantik.

Ahh sial aku benar benar akan kalah jika begini.

"Bisa katakan padaku bagaimana kau bisa sakit,,"

Kata Aurora yang tiba tiba masuk ruangan itu

"Apa itu penting ,,"

"Tentu saja penting. Tapi ini gantilah bajumu ter lebih dahulu,,"

"Kau tau kan aku sedang sakit. Jadi bisakah kau mengantikan bajuku,,"

Canda Nicholas

"Apa kau mau mati Nicholas,,"

Jawab Aurora sarkastik

"Hahahha ,,"

Nicholas tidak pernah menyangka kalau menggoda wanita polos seperti Aurora adalah hal yang menyenangkan. Dan entah kenapa Nicholas sangat menyukai gadis itu di saat ia sedang murka. Selama ini ia bahkan belum pernah menggoda wanita seperti ini. Dari dulu selalu saja Nicholas yang selalu di goda para wanita. Entah itu hanya untuk one night stand atau mereka hanya ingin uangnya. Tapi entah mengapa saat ia bersama aurora, Nicholas merasa normal. Biasanya saat sedang sakit pun Nicholas selalu saja memaksakan diri ke bar. Baginya tempat itu semacam rumah sakit. Saat sedang bosan sedang senang atau pun saat ia merasakan hal yang lain tempat pelarianya pasti club malam.

Nicholas selalu merasa ia tak bisa jauh jauh dari tempat hiburan itu dan tentu saja dengan para wanita yang mungkin akan dengan senang hati melayaninya. Tapi, anehnya untuk hari ini ia merasa enggan menginjakan kaki di sana. Jangankan menginjakan kakinya mengingat para wanita yang selalu menggodanya ia merasa jijik. Merasa jijik dengan para wanita itu dan jugaa pada dirinya sendiri. Entah kenapa ia merasa begitu kotor.!

"Nicholas apa kau alergi sesuatu,,"

Teriak gadis itu dari luar ruangan

"Tidak memang ada apa,,"

"Ohh ya sudah. Aku hanya bertanya. Baru saja Philippa menanyakan apa ada sesuatu yang menbuatmu alergi,,"

"Memangnya apa urusanya ia menanyakan aku alergi atau tidak,,"

"Aku minta tolong padanya untuk membelikan aku bahan makanan. Aku harus memasak kau sedang sakit dan kau sekarang tidak boleh makan sembarangan. Nicholas kenapa kau lama sekali di dalam. Apa kau pingsan .

"Memang kau pikir aku selemah itu,,"

Ahh gadis ini benar benar. Bagaimana aku tidak akan kalah kalau dia saja amat sangat perduli padaku seperti ini.

Ya Lord aku rasa aku akan benar benar kalah.

Seumur hidupku tidak ada orang asing yang sangat perduli padaku terkecuali mereka mengharapkan sesuatu. Tapi bagai mana bisa gadis ini begitu perhatian padaku padahal kami baru saja bertemu. Dan yang lebih parah lagi seharian ini aku membuatnya kesal dan kenapa dia masih saja mau mengurusku.

Aurora Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang