Duapuluh Sembilan

87.2K 2.8K 126
                                    

(Warning 18+)


"Lakukan sesukamu Nicholas.,"

Begitu mendengar perkataan gadis itu Nicholas justru merasa Sedikit ragu.

Apa benar Aurora mau bercinta denganya atau sebaliknya.

Perkataan gadis itu begitu ambigu dan membuat Nicholas merasa bingung.

"Kau yakin.,"

Tanya Nicholas

"Apa kau menolaku.,"

Tanya Aurora seperti menahan tangis

Mendengar suara serak gadis itu membuat Nicholas merasa sakit entah kenapa.,"

"Oohhh sayang, tidak ada niat dan tidak ada alasan untuk menolakmu sayang. Aku hanya tidak ingin kau menyesali keputusanmu esok hari. Kau tau kan jika kau memang mau. Aku tidak akan pernah sekalipun melepaskanmu.,"

Bukan tanpa sebab Nicholas mengatakan itu.
Nicholas tidak ingin Aurora menyesal suatu saat nanti.
Jujur saja Nicholas setengah mati ingin sekali menelanjangi gadis itu.
Setiapp membayangkannya saja membuat juniornya bangun.

Nicholas sungguh tidak tahan lagi. Ia sudah menunggu terlalu lama.

Dan ia sangat ingin membawa gadis itu ke ranjangnya, mengajak ia bercinta seperti tidak ada hari esok.

"Lakukan saja Nicholas. Sebelum aku berubah pikiran.,"

Begitu Aurora memberi lampu hijau. Tak perlu menunggu lama Nicholas langsung saja mencium gadis itu.

Melumat bibirnya sembari membawa gadis itu masuk ke dalam kamar.

Mengabsen seluruh bagian bibirnya. Setelah puas dengan bibirnya Nicholas mulai mengabsen setiap jengkal leher dan tengkuk gadis itu serta memberikan tanda kepemilikannya di sana.

Tidak berhenti sampai di situ Nicholas pria itu jugaa mulai membuka ikatan bathrobe yang Aurora kenakan.

"Siall. Kau memang gadis nakal.,"

Ucap Nicholas begitu ia menyadari ternyata memang tidak ada satu helai pun benang yang melekat di tubuh gadis itu.

"Harus ku apakan kau hemm.,"

Geram Nicholas. Sembari memandangi tubuh gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Ya Tuhan. Bagaimana bisa gadis selangka ini bisa di campakan.

Evans memang pria bodoh.!

Ohh damn.! Semuanya terasa pas.

Payudara gadis itu tidak terlalu besar dan juga kecil. Payudaranya sangat penuh bila berada di genggamanya.

Tubuh gadis itu yang mulus tanpa ada cacat sedikitpun. Ahh., dan juga pangkal paha gadis itu yang.

Ohh Fuck.. sangat menggiurkan.

"Jangan melihatku seperti itu Nicholas.! Kau membuatku malu.,"

Ucap gadis itu lirih sembari menutupi bagian di antara kedua pangkal pahanya dengan tangan.

"Bagaimana caranya kau bisa menyembunyikan hal se indah ini sejak lama sayang. Jangan kau tutupi baby. Ya Yuhan kau membuatku tidak bisa bernafas.,"

"Apa kau suka.,"

Tanya Aurora hati hati

"Jika aku tidak suka berarti aku idot sayang. Oh ya tuhan aku sudah tak tahan lagi.,"

Aurora Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang