Aurora Is Mine

Duapuluh Tiga

Nicholas sangat penasaran siapa di balik teror ini. Bagaimana bisa Aurora menjadi sasaranya.

Nicholas yakin siapapun itu penerornya pasti ia tidak tau Sebenarnya Aurora ini siapa.

Untuk saat ini Nicholas tetap harus waspada. Ia tidak akan membiarkan orang itu menyentuh Aurora.

"Halo,,"

Ucap Nicholas begitu telpon itu tersambung

"Tak perlu basa basi Frodo. Aku ingin kau datang ke kantor The Royal Of Investigation And Security Services jika kau sudah di sana aku ingin kau menemui Benedict Homerus Gustavo sampaikan padanya jika aku sedang dalam masalah,,"

"Tentu saja. Kau ada di mana sekarang,,"

Jawab Frodo di sebrang sana

"Aku di pethouse kekasihku,,"

Jawab Nicholas kemudian menutup telpon itu secara sepihak

"Sejak kapan aku jadi kekasihmu Nicholas.?"

Tanya Aurora di dekat pintu

"Sejak saat ini tentu saja. Bukanya sudah ku katakan ber ulang ulang kalau kau itu miliku.!"

"Yaya terserah kau saja lah. Aku sudah selesai memasukan belanjaan dalam kulkas dan ternyata Philippa membelikan Khao Tom untukmu. Mau ku ambilkan,,"

"Khao Tom itu apa baby,,"

"Khao tom nasi yang disiram dengan kaldu ayam dan saos ikan. Nasinya lembut kok,,"

"Haaah apa itu,,"

"Khao tom Nicholas itu hampir sama seperti bubur asalnya dari Thailand. Memangnya kamu ga tau,,"

"Well, aku jarang sekali makan bubur jadi aku tidak tau,,"

"Aku akan hangatkan lagi khao tomnya. Apa kepalamu masih pusing,,"

"Sedikit,,"

Jawab Nicholas pendek

"Kau tidak lupa meminum aspirinya kan Nicholas,,?"

"Kenapa kau cerewet sekali sih Aurora,,"

Jawab Nicholas sedikit sewot

"Aku hanya ingin mengurusmu Nicholas jika kau tidak mau ya sudah urus saja dirimu sendiri,,"

"Bukan begitu maksudku ,,"

"Sudah lah urus saja semuanya sendiri,,"

"Apa kau marah,,"

Tanya Nicholas

"Untuk apa aku marah Nicholas. Apa untungnya untukku,,"

Jawab Aurora dingin.

"Kalau jawabanya begitu berati kau memang marah,,"

"Sudah lah aku mau mandi. Kalau kau mau, makan saja khao tomnya. Kalau tidak buang saja,,"

Jawab Aurora kemudian masuk kamar mandi