eight

1.2K 73 2
                                    

Alifah duduk di kursi tunggu untuk mengantri pembayaran biaya pengobatan, kamar, dll. Tak lama setelah ia menjawab pesan dari bi Surti, pengasuhnya itu langsung mengirimnya pesan lagi tapi ia memutuskan untuk tidak membalasnya, ia juga langsung mematikan ponselnya.

Sembari menunggu, Alifah membuka dompet milik pria itu yang tadi diberikan oleh perawat. Dilihatnya kartu nama yang tertera disana,
"Oh namanya Nathaniel Tanuwijaya" gumam-nya.
Dia menutup dompet itu kembali setelah sekilas melihat isinya,
"Ohh dia orang kaya, kelihatan sih" Tadi dia melihat puluhan lembar uang ratusan berjejer rapi, black card, platinum card, dan kartu-kartu kelas atas lainnya.

Alifah menyalakan ponsel milik pria itu yang ternyata sengaja dimatikan. Setelah menghidupkannya kembali dia tercengang melihat sederet notif yang langsung memenuhi layar ponsel, terdapat 15 pesan masuk dan 47 panggilan tak terjawab.

Dia menggelengkan kepalanya dan iseng melihat salah satu isi pesan yang tertulis disana 'Nat kamu ada dimana? Kita semua nyariin' Alifah berpikir mungkin pria yang bernama Nathaniel itu kabur dari rumah karena suatu alasan dan keluarganya sedang mencarinya saat ini.

Saat tiba giliran gadis itu, dia berjalan mendekati meja administrasi lalu diberitahukan jumlah yang harus dia bayar, langsung saja dia mengeluarkan kartu miliknya.

Setelah urusannya selesai, dia segera pergi dari sana kembali ke tempat yang sedari tadi ia duduki alias kursi tunggu di dekat ruang UGD

'ohh iya gue kan bukan siapa-siapa, kenapa jadi gue yang harus nungguin? Mending telpon keluarganya suruh dateng kesini dan gue bisa pulang' Pikirnya.

Alifah menelpon nomor yang terlihat seperti nomor telepon rumah itu mungkin saja ini dari keluarganya, tidak butuh waktu lama dalam deringan kedua telpon sudah diangkat.
'Halo, Nat kamu dimana?' terdengar nada cemas dalam suara itu.

"Maaf saya tadi menemukan Nathaniel kecelakaan di jalan dan saya sudah membawanya ke rumah sakit" jawab Alifah.

'Kecelakaan?! Dimana alamat rumah sakitnya?' Tanya wanita itu lagi.

"Rumah sakit cempaka di jalan xxx, Bandung" ucap Alifah.

'Bandung?! Ternyata dia kesana sudah ke seluruh Jakarta kami semua mencarinya. Terima kasih infonya nak kami akan segera kesana, tolong kamu jaga dia ya?'

"Ta-tapi" baru saja Alifah ingin bilang jika dia tidak bisa menjaga pria itu namun telepon langsung terputus dan satu lagi kabar lainnya, ternyata rumah keluarganya itu di Jakarta dan dia minggat ke Bandung hanya naik motor?!

"Hebat" gumam Alifah.

Dia terus menunggu hingga tiga jam kemudian pintu dibuka oleh dokter dari dalam, Alifah berdiri dan mendekati dokter yang sedang melepaskan sarung tangan karet dan masker. Dia menyunggingkan senyum kepada Alifah.
"Jangan khawatir lukanya sudah ditangani keadaanya mulai membaik dan mungkin besok dia sudah sadar, kamu pacarnya kan? jangan lupa hubungi keluarganya biar mereka tidak khawatir"

"Tentu dok terimakasih" dan satu lagi dia dianggap sebagai pacarnya padahal kenal saja tidak, tapi sudahlah dia juga terlalu malas untuk menjelaskannya. Dokter itu mengangguk kemudian berlalu melewati Alifah.

"Ok fix gue mulai masuk angin" dia memeluk tubuhnya sendiri yang mulai kedinginan karna tidak mengganti bajunya yang basah.

Biar tidak ikut-ikutan berakhir di rumah sakit, Alifah memilih kembali ke mobil untuk mengambil satu set pakaian dan menggantinya di toilet terdekat dari parkiran. Setelah mengganti bajunya yang basah dengan pakaian barunya, dia kembali lagi ke mobil untuk meninggalkan bajunya disana lalu memilih pergi ke ruang rawat Nathaniel, pria yang baru dikenalnya sekitar empat jam yang lalu.

Setelah sampai di kamar vip yang terletak di lantai dua itu, Alifah mengambil kursi dan duduk di sampingnya.

Dia memandangi wajah yang sedang tertidur itu. Wajah yang tengah dipandanginya itu memiliki alis lurus dan tebal, hidung mancung, bibir tipis, dan rahang yang sempurna. Mungkin banyak wanita yang akan bolak-balik memandangnya lebih dari dua kali.

Alifah mulai mengantuk, dia melihat ke arah jam dinding dan sekarang baru jam delapan malam
"oke satu jam lagi, gue mau tidur sebentar" ucapnya pada diri sendiri. Dia meletakkan kepalanya, memejamkan matanya perlahan yang terasa sudah mulai memberat. Hingga dia tidak sadar jika sudah menuju gerbang untuk pergi ke alam mimpi.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang