thirteen

1.2K 52 0
                                    

Alifah POV

Aku terbangun karena suara alarm disampingku ini sangat memekakkan telinga, huh mengganggu saja. Malas sekali rasanya untuk turun dari kasur.

Tadi nya aku sedang berada di alam mimpi walaupun mimpi itu terlihat aneh tapi tetap saja aku menikmatinya karena entah kenapa aku merasa nyaman berada di dunia mimpi seperti ini.

Aku pun merebahkan diri sejenak sambil memandang ke arah langit-langit kamar sebelum beranjak dari kasur yang sangat nyaman ini.

Dengan langkah gotai aku berjalan menuju ke kamar mandi, melepas pakaian dan berdiri di bawah shower, air dingin mulai membasahi kepala-ku. Terasa sangat menyegarkan.

Tidak butuh waktu lama karena aku sangat membenci kata 'lama' dan pelaksanaan dari kata itu, aku mengenakan pakaian dengan cepat, melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu dan turun ke bawah sambil menenteng tas yang berisi laptop dan casannya saja.

Buku? Apa itu buku? Semua catatan dan tugas kuliahku tersimpan di dalam laptop. Hal ini mempermudah untuk mengerjakannya kapanpun dan dimanapun.

Jangan berpikir kalau aku akan mengerjakan semua tugasku di kamar, kamarku harus steril dengan hal seperti itu entahlah aku hanya merasa jika mengerjakan itu di rumah pastinya akan sangat malas dan berakhir asyik dengan kegiatan lain walaupun di rumah ada perpustakaan kecil tapi tetap saja aku tidak bisa.

"Pagi bi Surti" sapaku sambil tersenyum dan langsung duduk.

"Pagi non, semalem pulang jam berapa?"

"Hmm, jam 11" jawabku santai.

"Ya ampun non bibi bisa dimarahin tuan karena non juga jarang di rumah dan sering pulang telat,"

"Yaudah bi Surti tinggal bilang ke mereka kalo aku pulang tepat waktu dan jarang keluar rumah"

'Toh mereka juga tidak akan peduli kabar itu benar atau tidak' sambungku dalam hati.

Aku memakan nasi goreng buatan bi Surti dalam diam setelah itu meminum susu sampai tandas dan berlanjut pergi ke kampus, berlama-lama di dalam sana terasa sangat menyesakkan.

"Aku berangkat ya bi" ucapku kepada bi Surti.

"Hati-hati non"

Aku melesat masuk ke dalam mobil, meletakkan tas di kursi samping dan mulai menjalankan mobil.

Walaupun jam masih menunjukkan pukul enam pagi tapi sudah banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalanan untuk melakukan aktivitas masing-masing.

Aku sudah mulai bosan dan terbiasa melihat pemandangan ini, untung saja jarak kampus dari rumahku tidak terlalu jauh hanya butuh waktu 20 menit dan aku sudah sampai di parkiran kampus.

Aku mengambil tas dan keluar dari dalam mobil lalu berjalan menuju kelas walaupun masih ada waktu satu jam sebelum kelas di mulai.

Aku dan ketiga sahabatku itu beda jurusan karena itulah setiap pagi aku berjalan sendirian menuju ke kelas, padahal setidaknya mereka bisa menungguku di tempat parkiran dan menghabiskan waktu bersama sebelum kelas dimulai.

Aku meletakkan tasku diatas meja, memasang headset dan membaca sebuah buku mumpung masih ada waktu.

Jika kalian bertanya tentang teman terhadapku mungkin akan kujawab nanti juga akan datang.

Apa sih definisi teman itu? Bagiku hanya sekumpulan manusia yang membutuhkanku di saat tertentu saja kemudian dilupakan seolah-olah aku ini tidak ada, menyedihkan sekali.

Saat sedang asyik dengan duniaku, ada seseorang yang menepuk bahuku. Aku melepas headset di telinga dan menatap teman sebelahku, Farah namanya.

"Alifah udah bikin rangkuman?" Nada suaranya terdengar sangat pasrah dan berharap sekali.

"Udah" Betulkan apa yang kubilang tadi.

"Pinjem ya?! Ya.. ya.. ya" Farah memohon.

"Oke" aku mengambil beberapa kertas dari dalam tas "nih" lalu memberikannya ke Farah, semua kertas itu adalah hasil print dari catatanku.

"Makasihh" dia tersenyum lima jari seperti seseorang yang sudah terlepas dari masalah.

Aku memasang headset lagi dan melanjutkan membaca buku, hingga jam menunjukkan pukul tujuh tepat menandakan pelajaran akan segera berlangsung dan dosen akan segera datang membuat para mahasiswa/i berhamburan masuk ke dalam kelas.

Farah juga sudah mengembalikan rangkumanku, dia mengerjakan dengan sangat cepat tidak dipedulikan tulisannya acak-acakan, dan tidak lama kemudian pak Herman datang.

Dia merupakan salah satu dosen killer dan segala hal yang semua murid lakukan selalu salah di matanya.

Dan dia lah dosen gila yang memerintahkan agar mahasiswa/i berubah jadwal kelasnya menjadi jam sembilan hingga tengah malam dan itu akan berlaku mulai besok, kami akan berkalong ria selama dua bulan.

Apa yang dikerjakannya di siang hari selama dua bulan nanti? Menyebalkan sekali.

_____________ ______________

Oke fix aku tidak mengerti sama sekali dengan mata kuliah hari ini, dan aku tidak peduli sama sekali. Persetan dengan belajar, dulu aku bercita-cita ingin menjadi penulis, fotografer, traveler, sutradara.

Dan akhirnya aku terdiam duduk di bangku kuliah dengan jurusan tidak kuminati ini, bahkan waktu sepuluh menit terakhir pun terasa lama di kelas ini. Sungguh demi apapun ini sangat membosankan ditambah dosen yang bisanya mengomel hanya membuatku semakin bosan.

Akhirnya bel yang ditunggu pun datang, aku segera melesat keluar dari dalam kelas yang pengap itu lalu berjalan menuju ke parkiran, apalagi kalau tidak mengambil mobil disana.

Annisa dan buntutnya sudah pulang jam dua tadi dan sekarang aku baru pulang jam ENAM. Gimana tidak pusing jika harus berada di kampus selama 12 jam.

Aku tidak pulang ke rumah terlebih dahulu, seperti biasa aku akan pergi mengunjungi caffe kemarin, menghabiskan waktu disana sebelum pulang. Bisa dibilang itu adalah tempat pelarianku saat ini.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang