Alifah POV
Aku sudah berada di Jakarta saat ini memasuki kawasan perumahan dan masuk ke salah satu rumah lebih tepatnya rumah sepupuku, di umurnya yang baru 20 tahun dia sudah hidup sendirian. Orangtuanya masih hidup tapi sekarang tinggal di Sulawesi, sepupuku ini Tasha namanya ingin mencoba hidup mandiri dan kuliah di kota metropolitan.
Aku menggendong tas-ku dan memencet bel pintu, Tasha tipe orang yang sangat teledor sudah berkali-kali aku memencet bel tapi belum dibukakan juga pintunya mungkin dia ketiduran saat menonton tv. Awalnya aku datang untuk memberi kejutan padanya namun lama kelamaan berubah jadi kesal karena terlalu lama berdiri di depan pintu apalagi hari sudah larut malam, memangnya perjalanan dari Bandung ke Jakarta itu singkat.
Aku memencet bel lagi berkali-kali tanpa jeda dan akhirnya pintu terbuka juga "Siapa?" Ucap Tasha tidak semangat seperti orang baru bangun tidur tampilannya sangat acak-acakan rambut yang dicepolnya berantakan, dia mengenakan hot pants dan kaos yang kebesaran.
"WOYY INI GUE" teriakku dan seketika dia langsung melebarkan tatapannya menatap takjub ke arahku yang tiba-tiba sudah berada dihadapannya setelah sekian lama tak pernah bertemu.
"Kak Alifah?! Kenapa ada disini?"
"Kenapa? Gak suka? Yaudah gue pulang aja" aku memutar tubuhku dan langsung ditahan olehnya.
"Cuman nanya doang, ayo masuk" dia menarikku dengan paksa hingga aku hampir terjatuh dan saat melihat keadaan di dalam rumah tentu saja aku beristighfar puluhan kali mungkin kalian juga.
"Astaghfirullah ini rumah?"
"Berisik lo ahh" baju kotor tergeletak dimana-mana, bungkus makanan berkumpul di atas meja, dapur yang berantakan.
"Kamar gue dimana?" Kami naik ke lantai dua yang mungkin kawasannya masih steril. Itu masih MUNGKIN. Aku belum melihat kondisi kamar Tasha dan saat melewatinya pun aku makin banyak beristighfar lalu dia membuka sebuah pintu disebelah kamarnya dan terlihat sebuah kamar yang masih rapi karena kemungkinan seratus persen belum terkontaminasi oleh perilaku bocah ini.
"Yaudah sana lanjutin tidur"
"Oke" saat dia memutar badan
"Jangan lupa kunci pintu sama jendela" seru-ku"Ohh iya lupa" langsung saja dia lari ke lantai bawah.
Aku menggelengkan kepalaku, baru beberapa jam saja sudah sangat takjub melihat tingkahnya.
Aku masuk ke dalam kamar dan langsung mengunci pintu, merebahkan tubuhku diatas ranjang. Mengecek ponselku karena ingin mengirim pesan kepada Nathan bahwa aku sudah sampai
To : Nathan
"Gue udah di Jakarta"From : Nathan
"Besok jam 11 kita ketemu di caffe xx, sekarang udah malam lo tidur sana"Jam 10.30
Semua penampilan sudah pas, aku mengambil tas selempang memasukkan ponsel dan dompet ke dalamnya. Setelah itu membuka pintu kamar dan berjalan ke bawah, bisa kulihat Tasha berdiri di halaman depan sedang menyiram tanaman, tumben rajin.
Tasha melihat penampilanku dari atas sampai bawah "mau kemana?" Tanyanya.
"Kepo"
Dia memutar kedua bola matanya malas dan melanjutkan kegiatannya ehh tapi ada yang salah, airnya keluar terlalu banyak aku memutar keran dan langsung masuk ke dalam mobil, terlihat dari dalam sini Tasha kebingungan kenapa airnya mati? Aku menjalankan mobil keluar rumah dan berlalu pergi.
Saat aku sampai kemudian turun dari dalam mobil dan mencari keberadaan Nathan, dan yups dia sedang memandang keluar jendela hingga saat aku sudah duduk dihadapannya pun dia masih terlihat asyik dengan kegiatannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religion (On Revision)
RomansaBukan cerita religi!! Cuman cerita gak jelas. Dibuat pas zaman SMP, pengen hapus tapi sayang... Takdir mempertemukan Alifah dengan Nathan yang berbeda keyakinan dengannya itu, berawal dari Alifah yang menemukan Nathan tergeletak lemah di pinggir jal...