Fourty Nine

731 28 0
                                    

"Wehh tungguin napa!!" Seru Alifah yang sedang berjalan menggeret kopernya

"Cepetan udah telat nih" teriak Tian

Untung saja mereka sampai tepat waktu langsung saja memberikan tiketnya dan masuk kedalam pesawat, kemudian mencari tempat duduk masing-masing sesuai tiket. Karena jumlahnya ganjil jadinya Alifah harus duduk bersama orang lain, memang sudah nasibnya begitu.

Alifah hanya berdiam diri sambil mendengarkan musik dari headphone dan memandang keluar jendela dia tidak memperdulikan orang yang duduk disampingnya.

Setelah penerbangan yang panjang ditambah menempuh perjalanan darat dan air agar sampai di kawasan Bali, mereka sampai disana dan langsung disuguhi pemndangan yang menyegarkan mata.

Tian menggiring semuanya menuju penginapan yang sudah di sewa, penginapan mereka berbentuk seperti rumah yang terbuat dari kayu. Mereka masuk kedalam dan terlihat sebuah lorong yang di kanan dan kirinya terdapat kamar sedangkan diujung lorong adalah ruang makan beserta dapur.

Di lantai dua juga terdapat satu kamar namun semuanya tidak mau tidur disana karena tangganya yang terletak diluar dan kawasan di lantai dua sepi, tapi harus ada yang mengalah dan tidur diatas dan Alifah hanya pasrah saat ditunjuk tidur di lantai 2.

Dia menggeret kopernya menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu itu dengan susah payah kemudian membuka pintu kamar dengan kunci yang diberikan oleh Tian dan saat pintu terbuka dia cukup terkejut melihat isinya.

"kamar bagus begini pada gak mau, tapi untung deh buat gua" cuman kamar dilantai 2 sepertinya yang luas dan lengkap fasilitasnya

Terdapat kamar mandi di dalam kamar, meja, kursi, tempat tidur yang terlihat nyaman lemari besar apalagi saat keluar kamar langsung disuguhi pemandangan laut. Mereka semua memilih beristirahat terlebih dahulu karena saat tiba disana hari sudah beranjak sore, Alifah merasa bosan di dalam kamar ingin jalan-jalan tapi dia tidak berani ke sekitar pantai karena belum mengetahui daerah sana, dia hanya menikmati laut dan bintang malam. Dari balkon kamarnya.

Udara semakin dingin dia pun memilih untuk masuk kedalam kamar dan menikmati malam yang indah dengan tidur nyenyak.

Esok harinya setelah selesai mandi Alifah keluar dari kamar mandi mengenakan sunblock setelah itu memakai pakaiannya dan keluar dari kamar sambil membawa kamera miliknya. Dia melihat teman-temannya sudah main di pinggir pantai, dia berjalan menghampiri mereka semua yang asyik bermain volly dan ada juga yang bermain air di pantai.

Alifah berjalan mendekat dan memotret momen saat mereka bermain volly, atau saling eksis bersama. "Ehh gua kesana yaa" seru Alifah

"Sip tapi jangan jauh-jauh" ucap Tian

"Tenang aja" Alifah mulai berjalan mengikuti bibir pantai, dia memotret pemandangan surga dunia dihadapannya. Saking asyik dengan kameranya dia tidak menyadari bahwa ada seseorang berdiri menghadap ke laut dan tidak sengaja Alifah menabraknya membuat mereka saling terjatuh ke atas pasir.

"Aduhh maaf yaa gak sengaja" Alifah membersihkan pasir di tubuhnya dan sebuah tangan terulur dihadapannya.

"Iya gakpapa gua juga minta maaf"

"Loh Rafa?!" Sepertinya dunia terasa sempit "kok lu bisa ada disini?"

"Biasalah, urusan bisnis"

"Oohh, yaudah gua mau lanjutin jalan lagi" Alifah berjalan menyelonong begitu saja melewati Rafa

"Ehh tunggu gua ikut" Rafa mensejajarkan langkahnya dengan Alifah,

Setelah cukup lama berdiam diri dan Alifah juga pura-pura menganggap Rafa tidak ada disampingnya dan mengalihkan dirinya dengan memotret sekitar, akhirnya Rafa mencoba untuk berbicara "ekhm, mau naik perahu gak?"

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang