Fourty Four

733 28 0
                                    

Setelah kepergian Alifah ponsel Nathan berdering dan langsung dilihatnya tertera disana panggilan masuk dari Adrian adiknya, langsung saja diangkat karena pasti berita yang dibawa oleh Adrian adalah berita penting "halo?"

"Kak mama sakit keras, dia terkena penyakit jantung, kondisinya makin lama makin kritis." Dan lagi kenyataan pahit menghantam Nathan, dia tidak ingin kehilangan ibunya secepat itu dia masih ingin membahagiakan ibunya.

"Kakak segera kesana" Nathan mengambil kunci mobil dan berjalan dengan langkah lebar keluar ruangan lalu bilang sesuatu kepada sekretatis pribadinya "Saya akan ke Jakarta dalam beberapa hari, kosongkan semua jadwal dan satu lagi bersihkan ruangan saya"

"Baik pak" lalu segera masuk ke dalam lift dan memencet tombol yang mengarah ke basement, saat lift terbuka langsung saja dia berlari menghampiri mobilnya dan masuk ke dalam.

_____ _____

Alifah terbaring di atas kasur di dalam kamarnya yang gelap, dia sedang tidak ingin melakukan apapun atau diganggu oleh siapapun. Saat ini ketiga sahabatnya sedang meminta saran dan dia hanya tersenyum membacanya satu persatu.

Annisa : Ehh gue diajak Tian nonton. Menurut lo gimana?

Alifah : yaudah ikut aja malem jumat ini besok kan libur

April : gue juga diajak Agil nihh... temenin dia main futsal. Menurut lo gue pake baju apa?

Alifah : terserah lo mau pake baju apa. Karena kalo beneran cinta tidak memandang dari penampilan.

Alifah : asik dahh gue ngetik udh kayak orang bener

Annisa : tapi gue juga mau kelihatan oke di depan pacar sendiri

Annisa : hahahahaha bisa aja lo

Eka : gue juga diajak Aldi nih mumpung free katanya, dia ngajak gue kerumahnya

Alifah : Azeekk dahh Eka mau ketemu sama camer

Annisa : udah kali Fah hahahaha

Alifah : ketemu lagi Nis wkwkwk

Annisa : trus lo diajakin Nathan jalan gak? Biasanya sering jalan berdua.

Alifah : hhhmm kagak gue aja lagi di rumah mengurung diri di kamar

April : bukannya lo tadi ke kantor dia?

Eka : udah balik kali Pril

Alifah : gue rasa hubungan gue sama Nathan udah berubah

Annisa : kenapa?

Eka : kenapa? (2)

April : kenapa? (3)

Alifah : gak tau

April : -_-"

Eka : -_-" (2)

Annisa : -_-" (3)

Alifah mengaktifkan mode pesawat, itu berarti dia sedang tidak ingin diganggu siapapun. Mungkin yang bisa dia lakukan hanya tidur atau mendengarkan lagu.

___________

Setelah menempuh 4 jam perjalanan, Nathan memasuki rumah sakit dimana ibunya dirawat. Di depan ruangan ibunya dia melihat Adrian sedang berdiri sambil bersandar di tembok, Nathan menghampirinya dan Adrian langsung menengok ke arahnya. Mereka berdua saling berpelukan tanpa berbicara satu sama lain, Nathan melihat ke dalam ruangan dan dia bisa melihat ibunya terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan ditemani oleh ayahnya.

"Masuk sana" ucap Adrian sambil melepas pelukannya, Nathan membuka pintu dengan perlahan kemudian menutupnya kembali saat telah masuk. Dia berjalan mendekati ayahnya yang sedang berbincang dengan ibunya.

Anton mendongak menatap Nathan yang baru datang, dia berdiri dari kursi agar Nathan bisa duduk lalu berjalan keluar memberikan ruang untuk mereka berdua agar bisa saling berbicara.

"Mah kenapa bisa kayak gini?"

"Nathan, mama mau bilang sesuatu"
Nathan menggenggam tangan ibunya sambil sesekali dikecup "mungkin usia mama udah-"

"Mah jangan ngomong kayak gitu, umur dan kematian ada di tangan Tuhan" potong Nathan.

"Iya mama tau tapi coba kamu lihat kondisi mama sekarang, keinginan terakhir mama hanya ingin melihat kamu menikah,"

"Tapi-"

"Usia kamu udah lebih dari cukup untuk menikah, jika belum memiliki calon kenapa tidak bersama Selvy? Dia wanita yang baik dan berpendidikan tinggi dari keluarga baik-baik pula,"

Nathan ingin memberitahukan bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih yang sangat dicintainya 'Alifah' namanya, namun diurungkan niatnya karena dia tau bahwa dia dengan Alifah itu berbeda agama. Pasti ibunya akan sangat kaget mendengarnya dan Nathan takut hal itu bisa memberi pengaruh buruk untuk kesehatannya, ibunya adalah penganut agama yang baik. Dia sering pergi ke gereja untuk penyucian dosa dan meluangkan waktu dengan berdoa disana.

"Nathan keluar dulu sebaiknya mama istirahat" Nathan mengecup kening Luna kemudian berjalan keluar.

Saat diluar dia melihat Anton sedang duduk di kursi tunggu, lalu kemudian berdiri menghadap Nathan "Pikirkan baik-baik pertunangan itu, papa dan mama akan sangat senang jika kamu menyetujuinya" Anton menepuk bahu Nathan dan kemudian berlalu masuk lagi ke dalam ruangan.

Nathan duduk di kursi tunggu mengacak-acak rambutnya frustasi, pikirannya sedang bercabang-cabang disatu sisi dia memikirkan ibunya lalu di sisi lain dia memikirkan hubungannya dengan Alifah. Wanita yang menolongnya saat pertemuan pertama mereka dan wanita yang terjebak di lift bersamanya di pertemuan kedua.

Nathan mendongak saat bahunya ditepuk dan itu adalah Adrian
"Kak, gue tau lo lagi bingung"

"Menurut lo aja, gue dipaksa milih antara Alifah sama Selvy"

"Lo sayang kan sama mama?"

"Iyalah"

"Lebih dari apapun?"

Nathan memandang sinis Adrian "lo kalo gak bisa kasih solusi pergi aja sana"

"Lo berdua kan, maksud gue, lo sama Alifah cuma pacaran, lo bisa putusin dia trus nikah sama Selvy"

"Lo pikir gue pacaran sama dia cuma buat main-main? Enggak"

"Tapi dia beda agama sama lo, dan lo gak bisa berbuat apapun. Sedangkan Selvy, dia se-agama sama lo"

Nathan menatap kosong ke arah lantai didepannya, ucapan Adrian sangat benar. Pada akhirnya perbedaan agama yang akan memutuskan suatu hubungan yang sudah sangat erat. Entah itu keluarga atau kekasih yang sangat dicintainya, kedua pilihan itu sangatlah berat untuknya.

"Sebenernya gue gak pernah suka maksa lo kayak gini tapi ini buat mama. Pikirin baik-baik" Adrian menepuk bahu Nathan sebelum beranjak pergi meninggalkan pria itu, seorang diri disana.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang