Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan mereka berempat masih betah berdiam diri di rumah Alifah, saat mereka sedang saling bercanda ria pintu kamar terbuka dan terlihat Nathan di depan pintu dengan rambut yang berantakan, jas sudah dilepas, dasi yang dikendorkan dan dua kancing paling atas terbuka.
Namun hal itu tidak membuatnya terlihat aneh justru sangat tampan seperti malaikat, dia berjalan mendekat dan duduk disamping Alifah, ikut bersandar di kaki sofa.
"Kenapa? Udah kayak habis dikejar rentenir" ucap Alifah.
"Gapapa... hey Tian gak nyangka bisa ketemu disini" Nathan berjabat tangan dengan Tian.
"Kalian?" Tanya Tian lalu memandang Alifah dengan tatapan kau harus menceritakan semuanya.
"Udah makan? Gue pesanin makanan ya? Kalian juga mau makan apa?" Tanya Alifah bertubi-tubi. Bagi kalian yang bertanya kenapa manggilnya masih 'lo gue' bukannya 'aku kamu' padahal mereka udah pacaran, jadi gini Alifah kurang suka menggunakan 'aku kamu' entahlah dia merasa geli saja mendengar suaranya saat mengatakan hal itu.
"Ehh gak usah deh mau pulang aja udah malem juga" ucap Eka.
"Buru-buru amat" ucap Alifah.
"Sengaja biar lo bisa berduaan" ucap April.
Mereka berempat berdiri dan saling bersalaman dengan Nathan kemudian melangkah keluar "Duluan yaa" seru Tian."Iya hati-hati" jawab Nathan.
Setelah pintu kamar tertutup suasana kamar menjadi sepi kembali, tidak seramai tadi, "udah diminum obatnya?" Tanya Nathan.
"Udah... sana mandi dulu, bau" Alifah menjauhkan dirinya dari Nathan.
"Masa sih? enggak ahh masih wangi tuh" Nathan merangkul Alifah erat hingga menempel ke tubuhnya untuk menunjukkan bahwa dia masih wangi. Dia bisa mencium wangi tubuh Nathan yang khas, aroma kayu-kayuan membuatnya ingin menempel sepanjang hari.
"Ihh sana mandi dulu" Alifah mencoba melepaskan diri dan akhirnya dapat terbebas juga.
Nathan beranjak bangun dari duduknya dan melangkah ke dalam kamar mandi, Alifah sedang ingin menonton film. Banyak kaset yang baru dibelinya dan belum ditonton sama sekali.
Dia mengeluarkan kaset romance, horror, dan action ada sekitar lima belas kaset disana. Dia sangat bingung memilihnya, tidak mungkin dia menonton semuanya tapi bisa saja sih namun kaset apa yang akan ditontonnya pertama kali, itulah yang membuatnya bingung.
Ditengah proses memilihnya, pintu kamar mandi terbuka dan dia pun menengok ke arah sana, terlihat Nathan hanya terbalut handuk di sekitar pinggang ke bawah. "gue ambilin baju bokap gue dulu" Alifah berdiri dan berjalan keluar kamar, dia masuk ke dalam kamar orangtuanya yang terletak di sayap kiri. Sudah lama dia tidak masuk ke dalam kamar ini dan kamarnya juga tidak pernah terpakai, namun masih terlihat bersih dan rapi karena dibersihkan setiap hari.
Dia berjalan menuju wardrobe besar berwarna putih tempat dimana baju orangtuanya tersusun rapi, membukanya dan mengambil stelan ayahnya yang masih baru karena belum sempat dipakai. Lalu berjalan keluar sambil berusaha untuk mengabaikan lukisan keluarga kecilnya di dinding kamar, menutup pintunya kembali dan berjalan menuju kamarnya sendiri.
"Nih" Alifah memberikan pakaian tersebut kepada Nathan "tenang aja masih baru, gak usah dibalikin juga gapapa, anggap aja kado dari gue"
Nathan hanya menatap Alifah sekejap lalu masuk ke dalam kamar mandi lagi, Alifah duduk dan melanjutkan sesi pemilihan kaset yang akan ditonton pertama kali. Nathan keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap lalu berjalan menghampiri Alifah.
"Udah wangi kan?"
Alifah hanya tersenyum menatap penampilan Nathan yang mengenakan pakaian ayahnya.
"Mau nonton yang mana?" Tawarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religion (On Revision)
RomanceBukan cerita religi!! Cuman cerita gak jelas. Dibuat pas zaman SMP, pengen hapus tapi sayang... Takdir mempertemukan Alifah dengan Nathan yang berbeda keyakinan dengannya itu, berawal dari Alifah yang menemukan Nathan tergeletak lemah di pinggir jal...