Eka POV
Aku terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuh, bagaimana tidak! Semalaman kami bertiga tidur berdempetan di sofa ini. Terakhir yang kuingat kami sedang nonton film The Darkness dan karena menurut Alifah filmnya tidak seru, dia langsung masuk ke dalam kamar. Setelah itu mataku terasa berat dan aku tertidur disana. Lantas aku berdiri dan mendapati April yang masih tertidur, aku berjalan ke arah dapur karena mendengar keributan disana dan ternyata itu Annisa yang sedang membuat sarapan.
"Semalam lo yang matiin tvnya??" Tanya Annisa yang sudah menyadari kehadiranku.
"Bukan, gue pikir lo yang matiin"
"Mungkin April"
"Iya kali, masak apaan?"
"Nasi goreng aja yang simple"
"Ohh" aku duduk di meja makan sambil melihat Annisa masak.
"Pagi Eka Annis" seru April yang baru bangun tidur, dia menguap lalu mengusap kedua matanya dan langsung mengambil posisi duduk di hadapanku.
"Alifah belom bangun?" Tanyanya.
"Begitulah" jawab Annisa yang sudah selesai masak tinggal menatanya di piring kemudian diletakkan di meja makan.
April POV
Kriiingg...
Bel rumah Annisa berdering dan aku langsung berdiri untuk membuka pintu "udah biar gue aja" ucapku menahan Annisa, aku berjalan menuju pintu tempat sumber bunyi berasal. Kuputar kunci yang terpasang dan membukanya, saat pintu sudah terbuka lebar aku terkejut dengan orang yang kini berdiri dihadapanku, seseorang yang sangat ingin kuhindari.
"April..." ucapnya dengan nada terkejut dan sedikit bingung.
Aku langsung menutup pintu karena tidak mau kelamaan bertatap muka dengannya dan langsung masuk ke dalam lagi "Nis lo aja deh yang ke depan"
"Emang siapa sih Pril?" Annisa mulai mengeluh kemudian dengan terpaksa berdiri.
"Udah sana ke depan aja"
Aku langsung kembali duduk di posisi semula menyantap sarapan pagi dalam diam lalu Annisa kembali duduk ditempatnya yang kini kurasa sedang menatapku "siapa Nis?" Tanya Eka.
"Agil... udah gak usah dipikirin" ucap Annisa.
Aku mendongakkan kepala menatap wajah Annisa "siapa juga yang mau mikirin" ucapku berbohong tentunya.
"Dia mau apa kesini?" Tanya Eka.
"Cuma kirim kue tuh" Annisa menunjukkan sebuah kotak kue.
Brak
Kami bertiga menatap sumber suara dan ternyata itu Alifah yang baru saja masuk ke dapur. Dia mengambil tempat duduk di sebelah Annisa.
"Cuci muka dulu sana" perintah Annisa
"Males ahh"
"Semalam tidur jam berapa?" Tanya Eka.
"Jam satu, lo semua udah tidur sambil ditontonin sama tv"
"Jadi--" ucap Annisa namun terpotong oleh alifah.
"Iya gue yang matiin tvnya"
"Anak pintar" puji Eka.
"Hmm" gumam Alifah yang masih meletakkan wajahnya kemudian menatap layar ponselnya dan mengetik sambil tersenyum sendiri.
Dia berdiri dan berjalan menuju rak piring mengambil gelas disana mengisinya dengan air lalu meminumnya hingga tandas kemudian masuk kembali ke dalam kamar Annisa.
Ponsel miliknya digeletakkan begitu saja di atas meja, bekas tempat duduknya tadi, aku melirik ke arah Annisa yang kebetulan tengah melihatku juga lalu memberikan tatapan penuh arti kepada Annisa sambil melirik ke ponsel Alifah.
Annisa mengambilnya lalu aku dan Eka mengelilinginya ingin mencari tau, ini adalah momen yang sangat jarang sekali dimana Alifah meletakkan ponselnya begitu saja biasanya selalu dibawa terus.
Saat layar menyala terpampang jelas chatannya dengan Nathan, dasar ceroboh kenapa gak dikasih password. Kami membacanya bersama dalam hati.
Nathaniel Tanuwijaya
Udah bangun?
Udh
Masih marah?
bosen nihlagi dimana?
Rumah Annisa, mau jemput?
Cuma nanya
Oohh
Lagi di gereja sekarang
ohh iya sekarang hari minggu
Iya
yaudah sana, lagi kebaktian juga
Read
"Ngapain lo bertiga?" Seru Alifah sambil menggebrak meja membuat kami tersentak kaget lalu memandangnya penuh arti "Ceritanya lagi pdkt nih" ledek Annisa.
Alifah langsung menarik ponselnya dari tangan Annisa. "Kurang ajar,"
"Siapa suruh gak di kasih password" jawab Annisa santai.
"Pdkt mulu jadian kagak" sindir Eka.
"Siapa juga yang lagi pdkt sama dia" bantah Alifah.
"Ganteng tuh Fah, masa gak mau ada status spesial gitu?" Sindirku.
"Spesial? Nikah? Beda agama"
"Maksud gue tuh pacaran gitu"
Dia tak menjawab lalu duduk dan memakan nasi goreng miliknya dengan cepat, mungkin kalau ada lomba makan cepat dia pasti menang. Makannya aja langsung ditelan gak dikunyah dulu gitu.
"Kapan mau kenalin Nathan?" Tanya Annisa membuat Alifah tersedak saat memakan suapan terakhir.
Dia berjalan mengisi air digelasnya tadi dan meminumnya hingga tandas
"Lo udah kayak orangtua yang pengen anaknya cepet nikah aja""Gue penasaran," ucap Annisa dan Alifah tidak menanggapinya lagi. Sepertinya dia sedang tidak ingin membahas pria ini, apalagi semalam mereka terlihat seperti sedang punya masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religion (On Revision)
RomanceBukan cerita religi!! Cuman cerita gak jelas. Dibuat pas zaman SMP, pengen hapus tapi sayang... Takdir mempertemukan Alifah dengan Nathan yang berbeda keyakinan dengannya itu, berawal dari Alifah yang menemukan Nathan tergeletak lemah di pinggir jal...