Fourty two

730 31 1
                                    

Dua hari berlalu sudah, Nathan sedang berada di dalam ruangannya mengerjakan beberapa berkas sebelum pulang. Panggilan masuk dari sekretarisnya melalui intercom "Ada yang ingin bertemu dengan bapak"

"Siapa?"

"Ayah bapak"

Nathan terdiam sejenak, berpikir apakah dia ingin bertemu dengan pria tua itu? Tapi dia tidak mau bersikap kekanakan, "Suruh masuk"

Tidak lama kemudian pintu diketuk dan setelah Nathan mengucapkan "masuk" pintu langsung dibuka dan menampilkan sekretarisnya bersama dengan orang yang paling dihindarinya, pria tua itu berdiri dibelakang masih dengan gaya arogan yang sudah melekat erat ditubuhnya.

Setelah sekretarisnya keluar, tanpa banyak basa-basi Nathan langsung menanyakan maksud dan tujuan ayahnya datang menemuinya.
"Ada tujuan apa kemari?"

"Kembalilah dan menikah dengan Selvy"

"Sudah kuduga sebelumnya, kau pasti datang untuk menuntut itu."

"Berhenti bersikap keras kepala, jika bukan karena keluarga mereka keluarga kita tidak bisa seperti ini"

"Lihat... aku sudah mendirikan perusahaanku sendiri dan meninggalkan semua harta yang kau berikan"

"Apa karena dia?"

"Dia?!"

"Yaa perempuan itu, Alifah Jayadimerta"

"Dia tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua, sebelum ada dia aku juga tidak pernah menyetujui pertunangan ini"

"Dia muslim, berbeda agama dengan kita. Aku tidak akan pernah merestui kalian"

"Persetan, apa aku harus membutuhkan restu darimu? Bukankah kau sendiri yang bilang bahwa aku tidak dianggap sebagai anakmu lagi"

Sepertinya Anton sudah muak berbicara dengan Nathan "Kau harus menikah dengan Selvy camkan itu" Anton beranjak keluar dari ruangan Nathan dan meninggalkannya yang sedang dipenuhi oleh emosi.

Nathan berdiri dari kursi kebesarannya, semua berkas yang dikerjakannya sudah tidak menarik lagi baginya. Kedatangan Anton telah mengubah mood Nathan yang tadinya baik menjadi penuh emosi.

Dia berjalan keluar ruangan dengan langkah cepat menuju area basement melalui lift, saat di basement dia langsung menaiki motornya dan melajukannya dengan cepat menuju ke sebuah club malam.

Nathan butuh pelepasan malam ini, bukan dengan wanita club tapi dia butuh beberapa gelas alkohol. Begitu sampai di tempat tujuannya, dia memarkirkan motornya berjalan dengan penuh emosi masuk ke dalam.

Saat di meja bar, dia duduk di salah satu kursi mengucapkan pesanannya pada sang bartender "whiskey sebotol" dan langsung diberikan. Nathan menuang cairan yang berkadar alkohol tinggi tersebut ke dalam gelas khusus lalu mencelupkan es batu dan meminumnya, berkali-kali bahkan tidak segan-segan dia langsung minum dari botolnya langsung.

Ponsel Nathan berdering dan langsung diangkatnya telepon masuk dari Alifah "halo?" Ucapnya.

"Nathan lo dimana?"

"Haaaa??" Teriaknya yang tidak mendengar suara Alifah karena terganggu musik yang kencang.

"Lo dimana? Berisik banget disana"

"Haaaa?!"

"LO DIMANA IHH?! LO LAGI MINUM YAA!? CEPETAN BILANG LO DIMANA??!" Teriak Alifah yang sudah sangat kesal.

"Gue di club" dan dengan cepat langsung dimatikan oleh Alifah, kemudian digantikan dengan menelpon Tian untuk menjemput Nathan di club.

"Hal-"

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang