fifty four

810 26 0
                                    

Sudah hampir dua bulan, dia melakukan rutinitas seperti ini. Bahkan hari liburnya tersita oleh urusan kantor. Brian terlalu memaksa Alifah untuk menyelesaikan semua tugasnya. Setiap malam dia harus lembur dan baru pulang jam 2 pagi. Kemudian, jika Alifah kesiangan, Brian akan datang ke apartemennya untuk membangunkannya dengan cara yang bisa dibilang sangat konyol.

Alifah sudah muak terhadap Brian, pria itu sangat cerewet seperti ibu-ibu dan pemaksa, tingkahnya juga sangat konyol yang kadang seperti anak kecil itu.

Malam minggu ini, yang biasanya jika di Indonesia adalah malam bagi pasangan kekasih untuk pergi bersama. Tapi tidak dengan Alifah, dia sedang menghabiskan waktunya di dalam ruangan kebesarannya-tetapi malah dia yang menjadi babu disana- sedangkan Brian hanya tiduran santai diatas sofa sambil memainkan ponselnya.

Walaupun kadang Brian baik, dia selalu menunggu Alifah di kantor hingga dia kembali ke apartemen atau mengajaknya jalan-jalan keluar untuk mencari makan kadang membawakan Alifah makanan jika dia dari luar.

"I AM TIRED!!!" teriak Alifah frustasi

"Laporan itu untuk minggu depan" ucap Brian dengan rasa tidak bersalah

Membuat Alifah sangat gemas dan sangat ingin menghajarnya sekarang juga "harusnya tuh ini yang buat sekretaris pribadi gue. Kenapa jadi semuanya gue yang ngurus. Gue manusia bukan robot" satu lagi. Ternyata Brian fasih berbicara bahasa indonesia, dia pernah tinggal di negara tropis itu selama lima tahun.

"Itulah yang biasa dilakukan orangtuamu"

"Pantes sibuk terus, gak mau ngerepotin orang lain. Mulai detik ini gue gak akan ngikutin gaya kerja orang tua gue"

"Seorang wanita yang berwibawa tidak akan berteriak saat berbicara apalagi menggunakan bahasa yang tidak baik"

Kata-kata itu sangat menusuk Alifah, karena sangat kesal. Dia mendekati Brian yang sedang santai dan langsung melemparinya dengan apa saja yang didekatnya untuk menyiksa Brian.

"Are you crazy? What are you doing?" 

Alifah menjabak rambut Brian lalu menariknya kesana sini, tidak akan melepaskannya hingga dia puas.

Brian dengan posisi duduknya diatas sofa semakin kewalahan menghadapi Alifah hingga dia ditarik kedepan dan sontak terjatuh menindih tubuh Alifah.

Alifah menatap Brian dengan kesal dan mendorong tubuh Brian agar dia bisa berdiri lagi. Duduk dengan perasaan kesal.

Dia melihat Brian yang penampilannya sangat acak-acakan. Rambutnya yang tadi tertata rapi, pakaiannya sekarang sudah keluar-keluaran.

Alifah menjerit kesakitan saat Brian mencubit kedua pipinya sebagai bentuk balasan.
"Jauhkan tangan jahanam-mu itu" saat sudah dilepas, Alifah mengusap pipinya yang terasa panas.

Sebuah tangan terulur dihadapan Alifah dan dia langsung mendongak "what now?"

"I want show you some place"

"Oohh ok, as sign for sorry huh?"

"Whatever"

Alifah meraih uluran tangan Brian, mereka berjalan beriringan menuju lift. Suasana kantor sangat sepi karena mungkin hanya mereka berdua yang tinggal disana. Alifah masuk kedalam mobil Brian. Sudah menjadi hal biasa jika Brian yang mengantar jemput Alifah dalam urusan pekerjaan.

Cuaca sudah memasuki musim salju, udara bertambah dingin dan menusuk tulang. Alifah merapatkan mantelnya agar semakin hangat.

Mobil Brian berhenti di depan sebuah restoran kecil namun terlihat nyaman. Restoran dipinggir kota dengan berbagai hiasan unik yang memenuhi ruangannya.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang