Tidak lama setelah itu Annisa, April dan Eka datang. Mereka bertiga duduk di bangku yang masih kosong "Keren lo Fah" ucap April.
"Wess iya lah Pril"
"Ohh iya gue butuh penjelasan"
Alifah mengangkat sebelah alisnya memandang Annisa."Semalam gue telpon lo gak nyambung trus bi Surti juga telpon ke rumah gue nanyain lo,"
"Trus?"
"Jadi semalem abis nganter April lo kemanain?"
" Haruskah gue cerita ke lo?"
Annisa mengangguk "Harus dan gue menuntut itu"
Alifah mendecak dan memutar kedua bola matanya "Kemarin pas di jalan gue liat orang kecelakaan karna disitu sepi gue bawa aja ke rumah sakit, disana gue tungguin dia trus pas selesai operasi dan dipindahin ke kamar gue ketiduran disitu"
Pelayan datang membawakan pesanan Alifah yaitu jus jambu dan semangkuk mie ayam, dia adalah pecinta mie bisa dibilang mie adalah salah satu makanan favoritnya. Setelah meletakkan pesanannya pelayan itu pergi lagi.
"Kita gak dipesenin nih?"tanya Eka
"Pesen sendiri sana" balas Alifah yang mulai makan dengan lahap.
"Gimana orangnya?"
Dia mendongakkan kepalanya menghadap ke Annisa lagi. "Apa?""Iyaa, ciri-cirinya gimana? Lo tau namanya gak?"
"Lupa" jawab Alifah cepat karna dia tidak peduli tentang hal itu lagi. Terkadang dia juga bingung, dia mudah melupakan nama orang lain.
"Lo jadi terbitin novel?" tanya April.
"Wess jadi dong ntar gue yang urus" jawab Annisa antusias.
"Tapi liat aja minggu depan gue sibuk apa gak" ucap Alifah.
"Sok-sokan sibuk" ucap Eka.
"Mulai hari kamis gue pindah jadwal kelas jadi jam sembilan malem sampe jam dua belas dan entah berlangsung sampe kapan katanya tuh dosen kalo siang gak bisa lah ini lah itu lah, dikira gue makhluk nocturnal kali"
"Ehh jangan-jangan tuh dosen vampire lagi" ucap April dan Alifah diam seketika tampak berpikir.
"Bener juga yaa apa kata lo" ucap Alifah yang tumben sekali tidak berpikir rasional.
"Please deh yang namanya vampire itu gak ada. Kebanyakan baca novel fiksi sih lo" seru Annisa.
"Udah yuk balik gue udah kelar nih" ajak Alifah.
"Cepet amat lo makan" ucap Eka.
"Kayak baru kenal gue aja lo"
"Tapi gue bosen di apart sendirian nih" keluh April.
"Yaudah kita main aja disana gue juga bosen" mereka berdiri dan berjalan beriringan menuju ke tempat parkir, kali ini April membawa mobilnya sendiri yang baru keluar dari bengkel.
"Eh ada Ardine sama Aldi tuh" sahut April.
"Yang mana sih orangnya gue penasaran?" tanya Alifah.
"Itu Fah di sebelah lo"
Alifah langsung melihat kearah sampingnya."Wiss selera lo berdua tinggi juga yaa"
"Ganteng kan" untung saja Annisa berada jauh jaraknya dari Ardine karna terhalang oleh tiga mobil.
"Woy lo berdua-" jlep mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil Annisa sedangkan April memutuskan untuk menonton.
Ardine dan Aldi melihat ke arah Alifah yang tadi memanggilnya "Disukain sama temen gue" dua pria itu saling berpandangan dan menatap bingung kearah Alifah.
"Mak-" Alifah langsung masuk ke dalam mobil dan menyalakannya karena Annisa sudah berlalu pergi meninggalkan mereka.
Alifah dan April langsung tancap gas pergi dari situ mengejar mobil Annisa, untung saja dia masih trauma akibat kecelakaan di masa lalu sehingga Annisa tidak berani mengendarai mobilnya terlalu cepat.
Mereka sampai di gedung apartemen April yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus, setelah memarkirkan mobil mereka berjalan beriringan masuk ke dalam "Idiot lo Fah"
"Ampun nyai, isengnya kambuh"
"Gua juga gak suka sama Aldi" Seru Eka.
"Gak usah bohong, dulu kan pernah suka" bantah April.
"Itu kan dulu beda sama sekarang"
"Dan apa bedanya?" Eka diam tak berkutik dipojokkan oleh April "Ketahuan lo masih suka kan?" dia membanggakan diri karna berhasil mengalahkan Eka, biasanya kan kalah terus.
Mereka langsung merebahkan diri di atas sofa dan menyalakan tv, Alifah berdiri karena ingin berjalan ke arah dapur dan membuka pintu kulkas, dia tercengang melihatnya karna hanya ada beberapa botol air minum. Sama sekali tidak ada cemilan apapun di dalam kulkas kemudian kembali lagi ke tempat semula, berdiri di depan mereka bertiga sambil bersedekap.
"Pril kulkas lo itu bener-bener gak ada kehidupan sama sekali"
"Gue gak bisa masak jadinya jarang belanja lebih milih mesen makanan aja"
"Lo ke supermarket di bawah yaa beli disana"
"Males ah lo aja"
"Kan lo tuan rumah disini"
"Iya Pril sana gue juga bete gak ada makanan" seru Annisa "ntar yang bayar Alifah"
Yang disebutkan namanya langsung melirik sinis ke arah yang menyebut namanya "iya dah gue yang bayar tapi lo yang beli"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religion (On Revision)
RomanceBukan cerita religi!! Cuman cerita gak jelas. Dibuat pas zaman SMP, pengen hapus tapi sayang... Takdir mempertemukan Alifah dengan Nathan yang berbeda keyakinan dengannya itu, berawal dari Alifah yang menemukan Nathan tergeletak lemah di pinggir jal...