fourty five

737 30 1
                                    

April diajak ke suatu tempat oleh Agil dia tidak boleh membuka penutup matanya sebelum sampai ditempat tujuan, dia hanya pasrah dan berjalan dengan hati-hati sambil dituntun oleh Agil agar tidak kesandung sesuatu.

"Aku buka yaa" Agil membuka perlahan sambil menghitung mundur dari angka tiga ke satu dan saat April sudah membuka matanya.

"HAPPY BIRTHDAY APRIL" teriak semua temannya yang diundang oleh Agil untuk membuat acara kejutan ulang tahun April

Disana ada Aldi dengan Eka kemudian Tian dengan Annisa dan Alifah, serta teman-temannya yang lain. Agil membuat pesta kejutan di rooftop sebuah hotel, setelah menyanyikan lagu ulang tahun kemudian April meniup satu persatu lilin yang berbentuk angka 23 dari empat jenis kue yang dibawakan oleh sahabatnya.

Kemudian memotongnya dan meletakannya di piring kecil lalu dengan malu-malu menyuapkannya kedalam mulut Agil, setelah itu banyak kembang api mengiasi langit malam yang sedikit mendung.

April bersandar ke bahu Agil sambil melihat kembang api tersebut, malam ini dia merasa sangat bahagia sekali dia pikir sahabat teman dan pacarnya tidak ingat akan hari ulangtahunnya yang membuat dia merasa sedih.

Tapi ternyata mereka menyiapkan kejutan untuknya, setelah pertunjukan kembang api selesai masing-masing menempati meja yang tersedia disana. "Katanya lo semua mau pergi sama doi masing-masing" ucap April.

"Yeilah Pril kita cuman pura-pura doang. Emang lo kira kita lupa hari ultah sahabat sendiri" seru Annisa.

"Tau nih April" sambung Eka.

"ceritain coba" ucap April

"Noh minta ceritain aja sama Agil" seru Annisa.

Semua mata memandang ke arah Alifah yang sedari tadi hanya diam memperhatikan "Apa liat-liat?" Tanya Alifah ketus.

"Judes amat mbak, eh Fah gue ketemu sama Rafa" ucap Annisa.

"Ohh bangga amat lo ketemu sama dia, tadi siang gue juga ketemu Rafa"

"Cie flashback" seru April.

"Biasa aja tuh, ehh udah yaa gue mau balik"

"Buru-buru amat sih baru juga pada kumpul"

"Mmmm iyaa sorry, gue lagi pusing," Alifah berdiri kemudian berlalu menjauh meninggalkan meja tempat mereka berkumpul tadi, masuk ke dalam lift dan memencet tombol ke arah basement.

Dia melihat ke arah luar, lebih tepatnya pemandangan kota Bandung di malam hari. Ponselnya berdering dan menandakan pesan masuk.

From : Tian
"Lo kenapa?"

Namun diabaikan saja karena dia sendiri pun bingung apa yang terjadi dengan dirinya? saat sampai di basement Alifah mencari mobilnya dan setelah ketemu dia masuk ke dalam kemudian bergegas untuk pulang. Sepanjang perjalanan dia hanya merenung sambil mendengarkan radio yang sengaja dinyalakan hanya untuk mengurangi kesunyian.

Bahkan saking tidak fokusnya, dia tidak sadar jika lampu merah sudah berubah menjadi hijau yang membuatnya mendapat klakson dari belakang dengan segera langsung saja dia tancap gas.

Saat sampai di rumah Alifah langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, baginya kamar merupakan tempat yang tepat untuk merenung apalagi di malam hari dan cuaca sedang gerimis itu merupakan surga dunia baginya.

__________

"Alifah kenapa sih?" Tanya Agil.

"Gak tau, lagi gak mau diganggu kayaknya" jawab April.

"Ehh Aldi lo mulai tugas di rumah sakit kapan?" Tanya Agil.

"Abis liburan nanti, sekitar 3 bulan praktek di desa gitu. Nah abis praktek baru bikin skripsi sidang dan tunggu hasil" jelas Aldi

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang