sixty

842 26 4
                                    

Nathan berdiri di bawah pancuran air dari shower di dalam bilik mandi, merasakan segarnya mandi setelah beberapa hari tidak mandi. Saat bangun dia merasakan tubuhnya sangat lengket dan kaku karena selalu berbaring di tempat tidur, saat dirasakan suhunya tidak panas lagi dan kepalanya tidak pusing, Nathan memutuskan untuk mandi.

Baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar disekitar pinggangnya. Nathan mendapati orang yang merawatnya selama dia sakit masuk kedalam.

"Jangan mandi dulu Nathan, kamu masih sakit" kata Alifah

"It's ok. I'm getting better now" jawab Nathan sambil mengambil pakaiannya dari dalam lemari.

"Kau mau makan disini atau dibawah?" Tanya Alifah

"Dibawah, I'm bored here all the time"
________

Saat Nathan sudah duduk di meja makan, dia melihat Alifah masuk sambil membawa ponselnya yang diletakkan di dekat telinga. Raut wajahnya terlihat gelisah sekali, dia menggigit kukunya lalu berbicara

"Okay, we'll be back soon!!" dia meletakkan kembali ponselnya diatas meja dan duduk disamping Nathan.

"What's wrong?" Tanya Nathan

"Kita harus segera kembali, ada masalah dalam pembangunan rumah sakit"

"Setelah ini kita siap-siap"

Alifah mengangguk lalu makan dalam diam. Mereka hanya berdua disana biasanya bertiga dengan Luna, tapi ia sedang mengurusi perkebunan di desa. Setelah selesai makan, Alifah langsung kembali ke kamarnya untuk berkemas. Terlihat dari tingkahnya sepertinya itu masalah yang cukup serius. Setelah selesai dia menarik kopernya dan masuk kedalam kamar Nathan yang juga sudah selesai berkemas.

Mereka turun bersama dan tidak sengaja bertemu dengan Luna didepan pintu "mamah dengar kalian ingin kembali ke London"

"Maaf mah kita harus pergi karena ada masalah disana" ucap Alifah yang merasa tidak enak harus pergi dengan mendadak seperti ini.

"Kukira kalian akan tinggal beberapa hari lagi"

"Kami akan kembali lagi nanti mah" ucap Nathan yang langsung memeluk ibunya itu.

"Baiklah, kalian hati-hati di jalan"
Alifah ikut mencium tangan Luna dan mereka pun berjalan bersama kearah pelabuhan kecil dipinggir jembatan, dimana kapal kepunyaan warga di pulau itu berlabuh.

****

Perjalanan yang cukup panjang itu ditempuh dalam waktu sehari. Meski masih dalam kondisi tubuh yang lelah tapi mereka langsung menuju ke tempat proyek pembangunan, saat mereka baru saja menginjakkan kaki di bandara internasional.

Kedua sekretaris pribadi mereka - Brian dan Lydia- menyambut kedatangan mereka berdua di pintu keluar bandara.

"Have a good time on holiday?" Tanya Brian.

"Gak" jawab Alifah sarkas dalam bahasa indonesia yang membuat Nathan tersenyum geli melihat wajah bingung Brian.

Alifah langsung masuk kedalam mobil  disusul oleh Nathan dan kedua sekretarisnya. Mereka saling duduk berhadapan. Fokus dengan pekerjaan yang selama ini ditinggalkannya untuk waktu liburan.

"Welcome to ... the hell" lagi-lagi Alifah mengumpat untuk mengeluarkan kekesalannya. Semua yang ada disana hanya tersenyum memaklumi.

Saat di perjalanan, mereka berdua sudah mulai memeriksa ratusan email yang masuk. Dan mulai mengerjakan beberapa laporan secara perlahan.

Mobil berhenti di depan kawasan proyek pembangunan rumah sakit. Alifah yang tidak ingin membuang waktu, turun pertama kali dari dalam mobil. Berjalan dengan langkah lebar menuju kearah insinyur dan arsitek yang sudah disewanya itu.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang