Fifty three

764 29 0
                                    

Jet yang dinaiki Alifah mendarat di bandara internasional Heathrow yang terletak di britani raya, sekalian sebagai tempat untuk memarkirkan kendaraan tersebut.

Alifah bersama Charles berjalan menuruni anak tangga lalu segera masuk kedalam gedung. Tidak butuh waktu lama, saat mereka berada di pintu keluar sebuah mobil mewah berhenti dihadapan mereka. Charles mempersilahkan Alifah untuk masuk terlebih dahulu.

Perjalanan dilalui dengan obrolan hangat.
"Ini adalah tempat orangtuamu bekerja" Charles menunjukkan sebuah gedung tinggi di pusat kota.

"Dimana mereka tinggal?" Tanya Alifah

"sebenarnya mereka memiliki rumah di pedesaan yang cukup jauh darisini. Namun karena jarak nya kejauhan mereka memilih untuk tinggal di apartemen"
Mobil berhenti di sebuah gedung apartemen mewah yang terletak di pusat kota. Mereka turun dari dalam mobil dan berjalan beriringan masuk kedalam gedung.

Mereka memasuki sebuah lift dan Charles menekan tombol menuju lantai 9. Alifah melihat keluar dinding kaca yang disuguhkan dengan pemandangan kolam renang yangterletak di bagian tengah gedung apartemen itu.

Lift berhenti dan mereka segera keluar. Charles berhenti didepan salah satu pintu apartemen. Dia membuka sandinya "mereka menggunakan nama-mu sebagai sandinya" dan setelah sandi diterima. Pintu terbuka, mereka langsung masuk kedalam.

"Disinilah orangtuamu beristirahat dan bekerja jika ada yang harus dibawa pulang" Alifah menatap ke sekeliling ruangan dia memperhatikan dindingnya yang terdapat banyak sekali bingkai foto dirinya bersama keluarganya.

"Kau bisa mulai masuk kantor besok pagi dan sebaiknya kau beristirahat dulu. Ini kartu milih ayahmu gunakan untuk membeli semua yang kau inginkan di basement ada mobil ini kuncinya" Alifah memperhatikan black card tersebut
"Saya tidak bisa berlama-lama karena masih ada urusan"

"Baiklah terimakasih atas semuanya Mr. Charles"

"Sudah menjadi tugasku" Charles keluar dari dalam apartemen

Alifah keluar dari apartemen memutuskan untuk pergi berbelanja. Dia memasuki lift dan menekan tombol arah basement. Setelah pintu lift terbuka dia segera keluar dan mencari mobilnya. Alifah menekan alarm pada gantungan kunci dan sebuah mobil berwarna merah dengan model tanpa penutup diatasnya dan hanya terdapat dua kursi disana.

Alifah dengan antusias segera menyalakan mesin mobil. Tidak menyangka jika sesibuk-sibuk ayahnya dia tetap memikirkan mode yang semakin berkembang. Dia menjalankan mobil tersebut keluar dari basement.

Dia ingin pergi ke pusat perbelanjaan terlebih dahulu untuk membeli pakaian untuk dirinya. Setelah memarkirkan mobil dia segera turun dan menaiki lift kelantai 3 yang tertulis bahwa disana pusatnya fashion terkini.

Alifah mencoba satu persatu toko dan dia sudah mendapatkan sekitar 5 kantong yang berisi baju kerja, dress, piyama, baju santai dan lainnya.

Kemudian dia memutuskan untuk membeli ponsel baru agar keberadaannya tidak mudah diketahui sekalian membeli kartu telpon internasional.

Dia masuk kedalam sebuah restaurant lalu duduk disebuah kursi yang terletak di luar ruangan. Seorang pelayan datang menghampirinya untuk menanyakan pesanannya. setelah selesai, pelayan itu pergi menghampiri meja yang lainnya.

Alifah menyalakan ponselnya yang langsung diserbu oleh ratusan notifikasi dari semua akun sosial media-nya. Dia membacanya satu persatu yang hampir semua isinya sama. Mereka menanyakan tentang kepergian Alifah yang berlangsung mendadak itu.

Karena tidak mau memberikan peluang kepada mereka yang ingin mencari keberadaan dirinya, dia memutuskan untuk menghapus semua akunnya dan mematikan ponselnya yang lama. Beralih menggunakan ponsel yang baru dibelinya tadi, dia memasukkan nomor Tian kedalam ponsel barunya. Hanya nomor Tian.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang