Dalam waktu dua tahun terakhir ini mereka berdua benar-benar disibukkan dengan beban pekerjaan. Hingga tidak ada waktu bersama walau hanya sebentar saja. Nathan yang selalu pergi ke berbagai negara untuk perkembangan bisnis hotelnya dan Alifah yang membangun cabang perusahaannya di wilayah bagian Inggris serta memantau pembangunan rumah sakit.
Meski kesibukan menghimpit. Mereka tetap bertukar kabar keadaan satu sama lain. Meluangkan waktunya beberapa menit saja.
"Nat!" Alifah berdiri di balkon, menikmati semilir angin malam sambil meletakkan ponsel di telinganya. "Pembangunannya udah selesai, lusa acara pembukaannya! Kau bisa datang?" Dalam hati, dia berharap jika Nathan bisa hadir disana.
"Aku tidak bisa menjaminnya" tersirat nada penyesalan di dalam suaranya "hotel disini masih butuh perhatianku"
Alifah memahami kondisi Nathan, dia sedang berada di paris sekarang, cabang hotel barunya disana benar-benar butuh perhatiannya saat ini.
Kecewa? Tentu saja saat ini dia tengah merasakan hal itu. Tapi dia harus bersikap dewasa. Padahal ini adalah akhir dari rencana mereka. Alifah pun berharap bisa memotong pita di depan pintu utama rumah sakit bersama Nathan.
Alifah tersenyum miris "umm, tidak apa Nat. Aku bisa mengerti itu"
"Maaf sayang" ucapannya terdengar sangat dalam. "Aku akan menghubungimu nanti"
Alifah menghela nafas panjang setelah telfon diputuskan sepihak oleh Nathan. Dia menatap nanar kearah balkon di seberangnya, melihat sepasang kekasih yang berangkulan tengah menengadahkan kepalanya untuk melihat bintang di langit.
Meskipun ia pernah melakukan itu dulu bersama Nathan diatas bukit, tapi rasa iri tetap mencubit hatinya. Makin kesini, dia ingin menghabiskan waktunya bersama kekasihnya. Tanpa beban pikiran, mengabiskan waktu seperti saat pertama kali mereka menjadi pasangan kekasih.
Akhir-akhir ini pekerjaan Alifah sedikit lebih ringan, dia ingin pergi berlibur rencananya, tinggal dirumah orang tua nya yang terletak di daerah pedesaan disana. Tapi Nathan yang saat ini sibuk.
Sudahlah tidak ada waktu baginya untuk memikirkan hal yang tidak mungkin lagi terjadi. Dia akan mempersiapkan, pesta di halaman rumah sakit yang cukup luas sebagai acara pembukaan. Dan juga dia belum mempersiapkan gaun yang akan dipakainya. Persetan, itu urusan asisten pribadinya. Tugasnya hanya datang kesana sebagai tuan rumah dan berpidato singkat.
***
Perempuan dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya itu mengalihkan pandangannya dari layar komputer. Menatap pria yang dikenalnya yang berjalan menuju mejanya lalu meletakkan sebuah kotak kado berwarna violet dengan pita putih yang melintang diatasnya.
Alisnya terangkat sebelah dan menatap kearah pria itu meminta penjelasan.
"Nathan sent this from Paris"
Jawab Brian yang kemudian beranjak keluar dari sana.Alifah membuka kotak itu dan mengambil sebuah note kecil yang bertuliskan
Hi, dear :)
I brought you a dress for you to wear tonight. Surely you look gorgeous later. I'm so sorry, because I can't be there.Dia mengeluarkan gaun berwarna biru muda itu, membentangkannya hingga kebawah. Alifah memperhatikan gaun jenis fiona dress yang dikirimkan Nathan itu.
Cantik. Sederhana. Dan elegan.
Serta sepasang high heels putih setinggi 8 cmSetidaknya gaun ini mewakilkan dia- gumam Alifah dalam hati.
***
Hari beranjak gelap dan para tamu undangan semakin banyak yang berdatangan. Pesta bertemakan garden party itu terlihat sangat mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religion (On Revision)
RomanceBukan cerita religi!! Cuman cerita gak jelas. Dibuat pas zaman SMP, pengen hapus tapi sayang... Takdir mempertemukan Alifah dengan Nathan yang berbeda keyakinan dengannya itu, berawal dari Alifah yang menemukan Nathan tergeletak lemah di pinggir jal...