Fourty Three

827 36 0
                                    

Nathan mengerjapkan matanya perlahan akibat terkena pancaran cahaya matahari, kepalanya terasa sangat berat dan pusing. Diingatnya kejadian semalam secara perlahan hingga dia dikejutkan oleh suara seseorang "Udah bangun?"

"Kenapa gue bisa disini?"

"Semalam Alifah nelpon gue buat jemput lo di club dan lo mabok trus dia nyuruh bawa lo ke rumah gue"

"Sekarang jam berapa?" Nathan merasakan tenggorokannya kering dia mengambil gelas disamping dan meminumnya, masih terasa sisa-sisa alkohol di dalam mulutnya. Dia mengambil dua butir aspirin untuk meredakan sakit kepalanya.

"Jam sepuluh"

"Lo gak kerja?"

"Santai aja hari ini jadwal gue kosong, ke kantor paling cuma absen muka aja"

"Gue laper nih mami tercinta lo masak apaan?" Canda Nathan namun saat dia bilang lapar memang dia sedang lapar.

"Ayo ke bawah" Nathan dan Tian berjalan beriringan ke ruang makan dan menemukan ibu nya Tian, Hani sedang memanggang kue. Mereka berdua duduk di atas kursi tinggi dapur seperti dua orang anak yang sedang memperhatikan ibunya memanggang kue tanpa berniat membantu dan tinggal mencicipinya saja.

Hani membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah mereka berdua kemudian berjalan menghampiri mereka dengan gaya keibuannya. "Temanmu Tian?"

"Mah kenalin dia Nathan temen sekaligus rekan kerja"

"Selamat pagi tante"

"Pagi" balas Hani dengan senyum hangat yang merekah, membuat Nathan teringat dengan sosok ibunya.

"Kamu mau sarapan apa?"

"Apa aja tante"

"Yaudah tante siapin dulu"

Tidak lama kemudian Hani kembali sambil membawa dua potong sandwich buatannya dan segelas susu. "Ini silahkan di makan, sebentar lagi kuenya juga matang"

"Makasih tante yang cantik"

"Kalo kurang bilang aja" kemudian Hani kembali lagi untuk berkutik dengan kue buatannya.

______ ______

"Anakmu itu tidak bisa dikasih tau"
Luna hanya mendengarkan luapan emosi dari suaminya Anton, dia merasa sangat kasihan pada kehidupan anaknya yang selalu dipaksa untuk memenuhi keinginan Anton. Ingin rasanya dia melawan tapi itu percuma saja malah akan membuat masalah bertambah rumit

Luna memperhatikan Anton yang sedang berjalan mondar-mandir di depannya, tampak seperti orang yang sedang mencari ide, tiba-tiba dia berhenti dan tersenyum cerah mungkin sudah mendapatkan ide untuk memaksa Nathan mau menikah dengan Selvy.

Dia menatap kearah Luna "Nathan sangat menyayangimu dan akan melakukan apapun untukmu, bagaimana jika kau berpura-pura sakit keras dan membujuk Nathan agar menikah dengan Selvy"

Luna tampak memikirkan ide gila dari suaminya ini, sejujurnya dia tidak mau melakukannya tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. "Baiklah" jawabnya walaupun dalam hati dia ingin sekali berkata 'tidak' dan membantah suaminya

_______ _______

Nathan mengganti pakaiannya dengan menggunakan stelan kantor milik Tian, mereka berdua bergegas pergi ke kantor masing-masing namun sebelum itu mereka mengunjungi club semalam untuk mengambil motor Nathan yang tertinggal.

"Seberapa serius sih lo sama Alifah?"

Nathan melirik ke arah Tian sambil mengernyitkan dahinya "kayaknya lo paham apa yang gue bilang dan gak perlu gue jelasin dulu" ucap Tian.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang