twenty

898 40 1
                                    

Saat ini jam menunjukkan pukul satu dini hari dan Alifah baru saja keluar dari kelasnya, dia langsung menelpon Nathan agar pria itu bisa menjemputnya, namun setelah dua kali panggilan tidak juga diangkat dan yang ketiga kalinya baru diangkat.

"Halo" Suara serak khas bangun tidur terdengar dari sebrang sana.

Alifah menelan ludah susah payah setelah mendengar suara serak pria itu yang sangat menggelitik telinganya "J-jemput!"

"Hah?"

"Gue udah selesai kuliah"

"Wait a minute" telepon langsung diputuskan oleh Nathan, Alifah duduk di halte sambil menunggu pria itu disana bersama dengan mahasiswa lainnya yang menunggu angkutan umum atau jemputan.

Gadis itu duduk dengan santai disana sambil menyandarkan kepalanya, menikmati angin yang membelainya lembut. Tumben sekali dia mengantuk sekarang, biasanya matanya segar sekali lalu dia bisa pergi ke caffe langganannya untuk menghabiskan waktu sebelum pulang dan tidur.

Alifah menutup mulutnya saat sedang menguap, matanya memerah dan berair karna tidak kuat menahan kantuk.

Tiba-tiba sebuah motor terparkir di sebrangnya, sang pengemudi melepaskan helm yang dipakainya dan menampakkan wajah Nathan yang sepertinya masih terlihat mengantuk, jelas saja ia baru tidur setelah menyelesaikan pekerjaannya jam 11 malam tadi.

Rambutnya yang berantakan tertiup angin malam. Membuat semua wanita yang ada disana memandangnya dengan tatapan memuja. Alifah berdiri dan berjalan mendekati Nathan, tidak dipedulikan orang-orang yang sedang memperhatikan mereka.

"Tunggu" Nathan melepaskan jaket kulit yang dikenakannya dan menyampirkan ke bahu Alifah

"Lo gak kedinginan?"

"Santai aja, udah cepet naik" Nathan mengambil helm kedua yang dibawanya lalu memasangkannya ke kepala Alifah.

Motor melaju meninggalkan area halte, angin berhembus semilir membuat kelopak matanya berat dan semakin bertambah kantuk,
Tanpa disengajai Alifah sudah tertidur pulas bersandarkan punggung lebar Nathan.

"Rumah lo dimana?"tanya Nathan dan tidak mendapatkan jawaban dari Alifah, karena tidak mendapat jawaban Nathan meminggirkan motornya untuk berhenti.

Pria itu membuka kaca helmnya lalu menengok ke belakang,
"Bisa-bisanya, dia tidur" Nathan menarik tangan Alifah dengan posisi memeluk perutnya agar dia tidak terjatuh saat motor melaju.

Nathan melajukan motornya kembali menuju apartemennya karena Alifah tidak memberitahu alamat rumahnya dan yang lebih parahnya dia sudah tertidur pulas.

----#----

Eka POV

"Mah ini apa lagi bahannya?"

"Tambahin lengkuas sama daun salam" saat ini aku sedang belajar masak menu opor ayam yang diajari langsung oleh ibuku.

I am your biggest fans
I am following you until you love me
You papa paparazi

Eka melepaskan celemeknya setelah mencuci piring, acara belajar masaknya sudah selesai hanya tinggal menunggu semua rempah menyerap dengan sempurna. Eka menggantungkan celemek itu dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja dapur.

"Assalamu'alaikum, ini siapa yaa?"

"Walaikum'salam ini gue Aldi"
Ucap Aldi dari ujung sana.

"Dapet nomor gue darimana?"

"Lo gak perlu tau" jawab Aldi yang berhasil membuat Eka penasaran "Lagi ngapain?"

"Lagi duduk telponan sama lo abis belajar masak sama mama"

"Lengkap amat jawabannya"

"Harus dong"

"Ciee lagi belajar masak, calon istri idaman nih"

"Gombal" tanpa sadar senyum kecil mengembang di bibir Eka di tambah pipinya yang memerah.

"Eka kompornya matiin tuh, nanti gosong" Teriak ibunya.

"Iyaa mah..." balas Eka, dia berjalan ke dekat kompor dan mematikannya.

"Masak apaan?"

"Opor ayam"

"Enak tuh kayaknya, makanan kesukaan gue"

"Ohh lo suka opor ayam, gue juga makanya gue mau belajar masak yang ini dulu"

"Kok sama sih mungkin kita jodoh" goda Aldi.

"Gombal"

"Hahahaha, udah yaa gue mau lanjut praktek lagi"

"Awas salah periksa"

"Gak mungkin, udah yaa byee assalamu'alaikum"

"Walaikum'salam" hubungan telpon terputuskan, Eka duduk di atas sofa sambil menonton tv dan senyum-senyum sendiri, mengingat kejadian tadi.

'Mungkin gue suka lagi sama kak Aldi' gumam Eka dalam hati.

"Eka tatain meja buat makan malam" teriak ibunya lagi.

"Mama dimana sih?"

"Di kamar!"
Kamar orangtuanya terletak di bawah.

"Ohh" Eka berjalan mengambil peralatan makan dan menatanya di atas meja, menuangkan opor ayam buatannya ke dalam mangkuk sayur. Ayahnya baru pulang jam tujuh nanti dia bekerja sebagai arsitektur di salah satu proyek milik pemerintah daerah.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang