three

1.9K 76 0
                                    

"Ceritain kisah lo pas koma" seru April.

"Gue bangun setelah koma sebulan dan pas koma gue ketemu leluhur gue sama dua orang juga katanya itu leluhur lo berdua" Alifah menunjuk ke arah Eka dan Annisa.

Kedua gadis yang ditunjuk pun saling memandang "gue cuma liat leluhur gue doang tuh"

Alifah mengendikkan bahunya "gak tau, gue juga bisa liat bentuk asli itu jin, monster, iblis, setan, roh jahat atau apa lah, mereka bertiga leluhur kita berusaha menghabisinya"

"Coba jelasin bentuknya" sahut April

"Gue lupa karena itu udah lima tahun yang lalu gue juga gak terlalu peduli dan gak mikirin lagi"

"Trus? lanjut" ucap Eka.

"Abis itu gue keluar dari rumah sakit langsung daftar sekolah asrama makanya gue gak bisa kasih kabar dan gue juga ganti nomor"

"Kalo tentang Rafa?"sahut annisa

"Makhluk darimana itu?"

"Dihh dia kan pujaan hati lo" ucap Annisa dan seisi kamar dipenuhi gelak tawa.

"Gue kadang telponan sama dia tapi pas lulus, dia pindah ke Australia masih komunikasi juga trus pas gue telpon dia dan yang angkat malah cewek udah gitu suaranya kayak orang abis bangun tidur lagi, tuh cewek bilang kalo Rafa masih tidur"

"Sialan gak nyangka gue dia brengsek" seru Annisa

"Abis itu gue putusin dan udah lostcontact sama dia. Tapi sekarang gue udah gak terlalu minat sama pacaran"

"Lo masih normal kan?"seru April

"Masih dong April sayang"

"Tapi pas gue tanya si rafa punya nomor lo atau gak? dia jawab gak ada tuh"

"Iya soalnya gue ngobrol sama dia aja pake telepon asrama. Udah ahh, sekarang ceritain tentang Irfan dan Putra"

"Lahh emang dasarnya gue, Irfan, Eka Putra gak ada apa-apa" ucap Annisa

"gak usah bohong"

"Seriusan, makin lama kita sama mereka udah gak deket lagi dan mulai sibuk" Jelas Annisa

"Dan sekarang nih anak lagi suka sama Ardine!"seru April

"Diem lo Agil"

"Ceritain siapa itu Agil dan Ardine, gue merasa jadi orang yang gak tau apa-apa disini"

"Yaiyalah lo aja baru pindah" sahut mereka bertiga

"Ardine itu ketua BEM dulunya, si Annisa langsung naksir dari hari pertama ospek. Dia senior jurusan hukum dan tahun depan lulus"jelas April.

"Agil itu mahasiswa jurusan akutansi, anak pecinta alam, anak band juga" jelas Eka.

"Aldi itu wakil ketua BEM, senior jurusan kedokteran tahun depan juga lulus" jelas annisa

"Hhmm kenpa bisa berurutan gini namanya A semua"

"Iya lahh" sahut mereka kompak.

"Ya ya ya bodo amat"

"Ehh kan lo tinggal di Jerman pasti gak jauh-jauh lahh yaa dari bahasa jerman atau inggris" ucap Eka.

"Ya kali gue pake bahasa  mandarin" potong Alifah.

"Kenapa lo bisa lancar bahasa indonesia setelah lima tahun ngomong pake bahasa asing?" Lanjut Eka.

"Selama lima tahun gue selalu bikin novel tapi dalam bahasa indonesia, sekarang udah selesai sih judulnya 'feeling' biar gue gak lupa sama bahasa sendiri"

"Coba liat dong" Annisa menggebu- gebu tidak sabar membaca karya sahabatnya ini, dia kira manusia planet disampingnya tidak punya bakat.

Alifah membuka laptopnya dan membuka file novel itu, mereka bertiga membacanya sedangkan Alifah hanya menatap ngantuk dan menguap lalu dia merebahkan tubuhnya kembali.

Satu jam kemudian, dia sudah terlelap kembali namun terbangunkan lagi oleh teriakan sahabat gilanya 'sabarr gue' ucapnya dalam hati.

"Ya Allah kenapa gue jadi baper" seru Annisa.

"Udah selesai baca? cepet amat"

"Beloman novel lo panjang banget satu jam gak bakal cukup"

"Kerenn gakk?"

"Keren banget terbitin aja ege lumayan"

"Iya lah gue kan selalu keren, tapi biarin aja lahh gue males nerbitinnya" Alifah merebahkan tubuhnya kembali.

"Ihh ayo kek Fah" Annisa mengguncangkan tubuh Alifah tapi percuma saja dia tidak akan bangun karena rasa kantuknya sudah memuncak jadi mode 'sleep like peopel's death' sudah diaktifkan.

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang