"Gimana nih Alifah marah" seru Annisa sambil mengguncangkan lengan Eka.
"Salah lo juga kan?" ucap Eka cuek.
"Sialan lo Ek"
"Gue berbicara fakta"
"Udahlah diem, lo berdua bikin gue tambah pusing aja" ucap April sambil memijit kedua pelipisnya.
"Yaudahlah kita pulang aja, lo juga harus istirahat kan" kata Annisa, mereka berdua pun berjalan menuju pintu keluar dan meninggalkan April, di luar mereka berpamitan dengan kedua orang tua April.
"Tadi Alifah kenapa? Kayaknya jalannya buru-buru banget" tanya ibu April.
"Ada hal yang penting katanya" jawab Annisa sengaja berbohong.
"Yaudah kami pamit dulu yaa om dan tante" potong Eka.
"hati-hati di jalan" ucap ayah April.
Mereka berdua jalan beriringan menuju lift untuk turun, di dalam lift ada berbagai macam orang baik yang sehat maupun sakit, Eka mengeluarkan ponselnya karena tadi bergetar dan ternyata dia mendapat pesan dari Aldi.
"Eka yang cantik malem minggu nanti Ardine ulang tahun, kita berangkat bareng yaa? sekalian undang Annisa tuh"
"Ehh Nis malam minggu nanti Ardine ulangtahun"
"Gue kan gak di undang" ucap Annisa sambil membuka pintu mobil.
"Lo pikir ini ulang tahunnya anak bocah yang harus pake undangan? gak perlu lah tinggal datang aja asal lo kenal"
"Bawa kado gak?" Tanya Annisa.
"Terserah, tapi itu orang yang spesial di hati lo" pipi Annisa langsung berubah menjadi merah.
"Bisa aja lo Ek, oke gue dateng tapi bareng lo yaa?"
"Sorry Nis bukannya nolak tapi dia udah ajak duluan"
"Dia siapa?" Rasa penasaran Annisa mulai kambuh.
"Lihat aja nanti"
"Kejam lo Ek sama gue"
"Gausah drama"
"Kejam dih..."
_____ _____ _____ _____
Pulang kuliah saat ini Alifah memilih untuk menggunakan kendaraan umum, tadi dia mendapat pesan dari pihak bengkel jika mobilnya dapat digunakan kembali dua hari kemudian.
Jam dua dini hari jarang kendaraan umum yang lewat bahkan hampir tidak ada. Karena suasana cukup ramai, Alifah memilih untuk duduk saja terlebih dahulu menunggu agar sedikit sepi sehingga ia tidak perlu berebutan dengan yang lain.
Dia memilih fokus ke ponselnya agar tidak merasakan bosan selama menunggu, saat sedang membuka akun sosmednya tidak sengaja mendapat info bahwa tiga hari lagi ulang tahun Ardine, dan pesta-nya akan dirayakan di rumahnya dengan tema pool party tepat pada malam minggu nanti.
"Ya ampun ganteng banget"
Teriakan histeris para mahasiswi yang ada disana "foto bareng yuk" "ganteng boleh minta nopenya gak?"Dia tidak menggubris apa yang sedang terjadi dan terlihat asyik dengan ponselnya.
"Ayo" Alifah tersentak kaget dan tidak sengaja juga menjatuhkan ponselnya
"Sialan hp gue" dia mendongakkan kepalanya menatap orang yang mengejutkannya."Nathan sialan! Hp gue jatoh itu" seru Alifah.
"Paling cuma lecet doang, udahlah ayo balik" Nathan menarik lengan Alifah membawanya menuju ke motor yang terparkir di depan sana.
"Nih" Nathan memberikan helmnya ke Alifah.
"Gue gak minta jemput padahal"
"Kasihan sama lo, mobil lagi di repair"
"Punya hati juga ternyata"
"Bukannya bilang makasih"
"Iya-iya makasih sayangku"
Jawab Alifah, lalu menaiki motor Nathan.Alifah POV
Karena belum siap, aku menubruk punggung lebar Nathan dan melingkarkan tangan disekitar perut Nathan. Bayangkan saja betapa cepatnya dia melajukan motor, bisa-bisa mendadak nyawaku melayang jika begini terus.
Aku melepas pelukanku dan mencari pegangan yang lain "Nat kita ke caffe ya?"
"Caffe mana?" Teriaknya.
"Caffe langganan gue"
Aku memberikan arahan jalan menuju caffe langgananku yang sudah dua hari tak kukunjungi ini.Kami membutuhkan lima belas menit saja untuk menuju kesana biasanya aku membutuhkan waktu setengah jam mungkin karena orang ini mengendarai motor seperti orang kesetanan, jadi tidak perlu waktu lama untuk mencapainya.
"Jadi ini caffe favorit lo?" ucap Nathan terlihat seperti sedang menilai tempat ini.
"Iyaa ayo duduk, kalau gue lagi males pulang biasanya kesini"
"Boleh juga nih tempat, selera lo bagus juga ternyata"
"Siapa dulu?" Ucapku membanggakan diri.
Pelayan yang ditunggu pun datang, namanya Yaya aku sudah cukup mengenalnya dan namanya itu mengingatkanku pada kartun Boboiboy "Alifah dua hari gak kesini, pas muncul langsung bawa pria tampan"
Yang merasa dipuji pun hanya tersenyum saja "gak usah genit deh, gue mau pesan jus alpukat itu aja"
"Kalau a'a kasep ini pesan apa?" Tanya Yaya genit membuatku memutar kedua bola mata melihatnya.
"Samain aja"
"Oke sip deh akan segera datang"
Kemudian Yaya pergi meninggalkan kami, lalu lima belas menit kembali kemudian.
Aku meminum sedikit dan memainkan sedotan sambil menatap ke langit yang tidak terlihat kehadiran bintang ataupun bulan. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
"Mau lomba?" aku membalikkan wajahku menatap suara yang mengajakku.
"Lomba apa?"
"Minum ini sampe habis dan gak boleh berhenti" tantangnya
"Oke tapi hadiahnya apa?"
"Umm, yang kalah harus nurutin kemauan yang menang?"
"Fine"
Posisi mulut kami berdua sudah memasukkan sedotan kedalamnya dan pertandingan pun dimulai, kami terus sedot menyedot minuman ini dan kemudian dimenangkan olehku.
"Yeay gue menang" sorakku
"Jadi lo mau apa?" Tanyanya
"Umm apa yaa? Gue pikirin dulu deh"
"Sekarang kita pulang ya? kayaknya mau hujan" Nathan menagih bill kepada pelayan dan yang datang Yaya lagi, ya ampun.
"Yahh a'a kasep udah mau pergi aja," ucap Yaya, nada suaranya terdengar sedih sekali.
"Takut hujan nanti" jawab Nathan, kayaknya sikapnya sama gue cuek amat tapi kalo sama cewek lain manis amat. Pengen gue siram pakai air rasanya.
'Cie yang cemburu' sebuah suara muncul dari dalam benakku.
'Apaan sih gak jelas mana mungkin gue cemburu sama manusia ini'
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religion (On Revision)
RomanceBukan cerita religi!! Cuman cerita gak jelas. Dibuat pas zaman SMP, pengen hapus tapi sayang... Takdir mempertemukan Alifah dengan Nathan yang berbeda keyakinan dengannya itu, berawal dari Alifah yang menemukan Nathan tergeletak lemah di pinggir jal...