Thirty two

878 28 4
                                    

Alifah POV

Baru saja aku membuka pintu rumah setelah menunggu mobil Nathan menghilang dari balik gerbang, dan tiba tiba April menelponku "kenapa Pril?"

"Lo ke rumah Annisa sekarang lagi pada kumpul ini"

"Ohh oke oke" astaga sebenarnya aku malas sekali untuk pergi kesana karena terlanjur sudah di rumah.

Aku langsung berjalan menuju ke kamar seperti biasa rumah ini sepi dan mungkin hanya diisi oleh beberapa pelayan, di dalam kamar aku mengisi tas dengan peralatan ps beserta kaset gamenya dan piyama "gak muat lagi" gerutuku.

"Yaudahlah gak usah bawa baju ganti" aku langsung menggendong tas dan bergegas turun ke bawah.

"Mau kemana non?" Tanya bi Surti tiba-tiba yang mengejutkanku. Entah ini sudah jam berapa tapi yang pasti ini sudah larut malam dan ternyata bi Surti belum tidur.

"Astaga bi bikin kaget aja, aku mau menginap di rumah Anis," aku langsung melangkah pergi karena kalau tidak pasti bi Surti akan ceramah panjang lebar, gitu-gitu dia sudah merawatku sejak kecil aku tidak ingin berdebat dengannya.

Di depan sudah ada taksi yang tadi telah aku pesan sebelumnya, pak Joko satpam rumahku mengulangi pertanyaan yang diberikan bi surti padaku, "Mau kemana neng?"

"Mau nginap di rumah Annisa pak"

"Baru aja sampe di rumah masa pergi lagi"

"Bosen di rumah sendirian disana lagi pada kumpul juga" aku masuk ke dalam taksi dan memberitahu alamat rumah Annisa.

From : putra
Alifah gue mau kasih tau aja kalau Rafa mau balik ke Indo.

To : putra
Bukan urusan gue lagi
Send

From : putra
Mungkin aja lo pengen ketemu dia nanti

Aku membayar ongkos lalu turun dari dalam taksi karena sudah sampai di depan rumah Annisa, aku langsung melangkah masuk ke dalam sambil berteriak "ASSALAMU'ALAIKUM ADA ORANG?"

"Walaikumsalam" sahut mereka yang berasal dari ruang tengah dan aku langsung menuju kesana.

"I'm coming" aku langsung menjatuhkan diri ke atas sofa. Huh melelahkan sekali.

"Kelihatannya lo hari ini bahagia banget" selidik Eka.

"Harus dong"

"Baju siapa tuh yang lo pake? kegedean lagi"

"Siapa yaaa?" Ucapku dengan wajah yang dibuat seperti orang yang sedang menebak.

"Oh iya gue tau Na... Na..." ucap Eka yang mungkin kelupaan sesuatu. "Nathan!"

"Gila abis ngapain lo berdua!?" Tanya April antusias.

"Apaan sihh lo mesum aja pikirannya" kulihat Annisa diam terus sedari tadi udah mukanya tegang banget lagi, enak nih dikerjain dikit.

Eka dengan April sedang mengobrol ringan dan aku akan mengambil kesempatan ini "Nis tadi gue liat lo pelukan sama Tian" ucapku yang dibuat setenang mungkin "di taman belakang" suasana yang tadinya ramai berubah jadi hening seketika dan semua fokus padaku dan Annisa.

Sumpah pengen ketawa lihat tampangnya Annisa pucat plus tegang banget "mmm... itu... itu" ucap Annisa tergagap kehabisan kata-kata.

"Lo tau kan Nis dia pacar gue, tega banget lo sama gue" oke aku terdengar seperti dramaqueen, mungkin dia merasa bahwa aku marah karena ucapanku yang tenang dengan sedikit penekanan di setiap kata.

"Maafin gue Fah sumpah dia yang peluk gue duluan" Annisa udah pengen nangis pemirsa.

"Harusnya lo menghindar dong" suasana sudah mulai semakin tegang pemirsa. "Gak usah pacar gue juga! Tadi lo bareng April kenapa gak lo peluk dia aja?!"

Love Different Religion (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang