Brian membuka pintu ruang ICCU, menatap gadisnya yang sedari tadi menunggunya disana.
Pandangan Brian menyiratkan kebahagiaan mendalam, dia berjalan mendekati Bella lalu memeluknya."Ada apa Brian?"
"Dokter sudah menemukan jantung yang tepat untukmu"
"Benarkah?!" Ucap Bella dengan nada terkejut
"Iya sayang, dan operasinya akan dilakukan besok"
"Aku sangat bahagia Brian"
Brian mengusap rambut Bella namun tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan menatap sedih kearah Brian."Tapi bagaimana jika debar jantung itu sudah tidak ada untukmu lagi, karena jantungku yang lama telah mati. Jantung yang setiap harinya selalu berdebar karenamu"
"Aku akan membuatnya berdebar lagi sayang, dengan hal hal bahagia yang aku berikan untukmu dan setelah kamu sembuh, kita akan segera menikah" Bella menatap terkejut kearah mata Brian, mencari-cari kebohongan disana namun yang ditemukannya hanya wajah serius dari Brian. Harusnya dia mempercayai prianya itu, karena dia selalu bersungguh-sungguh dalam ucapannya. Bella sangat tau pasti hal itu.
Tak disangka, Brian berlutut disamping Bella. Mengeluarkan sebuah kotak beludru dari dalam kantong celananya.
"Bella will you marry me? Aku berjanji akan menjagamu dan membuatmu bahagia" tatapan Bella memburam karena air mata yang sudah menggenang disekitar matanya."Tentu saja Brian, aku mau menikah denganmu" Brian memasukkan cincin itu kedalam jari manis Bella dan sangat pas. Lalu dia berdiri dan kembali memeluk Bella.
***
Alifah sedang berada di dalam kantornya, menyibukkan diri dengan berkas-berkas penting di atas mejanya. Matanya fokus menatap kearah berkas itu.
Seseorang membuka pintu ruangannya dengan lancang tanpa mengetuknya terlebih dahulu membuat Alifah mendongakkan kepalanya menatap orang itu yang sedang berjalan mendekat kearahnya. Brian berjalan kesamping Alifah, membangunkan dia dari duduknya.
"Bagaimana?" Tanya Alifah kepada Brian.
"Berjalan lancar" Alifah lah yang membuat rencana untuk Brian melamar Bella.
"Cincinnya?" Dia juga yang memilih cincin itu, tidak tau pas atau tidak karena Brian tidak memberitahukan ukuran jari Bella, dan dia memutuskan untuk menggunakan jarinya.
"Sangat pas"
"Syukurlah" Brian tiba-tiba memeluk Alifah dengan eratnya.
"Aku sangat bahagia. Ini hari terbaik dalam hidupku" Alifah seolah tampak ragu untuk membalas pelukan Brian tapi kemudian dia melingkarkan tangannya ke punggung kawannya itu, dia turut senang.
Mereka berdua terlalu terlarut dalam kebahagiaan, hingga tidak sadar bahwa di depan pintu berdiri seseorang dengan buket bunga digengamannya.
Dia adalah
Nathan
Yang baru saja sampai di London tadi pagi, dan dia berniat untuk memberikan kejutan kepada Alifah tapi yang didapatinya adalah kejadian yang sangat mengecewakan baginya.
Alifah membuka matanya dan sontak dia membeku setelah melihat Nathan-pria yang sangat dirindukannya- berdiri di depan pintu dengan tatapan terluka, menatap kearah mereka.
"Nathan" gumam Alifah pelan, membuat Brian melepaskan pelukannya dan ikut menatap kearah tatapan Alifah.
"Hai Alifah, udah lama gak ketemu" ucap Nathan dengan senyum miris. "Maaf kalo udah ganggu, gue dateng kesini sebenernya mau kasih kejutan ke lo. Tapi ternyata lo lagi sama kekasih baru lo ini. Yaudah gue pergi aja" ucapnya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religion (On Revision)
RomanceBukan cerita religi!! Cuman cerita gak jelas. Dibuat pas zaman SMP, pengen hapus tapi sayang... Takdir mempertemukan Alifah dengan Nathan yang berbeda keyakinan dengannya itu, berawal dari Alifah yang menemukan Nathan tergeletak lemah di pinggir jal...