1.5K 127 1
                                    

TAEHYUNG

Aku dan Min Gi berada di sebuah restaurant sushi. Bukan karena takut ketahuan Sejin hyung saja aku kemari tetapi juga karena aku malas harus berhadapan dengan hyung ku. Aku dan Min Gi jadi tidak mempunyai waktu berdua jika tetap disana.

"Selamat makan!" Ucap Min Gi sambil mematahkan sumpit menjadi 2 bagian.

"Selamat makan!" Balas ku sembari mengambil sushi salmon dan memasukannya ke dalam mulut ku. Segar merupakan definisi yang tepat untuk sushi salmon ini.

Kembali fokus kepada orang di hadapan ku. Ia terlihat kesulitan memakan sushi-sushi tersebut karena mulutnya yang kecil. Nomu kwiyeobda! Aku jadi tersenyum seperti ini jadinya.

Selesai makan aku pun berencana membayar makanan kami tapi Min Gi terlebih dahulu mengeluarkan kartu kredit dan memberikannya kepada kasir.

"Pelunasan yang kedua! Tinggal satu lagi bukan?" Tanya Min Gi sembari menatap wajahku dengan wajah yang berseri-seri membuat hati ku luluh seketika. Aku selalu lemah jadinya jika ia bersikap seperti ini.

Aku mengangguk dan mengeluarkan senyum miring. "Baiklah. Kalau tahu kamu ingin membayar hutang harusnya kita makan di tempat yang lebih mahal."

Min Gi  menatap ku intens lalu  berjalan keluar mendahului ku. Aku tertawa lagi dibuatnya hari ini. Kira-kira sudah berapa kali dia membuat ku tersenyum ya?

◇◇◇

"Harusnya kamu bilang saja jika kamu tidak bisa makan sushi." Ucapku sedikit meledeknya.

Min Gi melihat ku malas dan mulai siap untuk mengomeli ku. "Aku bisa! Lihat kan tadi aku menghabiskan 3 porsi sekaligus!"

"Tapi lihat caramu makan, kamu terlihat seperti unta yang chubby." Aku mencubit pelan kedua pipi Min Gi, membuatnya menatap ku sebal. Sudah lama aku ingin melakukan ini, apalagi disaat dia sedang tidak mau kalah seperti ini.

"Aku tidak terlihat seperti unta! Lagipula yang penting aku bisa menghabiskan semuanya!"  Ucapnya begitu aku melepaskan cubitan ku dari pipinya yang tembam itu. Salah sepertinya melepaskan cubitan di pipinya itu.

"Arraseo. Sudah ya mengomelnya, aku belikan patbingsoo bagaimana?" Kembali tersenyum miring aku pun mengangkat salah satu alis ku, menunggu reaksinya.

Min Gi menatap ku kesal lalu mengeluarkan pout-nya. "Baiklah."

Setelahnya, aku segera menarik lengan Min Gi dan membawanya ke sebuah kedai kecil yang menjual patbingsoo. Kini bibirku melengkung sempurna. 1 poin lagi untuk Kim Taehyung!

◇◇◇

Setelah selesai memakan patbingsoo kami langsung menuju ke sebuah danau dan duduk di bangku di tepi danau tersebut. Langit kini sudah bewarna jingga pertanda saatnya sang matahari untuk beristirahat.

"Min Gi, di antara pagi, siang, sore dan malam, mana yang paling kamu sukai?" Aku bertanya masih menatap ke arah langit dan merasakan hembusan angin senja. Seketika membuat ku sangat relax.

Beberapa saat terdiam, akhirnya suara Min Gi pun terdengar. "Pagi hari mungkin. Bagaimana dengan mu?"

Aku mengangguk. "Saat ini. Sore hari adalah saat yang paling aku sukai."

"Alasannya?"

"Sederhana, karena aku suka warnanya. Aku juga suka senja karena matahari di saat senja mau mengalah untuk tidak terus bersinar dan terus saja berada di depan. Meskipun ia salah satu tata surya yang paling besar dan paling bersinar, ia tidak  sombong. Ia rela berada di belakang dan menyinari bulan agar bulan juga ikut bersinar di antara bintang."

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang