五十三

554 52 2
                                    

MIN GI

3 hari telah berlalu sejak kejadian itu. Kejadian itu masih terbayang, rasa sakit tidak reda. Tapi, dengan sekuat tenaga aku mencoba fokus dalam bekerja. Aku telah melewati sehari bekerja dan sekarang pekerjaan itu menumpuk. Heol. Malam ini bisa-bisa aku menginap di kantor.

Asik dengan pekerjaan ku, tiba-tiba pintu ku diketuk yang aku yakin diketuk oleh sekretaris ku yang bernama Choi Eun Sang.

"Masuk." Seru ku sambil masih berkutat dengan lembar-lembar kertas kerja dan laptop ku.

Tak lama, Eun Sang masuk, lalu, membungkuk, memberi hormat. "Anda kedatangan tamu."

"Siapa?" Tanya ku masih fokus dengan pekerjaan ku.

"Bangtan Boys."

Sontak hal itu membuat ku menghentikan pekerjaan ku dan menatap ke arahnya terkejut. Untuk apa mereka datang ke sini? Dan bagaimana mereka bisa tahu kantor ku?

"Jadi, aku persilahkan atau tidak, Sajangnim?" Tanyanya berhati-hati. Aku pun menghela nafas lalu mengangguk pelan.

"Baiklah, mereka akan tiba dalam 3 menit. Selamat siang, Sajangnim." Eun Sang kembali memberi hormat kemudian ia melangkah keluar dari kantor ku.

Oh Tuhan, kali ini apa yang Kau rencana kan.

◇◇◇

"Ingin minuman apa?" Tanya ku kepada tamu ku yang bernama Bangtan Boys ini. Kini mereka telah duduk di hadapan ku, di sofa kantor ku.

"Tidak usah, lagipula kami hanya sebentar di sini." Ujar Jin sembari mengeluarkan senyumannya.

Aku pun mempersilahkan Eun Sang keluar karena tugasnya sekarang sudah selesai. Kembali aku menatap ke arah 2 orang di depan ku. Ya, hanya 2 member dari Bangtan Boys saja yang datang.

"Yasudah, langsung saja katakan. Aku juga sibuk." Ucap ku sedingin mungkin. Mereka pun saling melirik satu sama lain, lalu Jungkook pun mengeluarkan suaranya.

"Kamu tahu jelas kan kalau kami datang ke sini mengenai siapa?" Aku pun mengangguk lalu menatapnya dengan tanda untuk melanjutkan kata-katanya.

"Belakangan ini dia tidak fokus dan terlihat kacau. Dia bukan lagi Taehyung yang biasa kami kenal. Kami sempat menanyakannya beberapa kali tapi dia tidak menghiraukan kami. Jadi, kami pikir mungkin kamu tahu."

Aku meneguk air ludah ku kasar, membuang tatapan ku. Lalu, menghela nafas sejenak sebelum aku menjelaskan yang sebenarnya. Aku menatap mereka kembali dan mereka sudah menatapku terlebih dahulu dengan penuh tanda tanya.

"Kami sudah berakhir." Aku pun memutuskan kontak mata kami.

Hening, suasana menjadi sangat suram begitu aku mengucapkan kalimat tersebut.

"Benarkah? Ah, pantas saja. Kalau boleh tahu, kenapa?" Tanya Jin berhati-hati pada kalimat terakhirnya itu.

Aku menggeleng, senyuman miris ku keluarkan. "Teman kalian selingkuh."

"Tidak mungkin! Taehyung tidak mungkin melakukan itu!" Bela Jungkook terang-terangan. Mendengar itu aku jelas marah, aku menatap ke arah nya dengan mata yang berapi-api.

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang