四十四

551 55 2
                                    

MIN GI

Taehyung mulai bersandar pada headboard tempat tidurnya sambil membuka sebuah snack. Aku hanya terdiam membeku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku merasa keheningan ini menjadi canggung.

"Hei, bersandarlah disini." Ujar Taehyung membuyarkan lamunan ku.

Entah apa yang terjadi pada tubuh ku ini, aku langsung mengikuti kata-katanya dan bersandar di samping nya.

"Kamu kepanasan?" Tanya Taehyung begitu ia melihat ke arah wajah ku.

Aku memang merasa sedikit kepanasan tapi bukan karena kepanasan oleh suhu di ruangan ini melainkan karena aku merasa malu.

"Ti-tidak!" Gumam ku sembari melihat ke arah jendela di depan kami. Ia tidak boleh melihat ekspresi ku saat ini.

"Wajah mu merah sekali, akan aku buka jendelanya."

Taehyung mulai berjalan membuka jendela besar yang ada di hadapan kami. Tempat tidur ini menghadap langsung ke arah pemandangan laut hingga begitu Taehyung membuka jendela tersebut aku dapat merasakan dan mencium udara segar laut.

Taehyung kembali bersandar di samping ku dan mulai kembali memakan snack-nya sambil melihat ke arah laut.

"Ji Eun noona sangat pandai mencari tempat seperti ini." Ujar Taehyung setelah beberapa saat kami terdiam, menikmati angin yang menghembus pelan ke arah kami.

"Ji Eun unnie yang mencarinya?" Tanya ku sambil melihat ke arah Taehyung.

Taehyung membalas tatapan ku dan mengangguk pelan. "Iya, ini semua idenya untuk pergi berlibur."

Aku mengangguk dan kembali melihat ke arah laut. Perlahan-lahan aku menjadi lebih santai dan mulai sedikit mengantuk, aku sedikit mengulurkan badan ku hingga aku tidak duduk tegak. Taehyung sadar akan hal itu, ia pun mulai sedikit menyingkirkan snack yang berada tepat di antara kami. Lalu, kami pun kembali terdiam.

"Hei, kamu ingat soal hutang mu?" Tanya Taehyung sambil mulai memainkan rambut ku setelah beberapa saat ia selesai memakan snack-nya.

"Hutang? Aku tidak memiliki hutang apa pun padamu." Tanya ku mulai menikmati sentuhan tidak langsung Taehyung di kepala ku. Baru dimainkan rambutnya saja aku sudah begini, bagaimana dengan menyentuh ku langsung.

"Itu sudah beberapa tahun yang lalu. Kamu memiliki satu hutang kepada ku."

Aku mengernyitkan dahi ku. "Benarkah? Hutang apa itu?"

"Hutang karena aku sudah menolong mu. Aku ingin hutang itu kamu lunasi sekarang."

Aku melihat ke arahnya dan dapat kulihat sebuah senyuman miring terlukis di wajahnya. Aku membuang pelan nafas ku. "Berapa totalnya?"

"Berapa totalnya? Hutang itu bukan dibayar dengan uang sayang." Ucap Taehyung sambil tertawa kecil.

Muka ku kembali memerah karena panggilan sayang tersebut. Pikiran aneh mulai terbayang di kepala ku. Apakah dia ingin memanfaatkan tubuh ku untuk membayar hutangnya maka itu ia mengajak ku ke kamarnya? Apakah semua ini sudah direncanakan dari awal?

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang