五十四

669 57 2
                                    

Warning untuk yang lagi puasa karena part ini sedikit dewasa! Dibaca kalau sudah waktunya ya!

MIN GI

"Aku sungguh mencintai mu Min Gi, aku mohon maafkan aku dan beri aku kesempatan, aku berjanji aku akan berusaha sepenuhnya agar tidak membuat mu kecewa dan membuat mu menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini. Aku akan tunjukkan betapa aku mencintai mu Min Gi."

Aku benar-benar membeku. Dia mengatakan dia mencintai ku! Oh Tuhan, aku sungguh tidak bisa percaya ini!

Jika dipikir-pikir sepertinya memang salah ku sebagian karena dari awal aku tidak mendengarkan dia hingga membuat kami kesakitan seperti ini. Tidak salah bukan jika aku memberinya kesempatan?

Aku menghela nafas ku pelan, lalu melihat ke arahnya.

"Baik, akan ku berikan kesempatan. Jika nanti kamu menyakiti ku lagi jangan berharap akan kesempatan kedua." Ujar ku dengan penuh keseriusan.

Taehyung pun tersenyum lebar, kemudian ia maju mendekati ku, meraih kedua tangan ku. Digenggamnya dengan erat, tidak membiarkan ku melepasnya.

"Aku janji, Min Gi! Aku tidak akan menyakiti mu. Kamu bisa jamin itu! Aku mencintai mu."

Sebuah pelukan pun datang bersamaan dengan ucapan kalimat terakhirnya itu. Kedua tangannya kini berada di bahu ku, wajahnya berada di tengkuk leher ku. Kedua sisi mulut ku mengetat, menunjukkan senyum bahagia ku, ku bawa tangan ku menuju punggungnya dan ku lingkarkan di sana. Aku sungguh merindukan ini, sampai-sampai aku tidak ingin melepasnya.

Taehyung mengecup kilat leherku, lalu menjauhkan wajahnya dari tengkuk leher ku, kini salah satu tangannya berada di pipi ku, mengelus pelan.

"Min Gi." Suaranya yang berat dan senyumannya itu selalu saja membuat ku meleleh dan merinding tiap kali dia menyebut nama ku.

"Apa?" Aku balas dengan senyuman kecil.

"Kamu habis darimana? Kenapa pulang larut sekali?" Kini wajahnya menggambarkan kekhawatiran.

"Aku dari kantor, aku lembur."

"Kamu belum makan kan? Mau makan ramen?" Tanyanya sambil masih terus mengelus pipi ku. Aku menatap ke arah matanya kemudian menurun ke arah bibirnya. Kalau bisa, aku ingin bilang, aku ingin bibirnya saja, aku merindukannya.

Pandangan ku kembali ke arah matanya, Taehyung kini melihatku penuh dengan makna. Seperti tahu apa keinginan ku, ia mendekatkan bibirnya hingga tinggal 1 cm lagi bibir kami bisa melepas rindu. Tapi dia hanya tetap disana, hanya hembusan nafasnya yang dapat kurasakan.

"Mau tidak?" Tanyanya lagi dengan suara yang pelan. Suaranya yang berat dan rendah itu seketika membuat hormon ku naik. Dalam hati aku berteriak tentu saja, aku sudah tak sabar! Tapi, kenyataannya aku hanya mengangguk kikuk.

Melihat reaksi ku, Taehyung menjauhkan wajahnya. "Oke. Di rumah mu ada ramen kan?"

Sial, aku yakin raut kecewa terpampang jelas sedangkan dia melihat ke arah ku dengan senyuman miring. Puas telah mengerjaiku.

"Ada." Aku langsung berdiri menghadapnya dan berjalan menuju kamar mandi. Aku harus mandi. Mendinginkan badan ku yang sudah dibuat panas oleh Taehyung.

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang