五十二

570 52 3
                                    

MIN GI

"Min Gi, ayo lah makan. Kamu sudah seharian tidak makan. Kalau kamu sakit nanti bagaimana?" Min Ha menaruh makanan yang sudah ku biarkan dari pagi ini di depan ku. Aku hanya menggelengkan kepala ku dari dalam selimut. Aku terlalu sedih untuk membuka selimut ku ini.

Ku dengar helaan nafas dari Min Ha, dia pasti sudah kehilangan akal untuk membujuk ku. Sudah daritadi pagi dia menemani ku di rumah ini. Entah bagaimana bisa dia tahu aku sedang dalam keadaan seperti ini.

"Min Gi, ayolah makan. Setidaknya 3 sendok saja. Kalau kamu begini terus aku bisa khawatir."

Aku menghela nafas ku, lalu dengan setengah hati aku menyingkirkan selimut ku dari wajah ku. Aku mulai duduk tegak, lalu bersandar pada headboard kasur ku.

Min Ha menatap ku, memberikan senyuman kecil. Tapi terlihat jelas ada tanda prihatin di matanya. Min Ha kembali menyodorkan piring makanan ku yang kemudian ku raih.

"Tidak perlu aku suap kan?" Tanya Min Ha dengan sedikit nada gurauan. Aku hanya menggeleng, lalu mencoba memakan makanan itu.

Suapan pertama, tertelan. Suapan kedua, tertelan. Hingga suapan ke-lima, aku sudah tidak tahan lagi. Rasanya aku ingin mengeluarkan semua makanan yang sudah ku telan. Menyadari itu, Min Ha langsung memberikan ku segelas air. Ku telan habis air itu dalam satu teguk. Syukurlah, rasa ingin muntah ku berkurang.

Melihat ke arah Min Ha, aku pun mencoba berbicara dengannya.

"Min Ha." Suara ku sedikit hilang karena sudah terlalu lama menangis.

"Iya, ada apa?" Min Ha kembali menatap ku. Tangannya kini berada di rambut ku, ditata-nya dengan pelan dan disisir dengan jari-jarinya.

"Bagaimana kamu bisa tahu?" Tanya ku ragu.

"Tahu apa?" Dia menjatuhkan tangannya di pipi ku sekarang, menghapus jejak air mata ku.

"Kondisi ku." Jawab ku pelan. Tangan Min Ha kini telah berada di samping tubuhnya.

"Taehyung menghubungi ku, dia bilang kalian semalam bertengkar dan dia khawatir dengan keadaan mu. Dia mencoba menghubungi mu tapi nomor mu tidak aktif, dia menekan bel pintu apartemen mu semalam tapi tidak kamu hiraukan. Dia ingin masuk tapi tidak tahu password rumah mu."

Aku kembali terdiam. Mencoba mengingat-ngingat, aku tidak mendengar suara bel pintu semalam. Mungkin aku terlalu terlarut dalam tangisan ku hingga dunia di sekitar ku menjadi hilang.

"Sebenarnya kalian kenapa?" Tanya Min Ha dengan penuh rasa penasaran namun berhati-hati.

Aku melihat ke arahnya sebentar, lalu menatap ke arah tangan ku yang kini sudah bersatu.

"Dia selingkuh, di depan mata ku."

Tidak ada respon apa-apa dari Min Ha. Aku pun mencoba menatap ke arah nya, dia sudah melihat ke arah ku dengan penuh keprihatinan. Dia mendekatkan tubuhnya lalu memeluk ku. Aku memeluknya kembali dan tanpa aku sadari, aku kembali terisak.

"Min Ha, sebenarnya apa yang kurang dari ku? Kenapa dia tega sekali mempermainkan ku seperti ini?" Ucap ku sembari kembali terisak. Setiap kata yang ku keluarkan, hati ku seperti teriris. Sangat sakit.

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang