四十二

539 55 1
                                    

MIN GI

Masih berada di depan makam kedua orang tua ku, aku dengan segera memeluk kedua nisan orang tua ku dan tanpa ku sadari air mata ku mulai mengalir. Senyum yang ku tahan selalu runtuh setiap kali aku ingin menunjukkan kepada mereka bahwa aku baik-baik saja tanpa mereka. Bahwa aku bahagia karena bisa hidup berkat mereka. Namun, setiap kali aku mencoba, setiap kali itu juga air mata mengkhianati ku.

Berusaha berani seperti yang eomma pernah bilang, aku mengusap air mata ku dan dengan segera aku tersenyum di hadapan nisan kedua orang tua ku. Hari ini harus jadi hari terakhir aku menangis di hadapan mereka.

"Hai eomma, hai appa." Ucap ku lalu diam beberapa saat mencoba mendengar balasan mereka.

Hingga beberapa saat yang hembusan angin yang cukup kencang mulai menerpa tubuh ku. Aku pun tersenyum. Mungkin itu tanda mereka yang menyapa ku.

"Sepertinya sudah cukup lama aku tidak kemari. Mian. Aku berusaha menyelesaikan beberapa masalah belakangan ini dan sepertinya masalah tersebut sudah selesai. Apa kalian sudah bertemu dengan samchon? Dia pergi menyusul kalian. Ada baiknya kalian memarahi dia, karena ia sudah bersikap payah."

Aku tersenyum simpul dan kembali berbicara. "Ia tidak sanggup menanggung masalah yang sudah ia perbuat. Ia meminta maaf pada ku tapi hanya melalui surat, itu payah bukan?"

Diam beberapa saat, aku kembali merasakan hembusan angin kembali mengencang. Itu cukup menjadi tanda untuk melanjutkan ucapan ku. "Aku masih tidak memaafkannya, mungkin aku tidak akan memaafkannya. Tapi aku menghargai usahanya. Aku harap eomma dan appa tidak keberatan jika aku katakan seperti itu."

Aku menatap ke arah langit dan melihat awan yang bergerak secara bersamaan lalu kembali melihat nisan eomma dan appa ku.

"Kalian tenang saja, kali ini aku tidak akan berpura-pura bahagia lagi jika kembali berkunjung."

◇◇◇

Bulan malam ini bersinar sangat terang dan terlihat sangat bulat. Mungkin ini tanda, bulan ikut merayakan ketenangan hati ku hari ini.

Masih menatap bulan, aku pun mulai memikirkan apa yang harus ku lakukan ke depannya. Juga, mengingat orang-orang di sekitar ku seperti Il yang banyak membantu ku menyelesaikan kasus korupsi samchon, Min Ha yang sudah banyak menolong ku saat aku kecil. Di saat aku kehilangan eomma dan appa, dia yang dengan rajin mengajakku lari pagi agar bisa keluar dari kubah kesedihan ku dan masih banyak hal lain yang dia lakukan. Taehyung dan Jungkook yang juga sudah sedikit memberi warna dalam hidup ku. Taehyung sudah menolong ku dalam pernikahan ku, menemani ku saat aku di rumah sakit dan dia—

Tunggu, gawat! Aku melupakan sesuatu!

Aku segera mengambil handphone ku dan melihat bahwa ada 20 misscall dari Taehyung. Handphone ku selalu ku silent ketika sedang bekerja dan karena aku begitu terburu-buru dengan kejadian samchon ku, aku sampai lupa dengan keberadaan handphone ku.

Aku pun mulai menghubungi kembali Taehyung.

"MIN GI!"

Aku sedikit tersentak lalu kembali berbicara. "Maaf, aku baru saja selesai dari urusan ku."

"Dimana kamu sekarang?"

"Di apartemen. Kenapa?"

Aku mendengar helaan nafas panjang dari Taehyung.

"Kamu tidak berangkat ke Jeju?"

"Besok aku akan naik pesawat pagi. Aku benar-benar lupa, maaf."

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang