四十一。一

664 64 5
                                    

MIN GI

Hal lain yang tidak pernah ku duga adalah mengunjungi kedua orang tua ku dari balik batu nisan. Tidak pernah ku bayangkan akan secepat ini bisa aku rasakan. Menaruh satu buket bunga di kedua makam tersebut aku pun mencoba tersenyum selebar dan setulus yang aku bisa. Namun, setiap kali menatap nisan itu, semakin terasa beratnya hari itu, semakin terlihat jelas hari itu, hari dimana aku harus mempercayai mimpi terburuk ku.

◇◇◇

"Eomma, lusa kita akan benar-benar melihat pameran teddy bear?"

Aku versi 12 tahun itu bersemangat. Mengingat dalam beberapa hari lagi aku akan berulang tahun dan sebagai hadiah yang lebih awal, kami akan pergi ke sebuah pameran terkenal pada saat itu.

Eomma mengangguk pelan sambil terkekeh melihat tingkah anak tunggalnya ini. "Kamu tanya terus, kalau kamu tanya lagi eomma bilang ke appa untuk membatalkannya."

Mendengar ucapan eomma, wajah ku menjadi tegang. Aku pun segera menggelengkan kepala ku tidak karuan. "Iya, aku tidak akan tanya lagi tapi harus jadi ya perginya!"

Dengan senyumannya yang ceria dan penuh itu eomma mengangguk. "Ne, kalau begitu kamu cepat mandi lalu pergi tidur."

"Tapi, Min Gi masih mau tunggu appa pulang. Kan sudah 3 hari appa belum pulang." Ucap ku sembari menatap ke arah kedua kaki ku. Karena kesibukkan appa di kantor, aku dan eomma sulit bertemu dengannya. Maka itu, aku tidak ingin melewati kesempatan untuk bertemu dengan appa.

Eomma menggelengkan kepalanya sembari menatap ku tegas. "Min Gi, ingatlah besok kamu ada janji lari pagi dengan Min Ha. Kalau kamu tidak tidur sekarang, besok bisa bangun kesiangan dan mengingkar janji kamu dengan Min Ha. Hal itu bisa membuat Min Ha kecewa dengan kamu."

Lagi-lagi aku pun hanya bisa menuruti sambil mengeluarkan pout-ku. Tentu saja setiap kata yang eomma katakan benar. Aku bingung kenapa eomma bisa memikirkan setiap hal dengan sangat baik.

"Aku pulang!" Seru seseorang membuat ku menatap ke arah pintu utama. Melihat orang yang berdiri di sana sukses membuat ku senang. Dengan segera aku berlari ke arahnya dan masuk ke dalam pelukannya. Menghirup aroma tubuh khas kantornya itu menyadarkan ku bahwa situasi ini nyata. Appa ku sudah pulang!

"Aigo, kamu selama 3 hari nurut kan sama eomma?" Ucap appa yang kini berjongkok agar dapat berbicara sejajar dengan ku, aku pun mengangguk antusias. Dengan itu, aku mendapatkan belaian di rambut ku.

Appa kemudian bangkit berdiri dan seperti biasa, ia mulai memeluk dan mencium kening eomma ku yang sudah berdiri di belakang kami. Melihat itu aku merasa sangat senang dan beruntung mengingat kedua orang tua ku yang terlihat rukun tidak seperti beberapa teman ku yang harus menghadapi perceraian orang tua mereka.

Setelah mereka berbincang beberapa saat, mereka pun melihat ke arah ku lalu tersenyum. Aku pun ikut tersenyum sambil mulai berjalan ke arah mereka dan memeluk mereka dengan kedua tangan ku yang kecil. Aku merasa sangat bahagia masih memiliki keluarga yang utuh.

Namun, kebahagiaan kami tidak berlangsung lama ketika pintu utama kami didobrak masuk oleh security kami dengan keadaan berdarah dibagian pelipisnya.

"Astaga, ahjussi kepala anda kenapa?" Appa keluar dari pelukan ku dan berjalan mendekat ke arah security kami yang menatap appa dengan penuh ketakutan.

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang