四十七

580 54 0
                                    

MIN GI

Sekarang, tidak, sekarang, tidak, sekarang, tidak, sekarang, ti—

Kelopak bunga yang terakhir jatuh bersamaan dengan jawaban yang tidak selesai keluar dari mulut ku. Setelah kejadian di taman, aku terus memikirkan kapan sebaiknya aku menerima Taehyung.

Ya, memang dari awal aku sudah menyukainya, tapi, jika aku menerimanya sekarang bukankah aku akan terlihat mudah? Mungkin sebaiknya aku biarkan dia berusaha lebih keras dan lihat kejutan apa lagi yang akan dia lakukan.

"Hei, Min Gi. Bagaimana dengan tadi sore?"

Tersentak, aku pun menoleh melihat ke arah Hae Seung yang sedang menatap ku dengan wajah yang bingung sembari mulai duduk di sisi kasur ku yang kosong.

Memutuskan kontak mata, aku pun berusaha membersihkan kumpulan kelopak bunga yang ku petik sembari menjawab semampu ku. "Yah, begitu.."

Sungguh, hanya jawaban itu yang dapat keluar dari mulut ku?

"Begitu bagaimana?" Tanya Hae Seung lagi.

Aku pun terdiam dan menghela nafas ku. Sepertinya aku tidak bisa menutupi hal ini darinya. Aku pun menceritakan hampir segalanya kecuali di saat Taehyung memberi ku kalung. Begitu aku selesai bercerita Hae Seung merebahkan dirinya di kasur dan mengeluarkan pout-nya.

"Aku jadi iri." ucap Hae Seung lalu mulai menutup matanya.

Mendengar responnya itu, aku tertawa kecil. "Kami hanya mencari harta karun Hae Seung, tidak ada yang romantis dari itu."

"Itu romantis Min Gi, kamu tidak tahu dia menyewa seperempat dari taman untuk melakukan hal tersebut." Ucap Ji Eun unnie secara tiba-tiba lalu duduk di sisi kanan kasur ku.

Aku mencoba menelan semua informasi yang baru ku terima ini. Membuka dan menutup mulutku bagaikan ikan yang terdampar di daratan, aku sungguh kehilangan kata-kata. Aku sungguh tak menyangka Taehyung akan melakukan itu semua. Dia benar-benar serius rupanya.

"Aku tidak menyangka dia bisa seperti itu. Dia tidak terlihat orang yang dapat melakukan hal romantis." Ucap Hae Seung sambil mulai kembali mengambil posisi duduk.

"Kamu tahu? Saat kamu tertidur di kamarnya, ia menggendong mu sampai ke kamar kita tanpa bantuan siapa pun." Ji Eun unnie melihat ke arah langit-langit kamar kami. "Bukan maksud ku menghina dirimu berat! Kamu tahu kan jarak dari kamarnya menuju kamar kita tidak dekat." Ucapnya lagi untuk menghindari kesalahpahaman.

Aku menggelengkan kepala ku sembari mulai memainkan ujung baju tidur ku. "Dia melakukan itu karena Yoongi ingin tidur di kamar itu."

Ji Eun unnie mendengus kesal. "Min Gi, kamar itu cukup untuk 3 orang. Sudah terlihat jelas dia peduli dengan mu."

"Itu benar! Dia tidak ingin kamu merasa tidak nyaman." Ujar Hae Seung membela jawaban Ji Eun unnie.

Namun tetap, aku tidak ingin dibuat salah paham oleh tingkah Taehyung. Aku membuang kasar nafas ku. "Mungkin dia yang merasa tidak nyaman."

"Min Gi, kenapa kamu pesimis sekali? Setidaknya kamu harus percaya diri bahwa Taehyung itu sungguh-sungguh kepada mu. Kita lihat saja hal apa lagi yang akan dia lakukan untuk mu Min Gi." Ji Eun unnie segera berdiri dan berjalan menuju kasurnya di samping ku. "Sebaiknya kita tidur sekarang, besok siang kita akan kembali ke Seoul."

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang