二十四

733 71 2
                                    

MIN GI

Setelah ia mengucapkan kata-kata tersebut, aku langsung mendorongnya dan berjalan sejauh mungkin darinya. Berani-beraninya ia menyebut ku miliknya! Dia sangat beruntung kali ini aku tidak memakinya dan menamparnya karena ada banyak orang di sekeliling kami.

"Nyonya, anda mendapatkan telephone." Ucap salah satu staff wedding organizer kami sembari memberikan handphone ku.

Aku segera meraihnya dan langsung menjawab panggilan tersebut begitu aku melihat nama Il di layar handphone ku.

"Jadi apa perkembangannya?"

"Kamu harus ke Seoul secepatnya, polisi ingin meminta keterangan mu lebih lanjut sebelum persidangan."

"Baiklah, aku akan ke sana besok pagi. Pesankan aku tiketnya."

"Baik."

Aku memutuskan sambungan telephone kami dan berjalan kembali menuju ke tempat photoshoot kami selanjutnya.

Kali ini kami berada di tepi danau dan pose kali ini Won Soo dalam keadaan memeluk ku harus mengangkat ku lalu kami harus berputar dengan senyum tepat di wajah kami. Ah, menggelikan sekali kan? Tapi, demi selesainya photoshoot ini aku harus segera melakukannya.

"Baiklah pemotretan hari ini selesai untuk sesi selanjutnya di Disney Land Hongkong, kapan kalian bisa?" Tanya fotografer kami sambil melihat bolak-balik ke arah ku dan Won Soo.

"Bagaimana jika besok?" Won Soo bertanya kepada ku.

"Aku tidak bisa, aku benar-benar ada urusan besok."

Won Soo mengernyitkan dahinya. "Bukankah samchon mu sudah bilang kamu sedang cuti sekarang?"

Aku memutar kedua bola mata ku lalu kembali menatap matanya. "Baca lah berita setelah ini."

Aku langsung melangkah pergi mengambil pakaian ku dari salah satu staff kami dan segera mengganti pakaian ku, meninggalkan Won Soo yang kebingungan.

◇◇◇

"Jadi, samchon sudah ditahan bukan?" Tanya ku sambil melihat ke arah jalanan Seoul yang sudah lama tidak ku lalui.

"Iya. Apa kamu yakin kamu tidak ingin menutupi wajah mu dengan kacamata atau topi? Akan ada banyak wartawan di sana." Il kembali bertanya dengan nada yang cukup cemas.

Aku menggeleng. "Tidak perlu. Aku tidak peduli jika orang-orang tahu bahwa aku, keponakannya yang melaporkan samchon-nya sendiri."

"Baiklah, terserah kamu saja." Il akhirnya menyerah dan kembali fokus menyetir.

Begitu kami sampai di depan kantor polisi.  Benar seperti yang Il katakan, para wartawan sudah menunggu tepat di pintu masuk kantor polisi.

Dengan segera, aku keluar dari pintu mobilku. Sedetik setelah aku keluar dari mobil, aku merasa apa yang Il katakan ada benarnya juga, tapi nasi telah menjadi bubur. Aku hanya perlu menghadapinya.

Aku mulai berjalan masuk ke dalam kantor polisi, pertanyaan dari wartawan tidak aku jawab karena pertanyaan mereka terdengar seperti kumpulan lebah dan pertanyaan mereka tidak penting untuk dijawab sekarang.

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang