十八

898 79 3
                                    

MIN GI

"Kamu ingin makan sesuatu?"

Kami duduk di salah satu meja restaurant. Il sedang sibuk dengan melihat menu sedangkan aku sibuk mencari halmeoni yang Il katakan.

"Baiklah, pesan satu porsi jjajangmyeon." Balas ku tanpa melihat ke arahnya masih fokus mencari halmeoni itu. Ah, kemana sih dia?

"Ne." Il mengangguk. "Cheogiyo, aku ingin pesan!" Il berteriak hingga seorang pelayan datang dan mencatat pesanan kami. Setelah pelayan itu pergi aku seger bertanya kepada Il.

"Kamu yakin ada halmeoni yang tinggal di sini?"

Il mengangguk yakin. "Tentu saja! Saat aku ke sini waktu itu, halmeoni itu yang melayani ku."

Aku menganggukkan kepala dan tak lama kemudian pesanan kami datang, kami pun dengan cepat menyelesaikan makanan kami.

"Aku akan ke kasir, sekalian ku tanyakan dimana halmeoni itu."

Aku segera mengganguk dan memberikan beberapa lembar uang kepadanya. "Baiklah, ini uangnya."

Il mengambil uang yang ku berikan, dengan cepat ia menghampiri kasir dan mulai berbicara dengan salah satu pelayan restauran tersebut.

Setelah selesai berbicara, pelayan itu menuju ruang belakang dan Il kembali duduk di tempat yang ia duduki tadi dengan wajah tersenyum.

"Apakah halmeoni itu ada?" Tanya ku begitu ia sudah duduk di seberang ku.

"Tentu saja! Sebentar lagi ia akan datang."

Mendengar itu hati ku menjadi lega dan sedikit gugup. Sebentar lagi semua ini akan berakhir!

Tak lama, seseorang pun datang menghampiri kami. "Ada yang bisa saya bantu, tuan?"

Suara wanita yang lembut itu entah kenapa terdengar tidak asing. Aku menoleh dan melihat seorang halmeoni kini berdiri di samping meja kami dengan sebuah senyuman kecil di wajahnya.

"Nyonya ini ingin bertemu dengan anda, halmeoni." Il tersenyum dan halmeoni itu mengikuti kata-kata Il hingga akhirnya mata kami bertemu.

Ia membuka matanya lebar lalu ia tersenyum lebar setelahnya. Dengan segera ia menarik lengan ku ke suatu ruangan di bagian belakang restaurant membuat ku bingung seketika.

"Halmeoni ada apa?" Tanya ku begitu kami sudah berdiri berhadapan.

Secara tiba-tiba ia memelukku dengan erat lalu melepaskan aku beberapa saat kemudian. Entah kenapa pelukannya terasa sangat nyaman. Pelukan ke-ibu-an yang sangat aku rindukan. Tidak lama kemudian Il muncul dan berdiri tidak jauh dari kami. Aku pun kembali menoleh ke arah halmeoni yang sudah menatap ku nanar.

"Kamu sungguh datang Min Gi. Appa mu benar selama ini! Appa mu tahu kamu memang anak yang cerdas." Kini matanya mulai berlinang air mata. Aku pun begitu karena ia menyebut appa ku.

Kembali fokus, aku pun menatapnya dalam. "Halmeoni, sebenarnya anda siapa? Apa hubungan mu dengan keluarga ku?"

Halmeoni itu tersenyum. "Kamu itu sudah bertumbuh terlalu besar, Min Gi. Aku ini pengasuh mu dan appa mu dulu."

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang