十一

1.3K 123 0
                                    

JUNGKOOK

Setelah selesai makan, aku pun meminum jus jeruk buatan Min Gi, tetapi entah kenapa aku merasa jus buatannya terasa aneh dan panas. Aku pun terus mengipas-ngipaskan mulutku yang semakin lama seperti semakin terbakar. Minuman apa yang Min Gi berikan sebenarnya?!

Aku terus terbatuk hingga aku sudah tak kuat dengan apa yang kurasakan aku pun terjatuh ke lantai. Sekarang semua sudah lebih lega. Aku terdiam untuk beristirahat sejenak. Namun, semua ide muncul di kepala ku.

Aku akan membalas dia!

Aku menahan nafasku dan dapat kurasakan Min Gi terus menepuk-nepuk pipiku, tak lama kemudian ia mendekatkan kupingnya ke dada ku. Jantung ku berdetak 100 kali lebih cepat karena ulahnya ini.

Setelahnya, isak tangis pun terdengar.

Min Gi menangisi ku sekarang? Haruskah aku bangun sekarang?

Sebelum aku bisa membuka mata ku, hal yang tak ku sangka terjadi kepadaku.

Ia memberiku nafas buatan! Astaga! Min Gi mencium ku! Ini termaksud mencium bukan?

Aku masing tidak bergeming dari posisi ku. Aku terlalu terkejut kawan-kawan dan sekalian modus sih hehe. Ia kembali memberikan aku nafas buatan, aku masih menutup mata ku. Sejujurnya, aku ingin bangun dan benar-benar menciumnya. Tapi jika aku melakukan hal itu, aku akan dibuat benar-benar mati.

Setelah ia kembali memberikan nafas buatan untuk yang ke tiga kalinya, aku pun membuka mata ku sambil menahan senyum. Wajah cemas Min Gi terlihat. Ah, aku jadi tidak tega.

"Jungkook apa kamu tidak apa-apa?" Tanya masih sambil menepuk-nepuk pelan sisi pipi kanan ku.

"Aku sedikit sakit disini." Aku menunjuk ke arah bibirku. "Bisa kamu bantu sembuhkan dengan cara yang tadi?"

Ekspresi cemas itu berganti menjadi kesal. "Kamu membohongi ku ya?!"

Aku menggelengkan kepala ku dengan cepat. "Tidak kok! Aku benar-benar serasa ingin mati tadi! Harusnya kamu minta maaf!"

"Ya! Neo—" Perkaraan Min Gi kembali terpotong karena suara bel yang berbunyi, ia mendengus lalu segera berjalan menuju pintu depan. Aku pun segera bangkit dan mengikutinya dari belakang.

"Min Gi." Satu kata itu dan suara itu. Jelas sekali aku mengenal milik siapa suara itu. Posisi ku yang kini tidak jauh dari punggung Min Gi pasti masih terlihat jelas oleh orang yang ada di depan pintu.

Mata kami bertemu dan Tae hyung yang berdiri di depan terlihat sedikit terkejut.

"Ada apa?" Tanya Min Gi yang sedaritadi hanya menatap Tae hyung.

Hyung hanya menggelengkan kepalanya. "Kamu lagi ada tamu ya? Kalau begitu aku akan kembali lain waktu. Maaf mengganggu."

"Ya! Taehyung!" Min Gi memanggil namanya namun tidak ada jawaban dari hyung yang kini sudah menghilang dari hadapan ku. Ah, kalau seperti ini bagaimana aku bisa menemui hyung lagi?!

Setelah kejadian itu kami pun membersihkan piring dan gelas yang kami gunakan tadi. Selama mengerjakan pekerjaan itu Min Gi hanya diam dan terkadang ia melamun.

"Apa yang terjadi di antara kamu dan hyung?" Tanya ku setelah beberapa waktu menahan pertanyaan itu di kepala ku. Jujur saja, mereka terlihat canggung tadi.

Ia tersentak sedikit lalu melirik ke arah ku kemudian ia melanjutkan pekerjaannya kembali. "Tidak ada apa-apa."

"Lalu kenapa kalian terlihat sangat canggung?" Kali ini aku bertanya jujur dengan apa yang ada di hati ku.

LUCKY | K.THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang