"Kalian putus kenapa?"
Vina menggeleng. Bagaimana dia bisa menjawab pertanyaan Aksa sedangkan Vero tidak memberi tahunya apa-apa tadi. "Gatau gue."
Aksa masih penasaran, tapi bukan hal baik jika mengorek informasi terlalu dalam. "Yaudah ayo ke kelas. Berapa menit lagi pulang nih, tenang...gue anterin ke kelas lo kok, kan gue yang bikin lo jadi bolos gini." Aksa menarik tangan Vina lembut.
sebenarnya bukan beberapa menit lagi, melainkan bel pulang sudah berbunyi dari 17 menit yang lalu.
"Gak dianter juga gapapa kali Sa." tegur Vina.
"Udah gapapa, ini tanda nya gue laki-laki bertanggung jawab."
"Eh gue mau nanya dong. Lo sama Rey kan bukan anak kembar. Tapi kok kalian bisa ada di satu angkatan?" Setelah sekian lama bersahabat dengan Rey baru ini Aksa sempat bertanya.
"Dulu dia disengajain buat TK dua tahun. Katanya sih, biar enak ngurusnya." jelas Vina.
"Jadi lo sama Rey cuma beda 1 tahun? keren juga ya nyokap bokap lo. kalo nanti kita punya anak kita kasih jarak umur mereka setengah tahun aja ya Vin?" goda Aksa sambil terus berjalan ke arah kelas Vina.
"Ihh najis, ngarep banget lo punya anak sama gue." ejek Vina.
"Ah lo mah." Aksa mengerutkan bibirnya. Dia mencoba menirukan tingkah Vina, tapi tidak mirip.
Tak lama, mereka sampai tepat di depan pintu kelas Vina. Kelas sudah sepi, tinggal tasnya lah yang berada di sana. "Yaudah sono tuh ambil dulu tas nya biar gue tunggu disini."
"Gausah di tunggu juga kali, gue bukan anak kecil yang harus di anterin kemana-mana, lagian lo kan belum ambil tas." ujar Vina.
"Ya lo temanin gue ngambil lah, gila aja gue ngambil sendiri, gue kan atut." saut nya. Vina hanya memutar kedua bola matanya malas dan berjalan kearah tas miliknya yang tergeletak di atas meja.
Setelah mengambil tas, Vina pun menemani Aksa mengambil tasnya dan setelah mereka mengambil tas milik Aksa dari kelas, mereka pun beranjak ke luar sekolah.
"Lo pulang sama siapa? naik apa?" tanya Aksa saat ia melihat hanya tersisa satu mobil saja di parkiran, yaitu mobilnya.
"Biasanya gue sama abang gue sih, tapi tadi dia bilang dia mau kerja kelompok, jadi gue mau naik taxi aja daripada ngerepotin dia." sambil memainkan kuku nya.
"What the....cewe semanis lo naik taxi? ikut gue aja udahh." ujarnya sambil menarik tangan Vina.
"Wehh gue mau lo bawa kemana njay." saut Vina dengan nada berteriak.
"Masuk." sambil membukakan pintu mobil.
"Nggak." Vina menjawab sambil memalingkan wajahnya.
"Kenapa?" tanya Aksa yang bingung.
"Gue takut." Ujar Vina.
Aksa melongo. "Takut kenapa coba? Gue ngga makan orang." ujar Aksa meyakinkan.
"Siapa tau lo pedofil." tembak Vina.
"Kita seumuran goblok, lagian harus nya loo itu bangga!, karna gak banyak cewe yang bisa di anterin sama si Egar." ujar Aksa sambil menaik turunkan alisnya.
"Egar?" tanya Vina sambil mengamati mobil Aksa, dia fikir Egar adalah nama orang.
"Iya egar." sambil memukul kepala mobil nya dua kali.
Vina terkejut. "Fix lo gila."
Aksa memang tidak pernah mengantar kan perempuan lain selain keluarganya menggunakan Egar-mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.