3 hari...
Hari ini Vina sudah kembali mengikuti sekolah.
Sekarang Vina, Aksa, Tamam, Rey dan Vero tengah asik menikmati bakso di kantin sekolah.
"Ehh dua hari lagi ulangan akhir ya?" tanya Vina.
"Iya, mampus lo ngga bisa ngerjain soal pasti." saut Tamam.
"Enak aja, bisa lah." ujar Vina sambil memeletkan lidah nya.
"Hai." sapa seorang perempuan yang langsung duduk di depan Vina tepatnya di samping Aksa. Viona.
Aksa mendorong tubuh Viona. "Lo ngapain disini? Pergi sana."
"Apaan sih kamu, emang apa salahnya aku ngasih ucapan selamat buat Vina yang baru aja kembali masuk sekolah setelah sekian lama hmm?" ujar Viona sedikit nyolot.
"Basi sumpah basi." ujar Rere yang langsung mendapat tatapan sinis dari Viona.
"Selamat ya Vina akhirnya lo sembuh, gue kira lo bakal mati sesuai sama apa yang gue harapin ehh ternyata engga." ucap Viona dengan sinis.
"Haha iya, makasih loh ya ucapan nya, makasih juga doa nya selama ini." saut Vina sembari memberi tatapan yang tak kalah sinis nya.
"Haha iya sama-sama." ujar Viona sambil mengangkat sisi bibirnya dan menjulurkan tangan ke arah Vina.
Vina membalas tangan tersebut dengan menyaliminya namun saat tangan mereka telah berjabat satu sama lain Viona malah mengeratkan genggaman nya hingga Vina meringis kesakitan.
"Aww aw." rintih Vina sambil langsung menarik tangannya.
"Itu buat apa yang lo lakuin ke gue Vina." ucap Viona rendah.
"Emang gue pernah apain lo hah?" tanya Vina kasar.
"Lo ngambil Aksa, puas?" ujar Viona meninggi.
"What? Ngambil? Anggap ajalah itu karma, lagian kan dulu lo juga ngambil Aksa dari Vina toh." saut Vero.
Viona memberikan tatapan tajam kearah Vero.
"Santai aja kali mata nya, kesian Vero nya nih, udah mual di tatapin sama lo." ujar Tamam sambil menepuk-nepuk punggung Vero berniat untuk mendramatisir suasana.
Rey tertawa mendengar ucapan Tamam.
"Aduhh, lo belum cukup malu apa disini?" tanya Rere.
"Ngapain gue malu coba? Orang gue pake baju." saut Viona dengan memeletkan lidah.
"Oke gengz urat malu nya emang udah keputus gini." ujar Vina mengejek.
"Kebanyakan nyimeng sih lu ah." ucap Tamam.
Karena Viona merasa terpojokkan, dia pun pergi dari kumpulan remaja tersebut.
"Bay bay nek." ucap Vero sambil melambai-lambaikan tangan.
"Finally dia pergi." ucap Aksa.
Kringg...kringg...kringg
Bel yang menandakan masuk pun berbunyi, semua murid bergegas pergi menuju kelas.
"Kamu mau aku anterin?" tanya Aksa kepada Vina.
"Kelas kita beda arah pliss." saut Vina sambil memincingkan matanya.
"Demi kamu aku mah rela pliss." ucap Aksa.
Vina tertawa.
"Mau ngga ni?" tanya Aksa lagi.
"Ngga usah." ujar Vina lembut.
"Kalian mau masuk kekelas aja lama banget sih ya tuhan, yang nunggui ini loh kesian." ujar Tamam yang memang sedari tadi tidak bisa berhenti berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.