Setelah dua hari di rawat di rumah sakit Aksa pun di ijinkan untuk pulang dan bisa langsung bersekolah.
Hari ini Aksa tidak melihat kehadiran Vina di setiap sisi sekolah entah mengapa hati Aksa sedikit terusik dengan hal itu.
"Viona hari ini kamu pulang minta jemput aja ya atau kamu naik taxi." ujar Aksa kepada pacarnya.
"Yahhh kok gitu sih Sa kan kamu udah janji mau ngantar aku." jawab Viona dengan manja.
"Ya tapi hari ini aku ngga bisa." ucap Aksa berusaha meyakinkan.
"Aku ngga mau tau, kamu kan bisa ngantar aku dulu baru nyelesain urusan kamu, atau kamu batalin aja urusan kamu." ujar Viona manja.
"Tapi ini lebih penting dari pada cuma ngantarin anak orang." ujar Aksa spontan.
"Jadi aku ngga penting?" Viona membentak Aksa.
"Untuk sekarang, iya." jawab Aksa yang langsung berlalu pergi menuju kelas nya.
Bel pulang berbunyi.
Sebenarnya Aksa tidak punya urusan apapun.
Aksa hanya ingin menenangkan dirinya di tempat yang memang telah menjadi tempat langganan nya di sekolah ini selain kantin, yaitu taman belakang sekolah.
Saat Aksa baru saja hendak keluar dari pintu kelas nya ia langsung di hadang oleh Viona
"Kamu pokoknya harus anterin aku, emang urusan penting apasih yang bisa bikin kamu ngga mau ngantetin aku?, Vina?" tanya Viona kasar.
"Emang kamu harus tau semua urusan aku? Ngga kan." jawab Aksa dengan penekanan.
"Makan tuh cabe-cabean, sengsara deh idup lo." gumam seorang lelaki dari belakang tubuh Aksa yang langsung berlalu pergi.
"Aksa tapi aku ini cewe kamu, masa kamu ngga mau nganterin aku." ujar Viona manja.
"Ya tapi aku lagi ngga mau di ganggu sekarang dan sebaiknya kamu pergi sebelum aku berlaku kasar." ucap Aksa sembari menunjuk lorong sebelah kanan nya menyuruh Viona untuk pergi.
"Ta...tapi Aksa." selah Viona
"Buruan pulang, lo ngga bakal mau kan kena hujan?" jawab Aksa sambil melirik langit yang tampaknya akan turun hujan.
Tanpa menjawab, Viona pun langsung pergi dari hadapan Aksa.
Aksa yang sudah yakin bahwa Viona sudah tidak ada disana pun langsung melangkah dan menuruni anak tangga sembari bersiul siul.
Aksa berjalan menelusuri koridor yang memang adalah jalan untuk menuju taman belakang.
Setelah Aksa sudah sangat dekat dengan taman tersebut lantas ia melihat seorang perempuan disana.
Yaa Aksa mengenal perempuan itu dia adalah Vina.
Aksa yang melihat kehadiran Vina di taman tersebut pun mengurungkan niat nya untuk bersantai di taman tersebut.
Aksa mengamati apa yang akan Vina lakukan di taman belakang di jam seperti ini.
Aksa melotot saat melihat Vina seperti menarik sesuatu di bagian kepalanya sendiri.
"Ra..rambut palsu?" tanya Aksa kepada dirinya sendiri.
Yap Vina membuka rambut palsunya.
Aksa terdiam saat melihat Vina mengeluarkan lima buckets bunga yang sudah layu dari dalam tas nya, Aksa ingat jelas bahwa semua bunga itu adalah bunga yang pernah ia berikan kepada Vina.
Vina lantas memeluk bunga itu dengan erat dan menitihkan air mata.
Hati Aksa bergetar melihat Vina yang sepertinya masih sangat mencintai diri seorang Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Fiksi RemajaPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.