"Viona." tegur Vina tegas saat melihat rambut anaknya sedang di jambak dengan kasar.
Viona melepaskan genggamannya di rambut Diva dan langsung menoleh kearah Vina.
"Padahal aku cuma nyuruh Aksa yang kesini, tapi kayaknya dia bawa satu keluarga." ujar Viona dengan sinis.
Dava melangkahkan kaki nya kearah Viona.
"Dava." panggil Rere yang takut tidak kepalang.
Dengan cepat Dava balik menjambak rambut Viona dengan wajah datar.
"Gue tau pasti ade gue yang malang itu pingin banget balas ngejambak rambut lo, tapi karna tangan nya keikat jadi gue aja yang ngejambakin." ujar Dava sambil sesekali melirik Diva.
"Heh Vina, anak lo ngga pernah diajarin sopan santun ya." ujar Viona sambil berusaha melepaskan rambutnya dari tangan Dava.
"Nyokap gue selalu ngajarin itu kok," ujar Dava gantung.
"Tapi kata bokap gue, gaada gunanya sopan ke orang yang gatau tata krama." sambung Dava yang tambah kencang menjambak rambut Viona.
"Cowo kok main jambak." ujar Viona yang membuat Dava melepaskan genggamannya pada rambut Viona.
Bukk.
Satu tinjuan dari Dava tepat mengenai pelipis Viona.
"Woii gila, sakit." ujar Viona sambil memegangi pelipisnya yang menjadi sangat lebam.
"Harusnya tadi lo makasih karna cuma gue jambak, bukannya malah minta macam-macam." ujar Dava datar.
Saat Viona jatuh tersungkur karena kesakitan, saat itu juga Vina, Rere, dan Dava menolong Diva, untuk membuka tali yang mengikatnya.
Viona bangkit untuk berdiri sambil menahan rasa sakitnya.
Ia mengambil seusatu dari dalam kantung celananya.
Pisau lipat, ia sengaja menyimpannya, bila saja kejadian seperti ini terjadi, jadi ia sudah siap.
Viona mengarahkan pisau tersebut tepat pada Vina yang sedang memeluk Diva.
Tak ada yang menyadari bahwa Viona berniat untuk menusuk Vina.
"Vina awas." teriak Aksa dari belakang.
Aksa berlari dan langsung melindungi Vina tepat saat pisau tersebut siap untuk Viona tusukkan.
Jlebb.*anggap suara pisau nyucuk.
Vina terdiam.
Viona yang ketakutan langsung berlari ingin meninggalkan mereka semua.
Sayangnya ada Vero, dan Tamam yang menghalangi jalannya dan langsung menangkapnya.
"Siap-siap bilang hallo sama pak polisi ya jablay." ujar Tamam.
Tamam dan Rey langsung menarik Viona keujung ruangan tersebut.
"Lo sendiri yang mau ngorbanin nyawa lo demi Vina, jadi ini bukan salah gue." ujar Viona dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.