Bel yang menandakan pulang pun berbunyi.
Kali ini Vina tidak bersemangat sama sekali walaupun Aksa telah berjanji untuk mengantarkan nya pulang.
Dari tempat duduk Vina, Vina dapat melihat Aksa yang sudah berdiri di depan kelas Vina dengan muka datar.
Vina mencoba tidak peduli lagi, jika Aksa memanggil nya dan mengajak nya pulang dia akan menuruti nya namun jika Aksa tidak menghiraukan nya dia akan menelfon Rey untuk menjemputnya.
Vina berjalan biasa saja di depan Aksa dan benar saja Aksa tidak memanggil nya.
Vina membuang nafasnya dengan kasar dan tetap berjalan sampai akhirnya telah sampai di parkiran.
"Gak mungkin kan kamu lupa sama mobil ku, kan kamu cewe pertama yang dudukin mobil ku." Ucap seseorang dari belakang Vina dan ternyata itu Aksa.
Deg.
Vina tidak menyadari bahwa dari tadi Aksa mengikuti nya dari belakang.
"Sorry aku lupa kalo mau pulang sama kamu, aku kira kamu pulang sama Viona lagi." ujar Vina sedikit menyindir.
"Yaudah ayo masuk." Aksa merangkul Vina masuk kedalam mobil nya.
Aksa telah melajukan mobil nya dengan kecepatan normal, namun ada kejanggalan yang Vina rasakan yaitu Aksa tidak mengantarkan nya pulang kerumah, bahkan sekarang mobil Aksa telah memasuki tempat parkir sekolah lagi.
"Sa kamu ngga salah?" tanya Vina yang bingung mengapa Aksa kembali membawa nya kesekolah.
"Ngga." jawab Aksa singkat.
"Terus ngapain?" Vina kembali bertanya.
Aksa langsung membalik badan nya dan melihat mata Vina yang masih sendu.
"Aku ngga bisa ngeliat kamu nangis." ujar Aksa pelan entah tulus atau tidak.
"Oh ya? Terus kenapa kamu ngelakuin hal yang bisa buat aku nangis tadi pagi?" tanya Vina sinis.
"Ya maka dari itu sekarang aku mau bikin semua nya jelas." ujar Aksa tegas
"Silahkan." Vina menampilkan senyum terpaksa nya kepada Aksa
"Ya ngga di sini lah sayang, kita ke lapangan basket aja." ujar Aksa sedikit melemah.
Vina dan Aksa pun berjalan menuju lapangan basket, Vina merasa di antara dia dan Aksa sekarang sangat canggung.
"Vina." panggil Aksa.
"Apa?" saut Vina singkat.
"Aku mau kita putus." ujar Aksa sambil memegang tangan Vina.
Vina tertegun mendengarnya, Vina merasa hati nya sangat terusik sekarang.
Aksa mendekap tubuh Vina dalam dekapan nya yang erat.
"Jangan nangis Vin, aku mohon." ujar Aksa dalam pelukannya.
Vina yang mendengar ucapan Aksa pun malah menangis, dia sudah mempercayai lelaki yang saat ini mendekap hangat tubuh nya, namun lelaki itu membuat nya merasa bahwa dirinya hanyalah sampah.
"A...alsan ka...kamu mau kita putus apa?" tanya Vina yang masih berada dalam dekapan Aksa.
"Aku sayang kamu tapi aku rasa aku lebih sayang sama dia Vina." jelas Aksa, dengan rasa bersalah yang memenuhi otaknya.
"Dia siapa?" tanya Vina dengan tatapan kosong.
"Vi..viona." ucap Aksa yang berhasil membuat hati Vina serasa teriris iris kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.