crazy52(sad or happy?)

18.8K 790 33
                                    

Oke setelah sekian lama cerita ini diketik, dan setelah sekian lama kalian semua baca...

AKHIRNYA CERITA INI SAMPAI DI BAGIAN ENDING!!!!

Vote sebelum baca!
***

Vina menatap tubuh Aksa yang terbaring lesu, tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan tetap bertahan disisi Vina.

Alat pendeteksi jantung dan alat lainnya tetap terpasang rapi disana sesuai permintaan Vina.

Ia yakin bahwa Aksa hanya tidur sebentar.

Rey dan Rere berjalan pelan menuju Vina itu.

"Vina, lo harus sabar, doain Aksanya biar dapat tempat yang bagus disana." ujar Rere yang tak kalah terpukul karena kejadian itu.

"Dia bilang sama gue cuma tidur sebentar kok." ujar Vina dengan air mata yang tidak bisa ia keluarkan lagi.

Angel yang baru saja datang pun ikut menenangkan Vina.

"Udah kak, ikhlasin bang Aksa, biar dia juga bisa tenang ninggalin kakak." ujar Angel.

Vina hanya menggeleng.

Titt..tittt..titt

Alat pendeteksi jantung yang terhubung ke tubuh Aksa berbunyi dan memperlihatkan beberapa gelombang.

Aksa–nya.

Jantung Aksa—nya kembali berdetak.

Semua orang yang berada di ruangan tersebut langsung berdiri.

Dengan cepat Vero berlari keluar dan memanggil dokter.

Tak lama kemudian beberapa dokter dan perawat masuk kedalam ruangan tempat Aksa dibaringkan.

"Maaf, ibu harus keluar agar dokter bisa melakukan pemeriksaan." ujar salah satu suster disana.

Vina tak melawan tak juga meng–iya kan.

Akhirnya Vina keluar dan pintu ruangan tersebut tertutup.

"Udah, kita sama-sama doain yang terbaik aja buat Aksa." ujar Tamam sambil merangkul pundak Vina yang masih berdiri menatap pintu ruangan Aksa yang baru saja tertutup.

Vina mengangguk lalu beranjak duduk di tengah Dava dan Diva.

"Yang sabar ya ma." ujar Dava sambil memeluk Vina lalu disusul oleh Diva yang juga memeluknya.

Pintu terbuka.

Memperlihatkan para dokter dan suster yang menangani Aksa.

Vina dengan cepat berdiri dihadapan dokter tersebut.

"Gimana dok? Dia beneran masih ada kan?" tanya Vina dengan tangan dan kaki yang gemetaran.

"Maaf, kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi, dan untuk kesekian kalinya juga pasien yang mengalaminya tetap tidak selamat." ujar salah satu dokter itu.

Vina tertunduk lesu, kaki yang menopang badan nya pun seketika berubah seperti jelly.

Dengan sigap Dava dan Vero menahan badan Vina agar tidak terjatuh ke lantai.

"Semua alat medis yang tadi masih ada di tubuh pak Aksa sudah kami lepas seluruhnya, kami permisi." ujar seorang suster yang langsung berlalu pergi disusul oleh rekan-rekannya.

Untuk kesekian kalinya Vina menangis karnanya.

Ia masih tak habis fikir, kenapa hal semacam ini terjadi secepat itu.

Dava dan Vero membopong tubuh Vina berjalan masuk kedalam ruang inap Aksa.

Memang Vina yang meminta pihak runah sakit untuk menaruh suaminya itu diruang inap dan dipasangi alat medis.

CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang