11 tahun kemudian...
Seragam putih dengan rok dan celana abu-abu terpampang rapi di tubuh Diva dan Dava.
Yap mereka sudah menginjak bangku SMA.
Kehidupan mereka berjalan lancar sejauh ini.
Sifat mereka pun tak berubah.
Dava kokoh dengan keheningannya dan Diva kokoh dengan kebrutalannya.
"Ma Diva bawa mobil sendiri ya." ujar Diva.
"Ngga ada acara mobil-mobilan, kan ada Dava, jadi kenapa harus nyetir sendiri?" tukas Aksa.
"Diva lagi bicara sama mama bukan sama ayah." elak Diva.
"Ni anak ngelawan mulu, ngikutin sifat siapa sih?" tanya Aksa yang selalu berhasil dibuat grigitan oleh Diva.
"Yaelah pake acara nanya lagi, perasaan dulu kamu lebih parah dari dia." ujar Vina.
Aksa memicingkan matanya hingga alisnya ikut menyatu. "Harusnya kamu bela aku, bukan malah bela Diva."
"Aku ngga ada bela Diva." elak Vina.
"Lo bosan hidup Sampai berani mau nyetir sendiri?" tanya Dava yang tau kembarannya itu tak pernah lancar menyetir mobil.
Ia ingat sekali terakhir Diva menyetir mobilnya dengan alasan 'mau belajar' beberapa bulan yang lalu.
Namun Aksa dan Vina malah harus menggantikan mobilnya dengan yang baru, karena rusak saat Diva menabrakannya ke pohon.
"Pohon diem aja kamu tabrak, sok-sokan mau nyetir sendiri," ucap Aksa terpotong.
"Yang ada kamu bukannya kesekolah, malah kerumah sakit." sambungnya.
"Jahat banget sih, itu kan udah lama." ujar nya dengan muka yang di kerutkan.
"Lambat gue tinggal." ujar Dava yang sudah diambang pintu dengan suara nyaring.
Diva melotot. "Oiii kuncrut, apa jabatan lo sampe semaunya ninggalin gue?" teriak Diva namun tak kunjung menyusul Dava.
Vina dan Aksa hanya diam menatap dua anaknya yang tak pernah akur itu.
"Woii, tunggu." teriak Diva yang langsung menyambar tas sekolahnya dan lari menyusul Dava.
"Samlekum." teriaknya saat keluar dari pintu.
"Anak mu gitu banget sih." protes Aksa dengan tampang lelah.
"Dia mah nurunin sifat kamu, siapa suruh kamu nakalnya nauzubillah." ujar Vina.
***
"Hari ini kita MOS, disuruh macem-macem ngga sih?" tanya Diva.
"Mana gue tau." jawab Dava dengan lempeng.
Sekitar 15 menit mereka berada didalam mobil dan Akhirnya kendaraan tersebut memasuki gerbang sekolah.
"Lo ngga gue ijinin buat masalah di hari pertama sekolah." ujar Dava semakin datar.
Diva melirik kembarannya tersebut.
"Bisa ngga sih kita kalo ngomong tu enjoy aja?" tanya nya namun tak mendapat jawaban dari Dava.
Diva milirik Dava dengan sinis, lalu langsung membuka pintu mobil dan beranjak keluar.
Saat ia telah berdiri dengan sempurna, ia melihat ke sekeliling nya.
Hampir sebagian mata laki-laki yang reputasinya sebagai kakak kelas memandanginya.
Tidak banyak memang, tapi lumayan kurang kerjaan mereka yang datang pas MOS gini.
Dan bukan hanya laki-laki, sebagian perempuan pun melihat kearahnya, namun dengan mata yang melotot seperti hendak membunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Ficção AdolescentePenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.