Aksa merebahkan badan di atas kasur empuk milik nya, dia asik membaca ulang surat Vina yang baru saja Rey berikan kepadanya, tiba-tiba ada satu notifikasi line di handphone nya.
Line.
Sempak onta(4)
Vero: sa, siapin kulkas lo, gue, Rey sama Tamam lagi otw rumah lo.
Rey: sebelum nenek lampir bakal kerumah lo.
Tamam: jangan lupa ciki.
Aksa: nenek lampir? Siapa?
Tamam: siapa lagi kalo bukan Viona.
Aksa: terus apa hubungannya sama makanan?
Vero: yaampun Aksa lo kok kaya Dora sih kebanyakan nanya.
Rey: jangan akui ips-3 sebagai kelas lo lagi, karna otak lo terlalu cetek.
Aksa: cetek-cetek gini juga gue lebih pintar dari pada Tamam ya!!!
Tamam: ciah bawa-bawa nama gue.
Rey: ya ampun Aksa lo tinggal nyiapin makanan buat kita aja ribet banget deh.
Aksa: iya nyonya besar.
*eh typo maksud gue tuan besar.***
Aksa yang mengetahui bahwa teman-temannya yang berperut karet sebentar lagi akan datang langsung menyuruh pembantu di rumah nya untuk menyiapkan beberapa makanan ringan.
Tak lama berselang terdengar jelas suara klakson mobil di depan rumah nya.
Tepat seperti dugaan Aksa, teman-teman nya itu akan datang cepat layaknya seorang pembalap kelas atas.
Lantas buru-buru Aksa pergi berlari ke kulkas khusus makanan ringan dirumahnya. "Bi kalo mereka nanya saya dimana, bilang aja saya lagi boker ya bi, terus kasih aja ciki-ciki yang tadi saya suruh bibi siapin oke." ujar Aksa seraya kembali berlari.
"Siap mas." saut bi Icah *nama pembantu rumah tangga Aksa.
***
"Eh ada mas Rey, ini mas makanan ringan nya silahkan dimakan ya mas." ujar bi Icah.
"Iya bi, makasih." jawab Rey dan mendapat anggukan dari bi Icah.
Tamam yang tidak melihat kehadiran Aksa pun langsung angkat bicara. "Loh bi Aksa nya mana? Kok ngga ada?." tanya Tamam.
"Eh anu...apa tadi ya." ujar bi Icah setengah gagap karena lupa harus menjawab apa.
"Anu apaan sih bi?" kali ini Rey lah yang angkat bicara.
"Ah iya mas Aksa nya lagi boker." jawab bi Icah yang baru saja mengingat apa yang disuruh Aksa tadi dan langsung berlalu pergi karena tidak ingin di tanya-tanya lagi.
Mereka bertiga saling bertatap-tatapan beberepa saat. "Wah...kalian satu pemikiran ngga nih sama gue?" ujar Rey.
"Kalo yang lo pikir sekarang itu Aksa bukan lagi boker tapi lagi ngamanin kulkasnya berarti kita satu pemikiran." ujar Tamam sambil menatap manik mata kedua sahabatnya bergantian.
"OTW kulkas kesayangan Aksa gan." ujar Vero dan berlalu pergi menuju kulkas Aksa yang di ikuti dua sahabat nya yang lain.
Dan saat mereka telah sampai di dapur benar saja Aksa tengah duduk di kursi yang memang berada di dapur rumah tersebut dan tengah asik memainkan handphone nya.
"Wah...wah...wah ternyata ada yang berusaha ngalangin kulkas nya dari perut kita nih kawan-kawan." ujar Tamam seraya merangkul pundak Aksa dan berhasil membuat Aksa kaget.
"Eh Sa tadi gue sama yang lain denger ceramah di tv, nah di sana tertera bahwa salah satu tanda penghuni neraka itu rela berbohong demi isi kulkasnya loh Sa." ujar Rey sambil berdekik ngeri.
"Em...emang siapa yang ngalangin kulkas? Gue duduk disini gara-gara mules dan harus bolak-balik toilet kok." elak Aksa dengan muka sedikit tegang.
Rey berjalan menuju kulkas tersebut. "Oh...gitu ya..berarti ngga masalah dong kalo para sahabat lo yang cogan-cogan ini harus menjebol kesucian kulkas lo?" ujarnya sambil perlahan membuka kulkas itu.
"I..iya, habisin aja kalo perlu." Aksa mengalah kali ini dan membiarkan mereka semua untuk mengobrak abrik isi kulkas kesayangan nya itu.
"AKSAAA." Teriakan seorang gadis yang mereka kenali berhasil menghentikan aktivitas mereka di dapur Aksa sesaat.
"Pasti itu si nenek lampir kan?" ujar Tamam yang langsung mendapat sautan dari Vero. "Yaialah emang siapa lagi orang yang berani neriakin rumah orang tanpa ada rasa malu?"
"Dia beruntung karna rumah Aksa sekarang lagi ngga ada orang selain kita dan bi Icah, kalo sampe ada bokap Aksa sama Angel disini mungkin dia sudah bakal jadi tempe penyet." ujar Rey sambil mengangkat satu alis nya.
"Sa lo disini dulu ya, biar kita bertiga yang keluar." ujar Vero yang mendapat anggukan dari Aksa.
Rey, Vero, dan Tamam pun bergegas keluar.
"Loh kok kalian pada disini sih bukan nya kalian bertiga tadi lagi dirumah sakit nungguin si jalang buat sadar?" ujar Viona dengan percaya diri.
PLAK!!!
Satu tamparan keras dari Rey tertanam di pipi Viona. Viona hanya dapat memegangi pipi nya yang terasa pedas dan panas sekarang.
"Lo salah besar udah nyebut ade gue sebagai jalang di depan gue, VIONA yang selalu merasa dirinya sempurna." bentak Rey kepada Viona.
"Salah? Kalo iya, apanya coba yang salah? Dia berhasil ngebuat Aksa mau lagi balik ke dia dengan cara licik dia. Ya berarti pantas kan dia di bilang jalang?" ujar Viona dengan memasang muka menyolot ala dirinya.
"Oh ya? Jadi, lo pantes gue sebutin apa disaat lo ngambil Aksa dari ade gue dengan cara kampungan haa?" Rey kembali membentak dan mendorong pundak Viona.
Viona merintih. Rey ingin menampar Viona sekali lagi namun Tamam yang sangat tau keinginannya itu segera menarik tubuh tegap Rey untuk mundur.
"Kendaliin diri lo Rey, mau gimana pun cowo ngga pantes nampar cewe." ujar Vero.
"Tapi itu pantas buat cewe kaya dia." bentak Rey kepada dua sahabat nya itu sembari menunjuk wajah Viona. Sedangkan yang dibentak hanya bisa terdiam.
"Gue datang kesini ada urusan sama Aksa ya bukan sama kalian semua." bentak Viona.
Aksa yang sudah bosan karena hanya mendengarkan ocehan drama di ruang tamunya yang di perankan oleh teman-teman nya itu pun. Langsung bergegas keluar.
"Dan sayangnya hari ini, detik ini, tahun ini, pukul ini, kita resmi ngga ada hubungan apapun jadi buat apa lo masih nyariin gue?" tanya Aksa dengan memasang wajah datar miliknya.
"Ta..tapi sa, kenapa?" tanya Viona heran, sedangkan di sisi lain ketiga sahabatnya sudah tersenyum puas.
"Lo ingat beberapa tahun lalu saat lo mutusin hubungan pertunangan kita dengan alasan mau fokus belajar?" tanya Aksa tanpa menatap wajah Viona sedikit pun.
"Iya...ingat." saut Viona dengan lantang.
"Lo masih ngga sadar apapun Viona?" tanya Aksa sambil mengangkat ujung bibir kanannya.
"Lo ngomongin apaan sih Sa gue ngga ngerti sumpah." saut Vina yang masih tidak mengerti arah pembicaraan Aksa.
Aksa terkikik geli melihat wajah kebingungan Viona yang entah pura-pura bego atau emang bego.
***
Habis ini aku bakal update secepatnya buat ngelanjutin part ini.Terus setia sama CRAZY boyfriend ya readers.
Jangan lupa voment nya ya.
See u.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Dla nastolatkówPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.