crazy30

15.7K 804 5
                                    

Hari demi hari sudah Aksa lalui sembari menunggu gadis manis yang tengah tergulai lemah dihadapannya ini sadar.

"Coy ni surat ke sembilan belas buat lo." ucap Rey sembari memberi Aksa sepucuk surat.

"O...oke makasih." ujar Aksa sembari menerima surat dari tangan Rey.

Lalu Rey pun beranjak meninggalkan Aksa dan Vina berdua disana.

*
Hai sa...

Kamu masih betah jengukin aku?
Aku fikir kamu sudah bosan.

Oh ya sa gimana kabar kamu sama Angel? Mudahan baik-baik aja ya.

Habis ini kamu bakal dapat surat aku yang ke dua puluh yaa' dan itu yang terakhir...

Pas aku lagi bikin surat ini jujur aku bingung mau nulis apa disurat  yang ke dua puluh itu dan yaa kamu baca aja sendiri nanti hehe.

...

"udah bacanya?" tanya Rey yang sebenarnya memperhatikan Aksa dari ambang pintu.

"Emm udah, kenapa?" balas Rey.

"Gapapa sih tapi itu diluar ada Tamam sama Vero mau masuk." ujar Rey.

Aksa mengernyitkan dahinya. "Kenapa ngga lo suruh masuk aja?" tanya nya.

"Yaelah lo kaya ga tau mereka perusak suasana aja, lo kan lagi serius baca surat nanti kalo mereka masuk, ketentraman lo ilang." ucap Rey.

"Yaudah suruh masuk gih." ucap Aksa.

Rey pun berjalan keluar dan mempersilahkan kedua sahabatnya itu untuk masuk.

"Wesss ada mas Aksa ternyata disini." canda Vero.

Aksa hanya tersenyun.

"Lo sedih ngeliat Vina gini?" tanya Tamam.

"Cowok mana sih yang ngga sedih kalo orang yang 'ternyata' dia sayang lagi ngelawan kematian?" ujar Aksa sambil menatap manik wajah tenang Vina.

"Anjir bijak lo ya sekarang." ujar Tamam sanbil mendorong punggung Aksa yang hanya mendapat balasan mata sinis Aksa.

"Sttt, lo mah penghancur suasana, orang lagi serius juga." ujar Rey menabok punggung Tamam

"Oke oke, sorry hehe." ujar Tamam sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gini ya sa, setau gue walaupun orang itu koma dia masih bisa ngedenger dan ngerasain apa yang ada di dekat dia..." tambah Tamam namun sengaja ia potong.

"Jadi?" potong Tamam.

"Jadi, lo banyangin aja apa yang Vina rasain kalo semua orang termasuk lo cuma nyedihin dia, yang dia butuhin itu bukan cuma air mata dan kesedihan lo tapi dia juga butuh doa lo." ujar Tamam lumayan bijak.

Mereka semua terdiam karna ucapan Tamam.

"Segitu kerennya kah ucapan gue sampe buat kalian terpesona?" tanya Tamam dengan tampang polos.

"Huuu si anjir." sorak mereka bertiga.

"Hehe kalo butuh tanda tangan nanti ya, habis gue jengukin Vina."  tambah Tamam.

"Bagusan juga tanda tangan gue dari pada tanda tangan lo." saut Aksa setengah mengejek.

"Iyalah bagus, yang ngelajarin lo bikin tanda tangan kan gue." selah Vero.

"Lo bikin tanda tangan aja kaga bisa mau sok ngajarin Aksa." Bela Rey.

"Ahh lo mah, bikin gue bahagia bentar napa sih!" ujar Vero tak terima.

CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang