Sorry karna part dipercepat.
•••2 tahun kemudian...
"Daddy Daddy, hali ini kita jadi jalan kan?" ujar Diva dengan imutnya.
Diva tumbuh jadi anak yang petakilan, cantik, ngeselin, dan paling anti sama kata diam.
"Iya jadi." ujar Aksa sambil mengelus halus rambut anaknya itu.
"Mom Dava mana?" tanya Aksa kepada Vina.
"Paling dia di kamal main mobil-mobilan." jawab Diva.
Aksa mengangguk paham, berbeda dengan Diva, Dava tumbuh jadi anak yang pendiam, dan suka mengurung diri.
"Diva, tolong panggilin abangnya dong, kan bentar lagi kita mau jalan." ujar Vina kepada Diva.
"Ciap." ujar Diva dengan tegas dan memberi hormat layaknya komandan.
Diva pun beranjak pergi ke kamarnya dan kakak nya itu.
Benar saja, Dava sedang bermain mobil-mobilannya.
Diva datang dan mengambil mobil-mobilan abangnya itu secara tiba-tiba.
"Abang Dapa yang ganteng, ayo kita kelual, kita kan mau jalan-jalan." ujar
"Iya." ujar Dava singkat.
Dava dan Diva pun berjalan bersama,
"Hallo." sapa Aksa kepada orang disebrang sambungan telfonnya.
"Daddyy ayo jalannnn." teriak Diva.
"Ccttt daddy lagi telpon olang." ujar Dava memperintahkan.
"Okee...okee." ujar Diva dengan berbisik.
"Iya oke, saya kesana." ujar Aksa mengakhiri pembicaraan.
"Daddy, ayo jalan." ajak Diva.
Aksa mensejajarkan tingginya dengan berjongkok di hadapan Diva dan Dava.
"Daddy minta maaf ya hari ini kita batalin jalan-jalan nya," ujar Aksa terpotong.
"Yahhh Daddyy gimana cih." protes Diva.
"Ya bialin aja dong, kan daddy mau kelja." elak Dava.
"Daddy janji deh, besok kita bakal jalan." ujar Aksa membujuk.
"Kemana?" tanya Diva yang memang cerewet.
"Emm, kita ketaman aja gimana?" tawar Aksa.
"Okay." setuju Diva.
"Ketaman?" potong Vina.
"Iya, kenapa? Kamu punya ide lain?" tanya Aksa.
"Ehh ngga kok." ujar Vina gelagapan.
"Yaudah daddy pergi kerja dulu ya." ujar Aksa.
"Oke." saut Dava, Diva dan Vina, mereka pun bergantian mencium tangan Aksa.
"Hati-hati ya." ujar Vina yang disusul dengan satu kecupan dikeningnya yang diberikan Aksa.
Aksa berjala memasuki mobil dan perlahan meninggalkan perkarang rumah tersebut.
Saat mobil yang Aksa kendarai sudah benar-benar tidak terlihat barulah Vina dan anak-anak nya masuk.
"Yahhh ngga jadi jalan." ujar Diva sambil menghempas kan tubuhnya di sofa samping Dava.
"Belicik banget kamu." protes Dava.
"Bialin, telcelah aku lah." bela Diva
Tanpa membalas ucapan Diva tadi, Dava langsung beranjak pergi kekamar mereka dan kembali memainkan mobil-mobilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.