Rey.
"Halo"
"Halo Sa, lo ngapain aja sih gue telfon ngga ngangkat-ngangkat?"
"Yaelah gue Bocan (Read:bobo cantik), ada apaan?"
"Vina Sa..."
"Lo bisa ngga sih kalo ngomong ngga usah di potong-potong."
Terdengar isakan kecil Rey di seberang sana.
"Plis bilang ke gue kalo Vina gapapa Rey." Aksa panik.
"Vina udah ngga ada buat kita."
Tangis Rey semakin terdengar dan sepertinya disana sudah ada orang lain, entah siapa pun itu.
"Lo kalo mau becanda jangan pake cara ini plis."
Aksa sangat terguncang sekarang
"Gue tau batas buat becanda!"
Dan telfon dimatikan.
Pikiran Aksa masih tertuju pada semua kalimat Rey, antara percaya atau tidak tapi barusan dia juga bermimpi di tinggalkan oleh Vina.
Tanpa pikir panjang Aksa langsung menyambar kunci mobil nya yang berada di atas meja dan langsung beranjak pergi tanpa ijin ke ayahnya ataupun Angel.
Aksa tidak tau seberapa cepat ia melajukan mobilnya toh iya pikir ini tengah malam dan jalan pasti sepi.
Sesampainya Aksa di rumah sakit Aksa langsung berlari sekencang mungkin di koridor rumah sakit yang tampak sepi, dan tak disangka ia berpapasan dengan dokter yang selama ini merawat Vina.
"Dok.." ujar Aksa dengan hati yang sangat getir.
"Saya tau perasaan anda, tapi sebaiknya anda harus bisa menenangkan hati anda." ucap dokter tersebut menepuk pundak Aksa kemudian pergi.
Aksa langsung bergegas keruangan Vina, di depan pintu ruangan itu terlihat ada Rere, Tamam, Vero, Rey, dan kedua orang tua Tamam yang memang sangat dekat dengan keluarga Delmora.
"Kenapa Vina?!" tanya Aksa dengan mmbentak.
Hening, yang terdengar hanyalah isakan-isakan kecil dari mereka.
"Sekali lagi gue tanya, VINA KENAPA?"
tak ada yang sanggup menjawab.
Aksa melangkah maju kearah Tamam.
"Buat apa lo nangis? Bukan nya lo yang bilang kalo Vina butuh doa? Sekarang dia lagi ngelawan kematian dan kalian nangis?" Aksa membentak semua yang ada disana.
Rey berdiri dari duduk nya. "DAN KEMATIAN YANG MENANG!" Rey membentak Aksa dengan kasar.
"Apa lo bilang?" ucap Aksa yang tak bisa menahan genangan air matanya.
"Ade gue udah ngga ada, segitu ngga penting nya kah ade gue sampe di detik-detik terakhirnya lo ngga bisa dateng?" ucap Rey
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.