"Oke gue kasih tau aja ya maksud dari ucapan gue tadi. Lo ninggalin gue waktu itu karna lo punya pacar lain kan di belakang gue? Dan lo cuma manfaatin uang gue buat bangkitin perusahaan bonyok lo yang lagi bangkrut waktu itu. " Aksa tersenyum sinis saat melihat wajah yang tak bisa di artikan dari Viona.
Aksa bertepuk tangan dan melanjutkan perkataannya. "Lo hebat banget sumpah nyembunyiin yang beginian sampe-sampe gue baru tau sekarang. DAN satu hal lagi–gue juga bakal mastiin perusahaan bonyok lo itu bangkrut untuk yang kedua kalinya." Aksa berkata sambil menbentak Viona.
Aksa memang baru mengetahui bahwa dulu Viona memutuskan hubungan mereka karena alasan sekeji itu, begitu pula sahabat-sahabatnya yang bahkan baru mengetahui bahwa Aksa dulu sempat bertunangan kecuali Tamam yang memang sudah mengetahui hal itu dari Vina.
"Sa...lo ngomong apaansih. Dulu gue beneran mutusin segalanya karena gue mau fokus belajar dan sekarang gue kembali sama lo Sa." ujar Viona dengan muka yang sangat memelas.
"Lo tau kenapa gue masih mau sama lo beberapa waktu lalu? Karena gue fikir alasan yang lo lontarin ke gue selama ini itu REAl dan ternyata..haha ZONK!!!" Aksa mendorong tubuh Viona.
Viona tertegun dengan perkataan Aksa bahkan dia terisak sekarang.
"Lo masih bisa ngeluarin air mata buaya lo di depan Aksa? Harga diri lo kaya nya udah lo buang ya sampe lo bisa mainin drama giniian?!" ujar Rey yang memang sudah terlanjur kesal.
"Lo tau kenapa sekarang ade gue ada di rumah sakit?" tanya Rey kepada Viona yang hanya mendapat gelengan.
"Dia sakit kangker otak dan LO-ngebuat Aksa pergi dari Vina disaat ade gue itu tau tentang penyakitnya." ujar Aksa sembari tersenyum sinis.
"Jadi, sekarang lo udah bisa nilai seberapa kejinya diri lo kan?VIONA!!!" tambah Rey dengan tegas.
"Lo bohong. Kalian semua bohong. Kalo emang dia kangker kenapa dia ngga botak atau semacamnya?" ujar Viona sambil menunjuk dada bidang Rey.
"Lo tau apa tentang kehidupan nya ade gue sih?? Sampai lo bisa bilang kalo dia ngga botak?!" tanya Rey dengan wajah angkuh.
"Ya-tau lah kan gue setiap hari ketemu sama dia dan menurut gue rambutnya sama aja tuh kaya dulu." saut Viona tak kalah angkuh nya.
"Cabe-cabean kaya lo emang otaknya dangkal banget ya. Rambut yang ada di kepalanya selama ini itu rambut palsu dan dia yang nyuruh gue buat nyariin rambut palsu yang sama persis kaya model rambut dia, biar ngga ketauan sama orang-orang termasuk AKSA." ujar Rey yang membuat Viona tertegun bahkan Vero dan Tamam pun memancarkan muka tidak percayanya karena memang mereka berdua juga belum tau.
Viona masih terdiam karena kehabisan kata-kata...
"Lo udah kehabisan kata-kata kan?, jadi mending sekarang lo pergi aja deh dari sini." Tamam angkat bicara.
Viona tidak menghiraukan ucapan Tamam dan kembali menatap Aksa.
"Tapi Sa apa salahnya gue mau berubah?, oke gue dulu emang salah cuma mau manfaatin lo tapi sekarang gue cuma mau, bisa bareng sama lo lagi." ujar Viona sambil memegangi tangan Aksa.
"Emang cewe kaya lo bisa berubah–hmm?" tanya Aksa dengan tatapan kosong.
"Bisa, because i love you Sa." ujar Viona yang tetap memegangi tangan Aksa.
Aksa menyentak tangannya dengan sekali sentakan yang berhasil melepas tangan Viona yang tadinya menggenggam tangan nya.
"But, i'm NOT." ujar Aksa dengan penuh penekanan.
"Sa..." panggil Viona.
"Pergi sekarang atau gue berlaku lebih kasar lagi sama lo?!" ujar Aksa sembari menunjuk pintu rumahnya.
Akhirnya Viona yang memang sudah kehabisan kata-kata pun memilih pergi dari rumah Aksa.
Setelah Viona pergi mereka pun kembali duduk mendinginkan hati.
"Gue ngga habis fikir lo pernah punya tunangan macam tawon kelelep." ujar Vero setengah meledek.
"Aksa kan dari dulu rajin makan micin plus nyimeng. Ya ngga Sa?" ujar Tamam sambil menyenggol badan Aksa yang berada di sampingnya.
"Terserah lo aja Mam yang penting lo bahagia luar dalem." ujar Aksa sambil mutar bola matanya malas.
"Kaya nya lo bisa sedikit bernafas lega sekarang karena gue bakal bantuin lo buat dekat lagi sama ade gue yang kadang baik kadang kaga, ya tapi mungkin agak susah sih ya." ujar Rey.
Aksa mengernyitkan dahi nya bingung. "Setelah semua yang gue lakuin ke ade lo, masa lo masih mau bantuin gue?" tanya Aksa heran.
"Ya sebelumnya sih gue ada niatan buat ngebunuh lo kalo lo berani deketin ade gue, ya–tapi kan sekarang gue udah tau alasan lo bisa kecantol lagi sama si cabe gagal pelantikan itu apaan, ya jadi lo ngga bakal gue bunuh dan gue bakal bikin kalian berdua deket lagii." ujar Rey.
"Emmm Rey gue boleh nanya?" ujar Vero sembari memegang pundak Rey.
"Apaan?"
"Tadi itu lo ngomongnya keputar kepelilit, bahkan guru bahasa Indonesia aja mungkin ngga ngerti lo ngomong apaan!" ujar Vero, *oke sip ini kalimat terpanjang dari Vero hari ini guys. Abaikan!.
"Yang penting mah gue tau intinya." saut Aksa dengan bahagia.
"Apa intinya?" ucap Vero dan Tamam bersamaan.
"Intinya itu Rey mau bikin gue sama ayank Vina deket lagi kann??" ujar Aksa sembari mengedipkan sebelah matanya dan ditambah cengiran kuda alanya.
"Ya intinya hampir mirip lah sama yang dia bilang." ujar Rey.
"Aduhh Rey, makasih lo baik banget dahh." ujar Aksa sembari memeluk Rey.
"Eh Sa, lepasin bego, elah, kita kaya homo ini." ujar Rey sanbil terus berusaha mendorong Aksa.
"Lo emang homo aja belagu." ujar Tamam sembari menoyor kepala Rey yang sudah lepas dari pelukan hangat Aksa.
"Oh sorry, gue normal ya!, Vero tuh yang homo." ujar Rey sambil melirik ke arah kiri yang hanya terdapat Vero disana.
"Loh Ro–Taman mana?" tanya Rey yang bingung akan hilang nya Tamam dengan sekejap mata.
"Tungguin aja paling bentar lagi dateng." persis setelah Vero mengatakan kalimat tersebut muncullah sesosok Tamam dari arah belakang dengan tangan yang dipenuhi oleh berbagai macam makanan ringan.
"Si anjing emang, gue punya lima orang ajaaa temen kaya lo Mam–bentar aja paling bangkrut." ujar Aksa sembari menatap Tamam intens.
"Ya allah ya tuhan lo alay banget sih Sa ini cuma makanan ringan." balas Tamam.
"Lo tau aja sih Mam kalo kita lagi pingin nyemil." ujar Vero yang langsung mendapat jawaban dari Tamam. "Aku kan perhatian sama kalian, emangnya Aksa sama sahabatnya sendiri aja pelitnya nauzubilah." saut Tamam.
"Yaelah bukannya gue pelit, gue cuma males denger ocehan bokap gue yang harus beli makanan ringan lebih cepat dari biasanya." ujar Aksa namun selalu dapat di tepis oleh kawan-kawannya itu
"Bokap lo pasti ngewajarin kalo makanan ringan lo abis gara-gara kita, tenang aja napa sih." ujar Rey menimpali.
"Yaudah makan tuh sono sampe kalian muntah-muntah." ujar Aksa lalu mengambil satu buah makanan ringan yang berada di tangan Tamam.
***
Hai readers
update lebih cepat dari biasanya kan?
Haha iyalah gue mah gitu
*ok skip ngelantur.Kalo ceritanya mulai ngga jelas tolong di maklumi.
Kalo ada typo tolong dimaafkan.
Yang udah baca tolong di vote.
Yang udah vote kalo mau silahkan di coment.
Udah itu aja.
See u.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Fiksi RemajaPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.